24) Give the Reason!

12 7 14
                                    

Adam dan Eser tiba-tiba terkoneksi, kedua pemuda itu berpikir bahwa jika ada yang membuat tiruan mesin waktu mereka, maka kemungkinan mereka semua semakin terjebak dan mungkin saja mereka semua bisa kembali tapi dengan keadaan yang membingungkan.

Rose yang menangkap koneksi Adam dan Eser langsung berseru heboh. "Jangan berpikir bahwa kita ternyata masuk dalam paradox?!"

Seruan heboh itu membuat seluruh atensi beralih pada Rose. Kernyitan heran terlihat jelas di dahi mereka semua, yang masih di ambang kebingungan mengenai pernyataan gamblang mahasiswa matematika tersebut. Adam dan Eser yang berpikiran sama dengan Rose pun tak dapat berbicara banyak, karena kenyataannya mereka semua telah terjebak di tahun ini. Belum tahu alasan utama mengapa tiba-tiba terjebak di dimensi waktu yang membingungkan ini. Seakan semuanya sudah di atur dengan sedemikian rupa, tidak mungkin secara langsung ke lima mahasiswa itu langsung terjebak di paradox tanpa alasan yang jelas kenapa perputaran ini terjadi secara mendadak.

"Kalian percaya tentang dimensi lain?" tanya Tera.

"Entahlah," sahut Thanesa malas.

"Kalian tinggal di mana sebenarnya?" Pertanyaan dari Darco membuat sebagian mahasiswa yang mendengarnya mendengus.

"Bumi Amerika, tepatnya tinggal di Boston," sahut Eser.

"Nama tempatnya tidak seperti di tahun ini ya," ujar Darco tak yakin. "Kukira nama negaranya berubah. Disini tidak ada nama Amerika dan sejenisnya," ungkap Darco lagi.

"Serius?"

"Iya, disini tempatnya hanya distrik-distrik angka, apa kalian tidak menyadarinya?" Darco berjalan menuju jendela ruangan yang terlihat langsung banyaknya jalan layang di atas ruangan ini.

Ke lima mahasiswa itu nyaris saja menjatuhkan rahang mereka, saat melihat situasi luar ruangan yang seperti tidak nyata. Mobil kecil yang melayang bak flyboard terpampang nyata di depan mereka. Tidak ada pohon, hanya terdapat replikanya saja, lalu gedung-gedung tinggi yang terbuka dengan orang-orang yang menggunakan jas-jas elegan. Jalanan mulus dan kubah besar yang seakan melindungi manusia dan segala macamnya dari teriknya matahari yang seakan membakar langsung.

"Dimana ini," cetus Ethan melongo takjub.

"Distrik Gorku01, paling mewah diantara 39 distrik lainnya," sahut Tera, seakan terselip nada bangga setelah menyebutkan tempat tinggalnya.

"Bumi kan?" tanya Rose.

Darco dan Tera hanya mengangguk tanpa berbicara lagi.

"Is this parallel from the earth?" gumam Thanesa yang masih terdengar oleh mereka semua.

"Mungkin saja, setelah kalian membicarakan tempat tinggal dan gambar-gambar aneh, aku jadi yakin bahwa sepertinya bumi ini pun punya kembaran lain di galaksi sana," sahut Tera. "Dan kurasa kalian bisa sampai disini karena cube dan bintang mati yang kemungkinan benda itu berasal dari galaksi ini," lanjutnya.

"For the sake of what?!" pekik Eser.

"Jadi kita berpergian lintas galaksi? Yeah fucking but its cool." Rose terkekeh pelan.

Penjelasan dari Prof. Tera sukses membuat syok ke lima mahasiswa tersebut. Lantas kenapa 51-TM bisa melintas jika bintang mati itu saat ini sudah tidak dapat digunakan lagi. Apa mungkin dari dimensi yang asli terdapat cadangan cube atau memang hanya kebetulan saja?

Tatapan Eser menerawang kedepan, hal-hal ganjil terus berdatangan tanpa mereka tahu, ia sendiri jadi merasa dipermainkan. Lantas apa yang harus mereka lakukan, jika ternyata mereka berlima berada di dunia paralel yang entah ada di galaksi mana. Eser ingin egois jika keadaannya sudah seperti ini, lelaki itu menginginkan untuk pulang secepat mungkin, dan meninggalkan semua masalahnya. Namun kenyataan dari mesin waktu justru membuatnya down, ia yang sengaja berkecimpung di hal yang hampir tidak ia percayai justru menjadi pemersulit hidupnya. Jika tahu kedepannya seperti ini, Eser mungkin akan memilih tidak kuliah dan menjadi pengangguran saja di rumah. Menyebalkan memang jika sudah terjadi seperti ini.

Impostor In Paradox TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang