Part 61

220 18 4
                                    

..

Andini POV

Derai air mataku semakin menjadi saat Ayah tercekat setelah menyebut namaku membuat Ayah memberhentikan ucapannya dan aku pun mendengar isakan tangis Ayah, air mataku luruh setelah itu Ayah kembali mengucapkan kalimat sakral untuk memberikanku kepada lelaki yang saat ini sedang berjabat tangan dengannya.

"Saudara Muhamad Ali Imran"

"saya"

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Andini Putri Pertiwi dengan perhiasan Berlian 250 gram dengan uang 42.000.000 juta rupiah dan sepangkat alat sholat dibayar tunai"ucap ayah dengan tegasnya

"Saya terima nikah dan kawainnya putri bapak Andini Putri Pertiwi dengan perhiasan berlian 250 gram dengan uang 42.000.000 juta rupiah dan seperangkat alat sholat. Tunai "jawab Lelaki yang berjabat tangan ayah dengan lancar membuat semua orang mengucapkan kata Sah, membuat semua ruangan mendengar kata itu dan setelah itu pak penghulu berdoa sedangkan aku, Hani dan Aisyah berpelukan seraya mengucapkan kata syukur.

"Barakallah ya An, aku ikut senang dengan status barumu"ucap Hani memelukku.

"makasih ya Han, tapi tetap saja jangan pernah ninggalin aku ya Han"jawabku dengan haru.

"pasti"

"Barakallah ya An, doa terbaik untukmu dan suamimu"ucap Aisyah.

"makasih ya syah"

"huaaaa, besti gua udah jadi istri selamat ye yaallah gua terharu banget sumpah"ucap Vano yang masuk kedalam ruangan ini dengan teriaknya membuat kami terkejut.

"Van, loe gak bisa apa kalo gak teriak"

"kaga, gimana dong gua lagi sedih ini teh ditinggal nikah padahal gua duluan yang tunangan tapi loe duluan yang sold out gimana si"ucap Vano kepadaku.

"derita loe, Syah kayanya kamu harus fikir-fikir lagi deh"ucapku.

"kayanya An"

"yaallah yank tega banget si, bully ajah trus"

Tawa kami bertiga terhenti saat abang membuka pintu dan kak Azizah membawaku turun, tanpa ada ucapan aku, abang dan kak Azizah menuruni tangga satu persatu. Aku trus menundukan kepalaku dan saat dianak tangga terakhir, kami berhenti karna ada sosok lelaki dihadapanku tapi sebelum itu abang berbicara pada lelaki yang sudah resmi menjadi suamiku itu. Aku mendengar jelas apa yang abang bicarakan dan setelah selesai abang membawa kak Azizah, beberapa menit aku merasakan ada tangan di kepalaku dan lelaki itu membacakan doa untuk diriku.

"Allahuma inni as'aluka min khairiha wa hairi ma jabaltaha'alaihi. Wa a'udzubika min syarrihaa wa min syarri ma jabaltaha'alaihi"ucapnya membuatku menadahkan tanganku dan mengaminkannya.

"Yaallah sesungguhnya aku memohon kepadamu kebaikan dirinya dan kebaikan yang engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepadamu dari kejelekannya dan kejelekan yang engkau tetapkan atas dirinya." (H.R Abu Dawud 2/248 Ibnu Majah 1/617 dan lihat shahih Ibnu Majah 1/324)

Setelah itu kami saling terdiam dan aku masih menundukan kepalaku tapi setelah lelaki di hadapaku mengucapkan salam, suaranya membuatku teringat seseorang yang membuatku langsung menatap lelaki dihadapan ku ini.

Dan betapa terkejutnya aku melihat lelaki yang tak ku sengaja ku tabrak dan menabrakku di masjid Bandung dan Masjid agung Jogja,
"Assalamualaikum Ya jauzati"ucapnya dengan senyumnya.

'Gus ali? Kok dia? Sebenernya ada apa ini semua? Gus Ali suamiku? Dia yang menjabat tangan ayah? Dia yang mengkhitbah ku? Yaallah yarabb'ucapku dalam hati dengan mode on terkejut.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang