Part 118

100 8 0
                                    

..

Siang ini sehabis makan siang aku sedang berada di kamar bersama mas yang sedang bersiap-siap akan bertemu dengan seseorang dan aku hanya memperhatikan tanpa niat membantu gak tau kenapa perasaanku saat ini, setelah mas selesai aku berjalan lebih dulu keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tengah dimana semua orang sedang melanjutkan ngobrol yang terjeda.

"lh le kamu mau kemana? "tanya Umi kepada Mas.

"mas ada keperluan sebentar mik di luar, izin keluar sebentar Ayah"ucap Mas kepada Ayah membuat Ayah menatapku.

"sama adek? "

"nggak yah, mas pergi sendiri"jawabku dengan nada biasa membuat semua orang menatap diriku.

Mas menghela nafasnya dan langsung izin kepada semua orang setelah itu aku berjalan lebih dulu kehalaman depan,
"sayang"

"hm"

"adek gak boleh seperti itu lh? Kenapa adek sampai marah kepada mas? Kan mas hanya akan bertemu dengan seseorang dan itu bukan ustadzah alira atau pihak keluarganya"ucap Mas membuatku diam.

"yaudah gini deh sini hp adek"ucap Mas seraya meminta hpku.

Aku memberikan hpku dan setelah itu mas mengambil hpnya dan diberikan kapadaku,
"adek pegang hp mas dan mas pinjam hp adek untuk mengabari orang yang akan mas temui, di hp mas masih ada chatingan dengan orang yang akan mas temui adek bisa baca itu sudah ya mas berangkat sekarang ya"ucap Mas seraya menatapku dan aku hanya menganggukan kepalaku lalu mencium tanganku.

Mas mencium keningku setelah itu mas masuk kedalam mobil dan aku memastikan mobil keluar dari halaman baru setelah itu aku masuk dan bergabung dengan yang lain di taman belakang, Sampainya ditaman belakang aku membuka handphone suamiku dan melihat chatingan yang mas masuk.

'mas bertemu dengan pak Ilham? Mau apa mas bertemu dosenku?'ucapku dalam hati tapi saat aku sedang membaca chatingan suamiku tiba-tiba tlp dengan nomer tak dikenal masuk membuatku langsung mengangkatnya.

📞

"Assalamualaikum Mas Ali, apa kabar? Aku kangen deh sama Mas udah lama ya kita gak ketemu aku rindu banget"

"Halo, mas ali"

"Waalaikumsalam, ini bukan mas ali melainkan istrinya"

"gak punya malu ya bilang kangen, bilang rindu sama suami orang hahaha jangan membangunkan jiwa bar saya jika kamu gak mau disakiti"

"kenapa diam? Gak berani bicara? Kesempatan kamu tinggal satu jika sekali lagi kamu ganggu suamiku, kamu akan tau bahwa ucapan ku bukan mainan belaka"

"saya mohon ning izinkan saya menjadi istrinya Gus"

"berapa kali saya bilang bahwa saya tidak akan melepaskan suami saya, dia milik saya dan akan tetap menjadi milik saya jadi saya mohon sebelum saya melakukan hal yang kamu sendiri gak nyangka lebih baik mundur dari sekarang"ucapku yang penuh dengan emosi membuat semua abang dan sepupu menatap ku, sahabat-sahabat ku yang sudah tau ceritanya hanya diam.

"saya akan terus perjuangkan cinta saya ning, sampai kapan pun"

"hahaha, saya gak habis pikir ada cinta yang seperti ini benar kata suami saya jika kamu cinta harusnya bisa melepaskan. Inget kata-kata saya, jangan main-main dengan saya atau kamu akan menyesal Assalamualaikum"

📞

Aku menutup telp dan terdiam menangkan diriku, abang mengusap kepalaku membuatku menatap bang arya yang berada disampingku.

"ada apa si? Kenapa adek bersikap kaya tadi ke Gus? Dan siapa yang buat adek marah barusan? "tanya bang Arya membuat tangisku tumpah dan abang langsung memeluk diriku.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang