Part 80

170 14 1
                                    

..

Malam telah tiba dan tadi setelah makan malam bersama dan sholat isya aku memutuskan ke kamar lebih dulu tanpa menunggu Mas sedang mengobrol dengan Abah dan Umi, saat ini aku sedang di depan jendela memperlihatkan suasana malam yang damai dan tenang.

Aku memikirkan ucapan Mas kepada paman tadi siang, entah kenapa itu membuat aku terus kefikiran,
'apa iya aku dan Mas akan berjauhan? Kami akan LDR? Apa aku bisa menjalani kehidupan tanpa Mas, kenapa aku merasa ketergantungan dengan Mas setelah adanya Mas dalam hidupku'ucapku dalam hati.

Lamunanku berujung aku tak menyadari suamiku yang sudah menaruh selimut di pundakku, tapi saat rangkulannya membuatku tersadar dan mentapnya terkejut.

"kamu mikirin apa?"tanyanya membuat ku diam.

"Mas aku minta maaf jika membuat planing apa yang akan ku lakukan selanjutnya tanpa bicara sama kamu, seperti yang Mas dengar tadi saat aku bicara sama paman tentang cabang Anha media di Jogja itu alasannya seratus persen karna kamu. Kenapa karna kamu, benar kata Bibi setelah seorang wanita menikah tugas dia ya mengikuti kemana langkah suaminya pergi dan saat ini izinkan aku ikut bersama kamu, mengikuti setiap langkah suamiku dimanapun dia berada, aku akan terus gapai ridhonya sampai Allah menjemput salah satu dari kita"ucap ku menatap Mas yang dari tadi diam.

"kenapa aku mau buat Anha media di cabang Jogja, agar aku tidak perlu berjauhan dengan suamiku hanya untuk menunaikan pekerjaanku"

"sayang, Mas minta maaf karna telah membuka buku planingmu kemarin pagi sebenernya mas sudah tau dari buku planingmu tentang ini dan Mas hanya menunggu kamu bercerita. Mas bersyukur sama Allah karna telah mempertemukan kita dan mempersatukan kita dalam ikatan halal, makasih sudah mencoba terbuka sama Mas dan sayang jika yang kamu takutkan adalah kepergianku maka Aku akan terus yakin kan kamu jika aku gak akan pernah ninggalin kamu sampai Allah menjemput salah satu dari kita"ujar mas seraya terus menatapku dan menggenggam tanganku erat.

Mataku berkaca-kaca mendengar setiap kata yang diucapkan oleh suamiku ini,
"maaf telah acuh sama kamu hari ini, Mas hanya dilanda dilema dan kebinggungan"ucap Mas yang terjeda saat melihat air mataku luruh dan dengan cepat dia menghapusnya.

"jadi bener kita akan LDR? "tanyaku membuat Mas langsung terdiam menatapku.

"kamu mendengar pembicaraan aku dengan paman tadi?"

Aku hanya menganggukan kepalaku lalu Mas menghela nafasNya, ku tatap matanya lalu Aku langsung masuk kedalam pelukannya menangis disana menumpahkan rasa takut kehilangan yang besar.

"maafkan Mas sayang, Mas minta maaf"ucapnya dan aku hanya menggelengkan kepalaku.

"tidak Mas, jangan meminta maaf Aku siap jika kita harus LDR tak apa tugasmu lebih penting baktimu pada Abah lebih utama Aku faham dan aku mengerti insyaallah aku akan segera menyelesaikan semuanya dan ikut bersama Mas kemana pun Mas pergi"jawabku seraya menatapnya.

"terimakasih sayang sudah mau mengerti semuanya, insyaallah Mas akan sering menjenguk kamu di jakarta tapi kamu harus janji bahwa kesehatan nomer satu tidak ada aku bukan berarti jam kerjamu tidak teratur ya sayang. Mas akan terus pantau kamu dari mana pun dan nanti Mas yang akan bicara sama Ayah dan Ibu"ucap Mas dan aku hanya menganggukan kepalaku.

"bukan hanya aku ya Mas yang terbuka dengan kamu, tapi kamu juga harus terbuka sama aku bukan berarti aku orang pemikir tapi kamu malah tertutup sama aku karna gak mau aku kepikiran"

"iya sayang, maaf ya mas sudah memendam masalah ini sendiri makasih udah mencoba untuk terbuka sama Mas"

"iya Mas"

"berarti besok kita pulang ke jakarta, sehari aku disana lusanya aku balik ke Jogja dengan penerbangan karna lusa juga aku ada metting untuk cabang resto berikutnya gapapa kan? "tanyanya kepadaku.

"gapapa Mas, tapi kita mampir ke rumah Uwa dulu ya aku kangen Abah dan Uti"jawabku.

"iya sayang"

Kami berpelukan dan Bulan juga Bintang menjadi saksi bahwa aku sangat mencintai suamiku ini, saat aku sedang menikmati pelukan hangat yang diberikan Mas tiba-tiba Mas membisikan sesuatu padaku membuatku menunduk malu.

"sayang, sunnah yuk"bisik Mas membuatku terdiam dan Mas menarik daguku ke atas agar bisa menatapnya.

"mau kan? "tanyanya dan aku hanya menganggukan kepalaku lalu Mas langsung memintaku bersiap-siap whudu karna kami akan melaksanakan sholat sunnah dulu.

Selesai sholat sunnah Mas berbalik dan aku mencium tangannya gak lupa Mas mencium keningku, mata kami bertemu dan Mas langsung menggendongku merebahkan diriku di ranjang dengan perlahan posisi dengan aku yang masih memakai mukena.

"Berharap dia cepat hadir iya, tapi aku tidak memaksa untuk secepatnya kita ikhtiar saja ya serahkan sama Allah kapan Allah menentukan kepercayaan kepada kita untuk menjaga salah satu ciptaannya yang akan tumbuh di perut mu sayang"ucap Mas dan aku hanya menganggukan kepalaku.

"kamu siap? "tanyanya dan lagi-lagi aku hanya menganggukan kepalaku membuat Mas tersenyum.

"Bismillahi Allahumma Jannibnasy syaithaana wajannibis syaithaana maa rozaqtanaa"ucapku dan Mas membaca doa bersama-sama membuat kami saling tersenyum satu sama lain.

❤❤❤

*Uhhh gak boleh ngintip ya, biarkan mereka menyelesaikan kegiatan mereka hehehe..

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang