..
Ali POV
Aku menatap sedih istriku yang masih terdiam dengan fikirannya yang entah kemana, aku tidak mengerti dengan semua tapi aku cukup geram dengan lelaki tadi yang sudah menghina istriku tepat didepan mataku sendiri mungkin jika tadi istriku tidak tahan aku sudah berhasil memberikan pukulan kepada lelaki itu.
Sampainya di halaman dia langsung keluar dengan mengabaikan Halimah yang beberapa kali memanggil istriku, aku menggendong Halimah dan membawanya masuk kedalam rumah.
Didalam rumah semua orang sedang kumpul diruang tengah, semua orang terkejut melihat istriku yang masuk rumah dengan keadaan menangis.
"adek, adek kenapa? Kok adek Pulang-pulang nangis?"tanya Bang Arya yang langsung memeluk istriku.
Dipelukan bang aryalah tangis istriku pecah bahkan aku diam melihat kondisi istriku yang kembali rapuh,
'yarabb bantu aku kuatkan istriku kembali'ucapku dalam hati."adek jawab abang ada apa? Gus ada apa ini? "tanya bang Arya menatapku.
"le ada apa? Kenapa istrimu pulang dalam keadaan menangis? "tanya Umi kepadaku membuatku menyerahkan Halimah kepada Aini lebih dulu dan menceritakan kejadian yang terjadi di Mall tadi.
Semua orang terkejut mendengar cerita dariku bahkan Ibu menangis dan memeluk istriku yang masih memeluk abangnya,
"siapa lelaki itu dek? Temen SMA mu? Yang kemarin ikut membully mu disekolah? "tanya bang Arya tapi istriku fokus pada tangisnya."bawa istrimu ke kamar le, biarkan dia istirahat pasti lelah keadaannya"ucap Abah dan aku langsung menarik tangan istriku tapi saat aku akan membawanya kekamar tubuh istriku melemas dan berakhir pingsan membuat semua syok.
"kak kabari dr. Rizal"ucap Ayah dan aku langsung membawa istriku kedalam kamar diikuti semua orang.
Sampainya di kamar istriku masih dalam keadaan pingsan dan aku mencoba membangunkannya dengan cara mengolesakan minyak kayu putih dihidungnya, tak selang lama dr. datang dengan kondisi istriku yang masih pingsan.
Dr. memeriksa keadaan Andini semua orang tampak cemas, aku lebih cemas aku takut ucapan lelaki tadi mengenai mental istriku yang sedang masa pemulihan.
"bagaimana dokter dengan keadaan putri saya? "tanya Ibu.
"Andini hanya kelelahan, dia terlalu banyak berfikir saya sarankan untuk tidak membuatnya stress"jawab dr. menatap ibu tapi setelah itu menatapku.
"sebaiknya Gus panggil dr. Jihan semoga dia bisa membantu Andini kembali sadar, karna posisi Andini saat ini adalah takut dengan kenyataan. Apa sebelum terjadi ini Andini mendapatkan tekanan atau ucapan tak enak? "
"iya dok"
"hanya dr. Jihan yang bisa memberi solusinya"ucap dr. membuatku langsung menelphone dr. Jihan walaupun ayah sempat bertanya padaku siapa dr. Jihan itu.
30 menit setelah ku tlp dr. Jihan datang dan langsung duduk disisi istriku yang masih memejamkan mata,
"sebentarnya sebelum ini Andini mengalami kejadian apa Mas? "tanya dr. Jihan kepadaku."istri saya sempat mendapatkan ucapan tak enak dan beberapa kali diingatkan dengan kejadian masalalu, saat dimobil menuju rumah istri saya sudah mengalami gejala-gejala itu kembali dia bisa melawannya sampai rumah tapi setelah istri saya menangis dia malah pingsan dan sulit untuk bangun"ucap ku kepada dr. Jihan yang menganggukan kepalanya dan setelah itu dr. Jihan menggenggam tangan istriku.
"Assalamualaikum Andini, aku dr. Jihan bagaimana keadaanmu? Andini ikuti intruksiku ya jika kamu mendengar suaraku genggam erat tanganku"ucap dr. Jihan yang berbicara dengan istriku seraya mengangkat tangan istriku yang di genggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )
RomanceAllah Subhaanahu Wa Ta'ala berfirman: وَإِنْ عَزَمُوا الطَّلاَقَ فَإِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ "Dan jika kalian bertekad kuat untuk thalaq, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Q.S al-Baqoroh:227) .. Tidak ada yang mengin...