Part 98

148 15 5
                                    

❤❤❤

Setelah kata Sah terucapkan kebahagiaan memenuhi ballroom hotel, yang pada akhir nya bang Arya selesi mengucapkan ijab Qobulnya untuk Mbak Kirani. Membuka kehidupan baru bersama mbak kirani sebagai istri, selesai ijab Qobul setelah itu acara sungkem dimana Ayah, Ibu, Ibu dari Mbak kirani dan pamannya yang tadi menjadi wali duduk di atas pelaminan.

Aku dan Mas juga Kak Azizah dan Bang Luthfi berdiri didekat Ayah, sedangkan Mbak Kirana berdiri di dekat ibunya. Setelah selesai Abang juga Mbak Kirani sungkem dengan semuanya berjalanjut dengan memeluk adik-adik mereka, tangisnya kak Azizah luruh saat abang memeluk kakak.

"gua udah percayakan adik gua sama loe, dia yang paling kuat diantara gua dan Andini tolong di jaga dia dan calon keponakan gua. Kak abang tidak bisa berucap apapun karna abang tau kakak sudah bahagia sama Luthfi"ucap abang yang bisa kudengar.

"makasih abang atas 26 tahunnya bersama dengan kakak, selamat berbahagia dengan pasangan abang saat ini jangan pernah cuek ya bang walaupun sudah mempunyai pasangan tetap menjadi bang Arya yang kakak dan adek kenal selama ini"jawab kak Azizah membuatku menatap arah lain.

"abang gak akan bisa cuek sama Adek-adek abang, kakak tau itu kan"

Setelah itu Abang berdiri didepan suamiku dan memeluk Mas sedangkan mbak kirani memeluk kak Azizah,
"saya tau Gus bisa menjaga dan membahagia adek bungsu saya, titip dia ya Gus adek saya itu sangat manja dia berbeda dengan Azizah yang kuat adik saya yang ini hanya terlihat kuat di luar saja didalamnya sangat lah rapuh tolong dijaga ya Gus apalagi perasaannya sudah cukup dengan semua masalalunya yang melukai perasaan dan hatinya saya sangat berharap Gus lah yang bisa menyembuhkan itu semua"

"saya akan jaga amanah abang, berbahagia dengan kehidupan yang baru Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan keridhoan didalam kehidupan abang yang baru"jawab Mas.

"Makasih Gus"

Saat ini abang berada di hadapanku dengan posisi aku yang hanya bisa melihat kaki abang saja karna aku yang menundukan kepala,
"Adek"ucap abang sangat pelan membuatku langsung menatap abang dan langsung memeluknya.

Pecahlah tangis dan isakan tangisku disana membuat semua orang yang menatap kami ikut dalam larutnya kesedihan yang kami ciptakan,
"kenapa nangis? Ini yang adek inginkan bukan?"tanya abang dan aku hanya menganggukan kepalaku.

"udah dong, ini kan hari bahagia abang masa Adek-adek abang pada nangis si? Apa si yang buat kalian nangis? Takut kasih sayang Abang ke kalian akan berkurang karna abang sudah punya istri? "

"adek, itu gak akan terjadi bang arya tetap abang nya adek dan abang tetap menjadi orang yang pertama berdiri terdepan jika ada yang menyakiti adek"

"Makasih Abang, sudah menjaga adek selama 20 tahun ini. Maafin semua kesalahan adek, maafin semua kenakalan adek, maaf karna buat abang cemas dan khawatir terus, selamat atas kehidupan barunya jangan pergi ninggalin adek ya abang walaupun sudah ada Mas tempat bersandarnya adek tapi peran abang masih adek butuhkan"ucapku penuh dengan isakkan tangis.

"itu udah tugas abang dek, maaf juga ya udah meninggalkan adek sendirian selama 5 tahun abang tau itu gak mudah buat adek tapi abang janji tidak akan meninggalkan adek lagi mulai dari sekarang hingga nanti abang tepati janji abang"jawab abang dan aku hanya menganggukan kepalaku.

Abang mencium keningku lalu melepaskan pelukan kami menghapus air mataku dan di akhiri mencubit hidungku,
"ih abang, sakit tau"ucapku dengan isakan yang masih ada tapi tidak dengan air mata membuat semua orang tertawa dan abang ikut tertawa.

"habisnya adek abang jelek, kalau nangis gitu"

"ih, emang kata Abang diri abang ganteng kalo habis nangis udah ah males sama abang aku mau peluk kakak ipar pertama ku dulu"ucapku yang langsung memeluk mbak kirani.

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang