Part 10

302 22 4
                                    

**

Andini POV

Saat ini aku sedang mengemas barang-barang yang akan ku bawa ke Itali besok bersama Abang, Ntah berapa lama aku disana aku tak tau yang terpenting Aku pergi menjauh dari orang-orang yang pernah menyakitiku.

Aku memasukan beberapa pasang baju untukku disana karna kata Abang Cuaca disana sedang dingin makanya aku membawa banyak pakaian tebal, saat aku sedang sibuk mengemas tiba-tiba pintu kamar ku terbuka saat ku berbalik ternyata ayah yang membuka pintu kamarku.

"Ayah"ucapku.

"Adek akan meninggalkan Ayah? disini, sendiri? Adek akan pergi"ucap Ayah dengan mata berkaca-kaca.

"Ayah, bukan maksud Adek-, "

"Adek akan pergi meninggalkan Ayah sendiri, lalu siapa yang akan menemani Ayah jika adek pergi"ucap Ayah memotong ucapan ku dan saat ini Ayah yang sudah menangis terduduk di ranjangku.

Aku mendekat ke Ayah dan menggenggam tangan Ayah, air mataku ikut luruh melihat Ayah menangis.
"bukan maksud Adek ingin pergi dari Ayah, tapi Adek ingin menjauh sesaat dari orang-orang yang menyakiti hati adek. Adek minta maaf kalau keputusan adek salah, tapi Adek akan pulang Ayah adek gak pergi selamanya rumah ini akan tetap menjadi rumah adek disaat adek sudah lelah berlari dari semua masalah adek pastinya Adek akan pulang kerumah ini. Adek minta izin ayah, untuk adek berlari sesaat"ucap ku yang sudah menangis dengan menundukan kepalaku di punggung tangan ayah.

"Ayah tetap yang terbaik untuk Adek, adek gak mungkin dengan gampang meninggalkan Ayah begitu ajh tapi saat ini Adek ingin berlari sesaat saja Ayah izinkan adek"

"Adek minta Izin Ayah, tolong izinkan Adek pergi bersama Abang"ucapku dengan isakan tangis.

"baiklah, pergilah tapi jangan terlalu lama Adek tau kan Ayah tidak bisa tanpa Adek. Adek adalah semangatnya Ayah, adek adalah cintanya Ayah jadi pergilah tapi jangan terlalu lama, Adek janji sama Ayah untuk Adek tidak lama-lama pergi dari Ayah"ucap Ayah membuat ku menatap Ayah dan menganggukan kepalaku.

"Adek janji, Adek gak akan lama disana Ayah bisa pegang janji Adek"ucap ku yang langsung memeluk Ayah.

Aku dan Ayah berpelukan dengan tangisan kami yang masih luruh, bukan Ayah saja Aku pun tidak akan bisa jika tanpa Ayah tapi saat ini Aku benar-benar merasa lelah dan ingin berlari dari semua lelahan itu.

"Terimakasih Ayah, terimakasih sudah beri adek izin"ucap ku.

..

Abang sudah memesan tiket pesawat tadi malam dan pagi ini semua barang ku sudah dimasukan kedalam bagasi mobil bersama satu koper abang, saat ini Aku dan semua keluargaku sedang sarapan di meja makan besar.

Setelah sarapan yang akan mengantar ku dan Abang ke bandara hanyalah Ayah, Paman, Kak Azizah dan Abang Iparku. Selesai berpamitan dengan Kukung dan Yangti aku pun langsung masuk kedalam mobil, Aku duduk di depan bersama Ayah.

Saat aku sedang dalam perjalanan menuju bandara tiba-tiba Handphone ku berdering bertanda ada panggilan tlp, saat ku lihat tertera nama Hani disana.

📞

"Assalamualaikum Han"

"Waalaikumsalam Din, gimana kabar kamu? Maaf aku gak bisa jenguk kamu dan melihat kondisimu kemarin"

"Aku baik, gpp aku ngerti kok"

"Makasih ya Din kamu udah ngerti aku, oh ya bisa gak kita ketemu ada yang mau aku bicarakan"

"maaf Han, gak bisa Aku lagi otw mau ke bandara"

"hah bandara? Ngapain? Kamu mau pergi? "

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang