Part 74

166 15 2
                                    

..

Setelah perjalanan 7-8 jam akhirnya kami semua sampai di pondok pesantren milik mertuaku, sebelum keluar dari mobil aku pun merapihkan jilbab dan memakai Cadar yang ku bawa karna yang menyambut kami santri, satriwati, ustadz dan ustadzah. Keluarga Ndalem juga Yangkung dan Yangti juga ikut menyambut kami di pintu gerbang pondok, Seteleh selesai Mas membuka pintu mobil dan menggegam tanganku.

Aku dan Mas jalan lebih dulu di ikuti keluargaku di belakangnya, setelah Mas mencium tangan Abah dan Umi diikuti aku yang langsung di peluk Umi sebelum aku mencium tangannya.

"Umi udah kangen banget sama menantu Umi, bagaimana keadaan mu nak? "tanya Ibu setelah pelukan nya dilepaskan, aku mencium tangannya lalu menatapnya.

"Aku juga kangen sama Umi, alhamdulillah aku baik. Umi abah dan yang lain bagaimana? "tanyaku menatap Abah dan mencium tangannya.

"Alhamdulillah semuanya baik nak"jawab Abah membuatku menganggukan kepala.

Setelah itu aku memeluk Mbak Aini, Yangti dan Yangkung dan menangkupkan tangan ku ke Gus Haidar suaminya Mbak Ning Aini. Saat kami sedang berjalan menuju Ndalem tiba-tiba ada yang berteriak menyebut kata 'Pak'de'dan dia adalah Halimah.

"Pak'de"

"Masyaallah keponakan Pak'de"ucap Mas yang langsung menangkap Halimah dan menggendongnya.

"Limah kangen Pak'de"ucap anak kecil itu.

"oh ya, pak'de juga kengan sama Limah nanti kita main ya sama Bu'de juga"jawab Mas seraya mentapku membuatku melambaikan tangan dan mendekat ke mereka.

"Assalamualaikum Halimah"ucapku membuat Halimah menatapku heran.

"Waalaikumsalam pak'de kok suara Bu'de seperti Halimah kenal ya"jawab Halimah membuat semua orang tertawa.

"memang siapa? Halimah kenal siapa? "tanya Mas memperjelas ingatan Halimah.

"seperti, Tyty yang waktu itu ketemu Limah di sini juga di Mall Pak'de"jawab Halimah membuatku tertawa dan mengusap kepalanya.

"iya benar Halimah ini Tyty, kamu apa kabar cantik? Mau susu, Tyty ada susu kamu mau? "ucapku mengambil susu kotak yang berada di tasku.

"Ihh ini bener Tyty?"jawabnya seraya mengambil susu dari tanganku.

"iya cantik"

"bilang apa dong sama Bu'de nya"ucap Mas kepada Halimah.

"Syukron Ty"

"Afwan sayang"jawabku seraya mengusap kepala Halimah dan melanjutkan berjalan menuju Ndalem.

Sampainya di Ndalem aku dan suamiku berpisah, Umi mengjak ngobrol para perempuan di ruang Tv sedangkan para lelaki diruang tamu. Aku bersyukur melihat kebahagiaan ini apalagi melihat Ibu yang sepertinya sudah lumayan tenang, begitu juga dengan diriku Alhamdulillah sudah lebih bisa menerima semuanya dan ikhlas.

"kamu pasti cape kan Nak? Umi panggilkan Mas ya, untuk bawa kamu ke kamar? "tanya Umi kepadaku.

"gapapa Umi, gak kok cape ku hilang karna melihat Umi. Makasih ya Umi sudah menerima ku sebagai menantu Umi bimbing aku menjadi istri yang baik untuk Mas ya Mik"jawabku seraya menggegam tangan Umi.

"tak ada alasan buat Umi menolak kamu sebagai menantu Umi nak, karna Umi tau kamu orang yang baik, kamu wanita yang yang cocok dan bisa dibimbing oleh anak Umi"ucap Umi membuatku tersenyum.

Tiba-tiba Mas datang keruang TV dan memanggilku untuk ikut dengannya, Aku mengikuti langkah Mas yang ternyata masuk kedalam kamarnya membuatku menatapnya setelah menutup pintu.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang