..
Saat aku sedang ditenangkan oleh Hani bahkan air mataku trus mengalir melihat bingkai yang tadi ku ambil, aku masih gak nyangka keluarga yang dulu pernah bahagia sekarang malah membuat luka, saat aku mencoba tenang tiba-tiba masuk lah seorang lelaki seusiaku.
"Assalamualaikum"ucapnya membuat kami semua menatap dia, dia adalah reynand anak dari Uwa Putra dan Uwa Icih.
Reynand menatapku dan abang secara bergantian setelah dia mencium tangan Waicih dia pun langsung bersalaman dan berpelukan dengan Abang,
"Rey kira abang akan melupakan bandung"ucap Rey yang dapat kudengar."untuk melupakan tidak rey tapi butuh hati yang pulih untuk kesini"jawab abang dan setelah itu rey menatapku.
Aku mencoba tersenyum dan kami pun bersalam, Rey memelukku dan aku membalas pelukannya. Sepupuku ini dulunya teman bercandaku saat aku sedang berlibur dibandung.
"Enand sangat seneng bisa liat Dini lagi"ucap Rey membuatku menangis dipelukan Rey dan mengeratkan pelukan.
"Dini juga bahagia Enand masih inget sama Dini"jawabku membuat Rey mengusap kepalaku.
Rey melepaskan pelukan nya dan menatap Vano, Vano tersenyum kepada Rey membuat Rey langsung bersalaman ala cowo.
"gua kira loe lupa sama gua"ucap Vano kepada Rey."gua gak akan pernah lupa sama anak yang sering banget ambil coklat milik Dini"jawab Rey membuat Vano tertawa.
Saat Rey duduk dekat Waicih tiba-tiba masuk lagi seseorang dengan terburu-buru nya dengan wajah yang penuh dengan keringat juga dengan nafas yang tidak teratur, Waputra menatapku dengan tatapan sedih selang beberapa detik Aku dan Wa putra bertatapan Aku bangkit dari dudukku dan berlari memeluk Waputra menangis kembali disana.
"Uwa sangat rindu sama Dini"ucap Wa Putra membuatku menangis.
"Dini juga rindu wa"jawabku disela Ingasakan tangisku.
Aku merasakan ada yang memeluk Uwa juga yang bisa ku tebak dia adalah bang Arya, setelah berpelukan Uwa mengajakku duduk disofa didekatnya tangisku masih belum mereda membuat Uwa putra menggenggam tanganku.
"Uwa tidak mau melihat tangismu, Uwa seneng kamu gak lupa sama Uwa"ucap Uwa membuatku semakin menangis, aku berusaha menghentikan tangisku.
"Uwa pasti akan melihat tangis Dini, Uwa.. "ucapku menatap Uwa putra yang menatapku.
"Ada yang Dini cari disini dan Dini yakin dari Uwa Dini bisa dapatkan apa yang Dini cari"lanjutku menatap Uwa putra yang menatap Uwaicih.
"apa yang Dini cari? "tanya Wa Putra.
"kebenaran tentang pengkhianatan Ibu"jawabku terisak kembali.
Aku menangis kembali dengan menutup wajah untuk menahan isakan tangisku, aku merasakan ada usapan di punggungku lembut.
"An ini yang kamu mau dan kamu gak bisa trus menangis yang ada kamu drop"ucap Hani kepadaku.
"bener An, loe gak bisa terus-terusan nangis inget kata dr. Rizal. Loe gak bisa banyak fikiran, kalo loe kaya gini kenapa kita harus dateng ke bandung"ucap Vano membuatku menenangkan diriku sendiri.
"Adek tenang ya, abang gak mau adek drop kembali"ucapi bang Arya membuatku terdiam dan berusaha tenang.
Setelah tenang ku izin ke kamar mandi untuk membasuh muka, dikamar mandi aku menguatkan diriku sendiri untuk tidak menangis kembali dan lebih kuat lagi.
"Udah lebih tenang"ucap Abang dan Aku pun menganggukan kepalaku.
"Uwa, Dini udah mengetahui semua nya Wa tentang Ibu juga Ayah dan saat ini Dini minta Uwa ceritakan yang Uwa tau Dini tidak ingin benci Ibu Wa bagaimana pun Ibu yang lahirkan Dini dengan pengorbanan nya"ucap ku menatap Wa putra membuat Wa putra menatapku dalam dan tangannya menggenggam tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )
RomanceAllah Subhaanahu Wa Ta'ala berfirman: وَإِنْ عَزَمُوا الطَّلاَقَ فَإِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ "Dan jika kalian bertekad kuat untuk thalaq, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Q.S al-Baqoroh:227) .. Tidak ada yang mengin...