6) Not Their Fault

20 13 6
                                    

Sedikit melakukan tour Lab, Eser menatap seluruh benda-benda yang berada di Universe Lab. Sesekali menjelajah hingga masuk kedalam ruangan-ruangan. Langkah kakinya terasa sangat ringan menapak setiap lantai di bangunan Lab tersebut.

Namun saat tepat di lantai 9, di depan ruang kaca. Eser tertegun sesaat, badannya menegang tiba-tiba. Di dalam sana Dokter Hanxin bersama dengan ... kucingnya. Terlihat sangat akrab. Pikiran Eser melayang pada kejadian semalam. Tatapan Eser langsung membola, ketika melihat kucing tersebut berubah menjadi robot 100% bahkan bulunya pun menghilang tergantikan dengan mengkilatnya alumunium robot.

Dokter Hanxin yang tidak sengaja melihat Eser langsung terkejut, lalu tidak lama kemudian senyum tipis terukir pada bibirnya.

"Hallo Eser," sapa Dokter Hanxin.

'Gawat!

***

Eser tersenyum canggung ke arah Dokter Hanxin, tidak terbesit untuk menyapa salah satu Dosennya tersebut. Lalu tanpa mengucapkan satu patah kata pun, Eser berlalu dari ruangan tersebut. Langkahnya semakin lama semakin cepat, dan menjadi larian. Dirinya harus keluar dari Lab misterius penuh robot tersebut. Kepalanya sesekali menoleh ke belakang demi melihat apakah ada orang yang akan mengikutinya.

Hingga tidak terasa, Eser sudah berada di luar Lab, dengan napas yang tersenggal-senggal.

"Eser!"

"Arghh!"

Eser memekik terkejut tatkala, Rose memanggilnya dari kejauhan. Laki-laki itu menghela napasnya yang gusar, lalu menatap Rose dengan tatapan tidak percayanya. Rose yang melihat keterkejutan Eser, langsung melotot kaget. Tidak biasanya Eser terkejut hingga hampir melompat seraya memegang dadanya yang naik turun tidak beraturan. Rose memukul bahu Eser pelan, seraya terkikik pelan.

"Kok bisa sampai sini?" tanya Eser.

Rose bergumam tidak jelas, lalu menyodorkan jelly air putih yang langsung diminum sekali. Semacam air putih biasa, hanya saja berada di dalam sebuah jelly khusus yang bisa dimakan sekaligus. Eser langsung mengambil buntalan bening tersebut dan langsung memakannya. Setelah selesai dengan aktivitasnya tersebut, Rose menatap kosong langit biru yang penuh dengan aktivitas udara.

"Aku rasa ada yang aneh, kau merasakannya juga tidak? 51-TM ... belum benar-benar sempurna," ujar Rose, nadanya memelan saat mengatakan kalimat terakhir.

"Eh?" Rose menatap Eser sebentar, lalu kembali menerawang ke depan.

"Ada yang kurang ... tapi apa ya?" Rose bergumam sendiri.

Eser menatap Rose sekilas lalu menatap sekitar, memperhatikan sekelilingnya. Tangannya mengotak-atik ponsel canggihnya lalu menyodorkan ke arah Rose, membuat gadis itu bingung untuk sesaat. Barulah untuk sepersekian menit, Rose berseru heboh. Merebut ponsel Eser dan mengotak-atiknya, diantara mereka berdua tidak ada yang bersuara, hanya menatap benda transparan berbentuk persegi tersebut. Hingga notif ponsel Eser berbunyi dan memunculkan nama Ethan, yak ... temannya yang satu itu memang sedang menghubungi Eser.

"Kau bersama Rose?"

Cetus Ethan tiba-tiba tanpa mengucap salam terlebih dahulu. Membuat Rose dan Ethan terkejut bukan main.

Impostor In Paradox TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang