9) Temporary Pleasure

26 13 10
                                    

"Tiga poin untuk Adam dari fakultas Fisika, selamat." Sang MC membacakan hasil dari kompetisi yang di ikuti oleh Adam.

Sebucket bunga cotton flower dengan campuran bunga anemone menjadi salah satu hadiah yang di terima oleh Adam. Lelaki itu tidak menampakan raut wajah senang tatkala menerima sebucket bunga, membuat Rose mau tak mau harus menghampiri Adam.

"Kau ini kenapa?"

Adam mendongakkan kepalanya saat setelah menatap cotton flower.

"Aku tidak suka, kukira hadiahnya action figure, ternyata hanya sebuah bunga dan beberapa fasilitas kampus," keluh Adam.

Rose mendelik. "Apa kau tahu filsofi cotton flower? Bunga itu mengartikan keberuntungan, kebebasan. Lagi pula cotton flower tidak buruk untuk seorang lelaki."

"Tapi anemone tidak, bunga itu identik dengan anak perempuan, sedangkan aku lelaki dewasa. Itu beda jauh," sahut Adam cepat.

Rose merebut bucket bunga yang dibawa oleh Adam, lalu memeluknya erat. "Kalau nggak suka, buat aku aja ini," ujar Rose.

"Ambil aja, lagian jele—

"Apa kau tadi melihat pameran di stan komputer?"

"Woah benar, itu menakjubkan!"

"It's so amazing, bahkan Prof Giolr juga melihatnya."

"Apa sudah selesai?"

"Entahlah, mahasiswi itu menyuruh semuanya untuk bubar."

Rose dan Adam saling pandang, lalu sesaat kemudian kedua sejoli itu berlari tunggang langgang.

"Ayo cepat, Rose!" titah Adam seraya menarik tangan Rose agar berlari lebih cepat.

"Sial, ini sudah maximal. Aigo! Apa Ethan dan Eser tidak ada di sampingnya?" teriak Rose dalam kegiatan berlarinya.

Adam hanya menggeleng menanggapi perkataan Rose. Lelaki itu masih memfokuskan langkah kakinya berlari menuruti firasat, hingga tiba-tiba saat berada di persimpangan tubuh Adam terpental bersamaan dengan tubuh Ethan yang jatuh terduduk. Suara tubrukan yang keras membuat beberapa mahasiswa mengalihkan atensinya pada kedua lelaki dewasa yang saling bertabrakan.

"Woah, hahaha." Bukannya membatu, Rose justru tertawa setelah beberapa detik terperangah.

Adam dan Ethan meringis seraya memegang bokong dan bahu mereka, tubrukan itu melibatkam adu hantam bahu dengan bahu dan membuat bokong mereka yang menjadi korban.

"Kau ini kenapa lari-lari?" tanya Adam seraya meringis dan memijat bahunya yang nyeri.

Ethan mendelik seraya terus mengusap bokongnya yang mencium kerasnya paving. "Kau itu juga kenapa lari-lari?" Ethan balik bertanya.

"Lalu aku ini kenapa tidak jatuh?" Rose tiba-tiba berceletuk, membuat kedua lelaki itu menatapnya tajam.

Brukk

Adam dan Ethan menarik tangan Rose, hingga membuat gadis itu jatuh terduduk di antara Adam dan Ethan.

"Kalian ini kenapa hah?!" sentak Rose, yang langsung kesal dengan ulah kedua temannya.

"Membuatmu jatuh!" sahut Adam dan Ethan bersamaan.

Dengan hati yang dongkol, Rose langsung beranjak berdiri dan memutar tubuhnya untuk menemui teman perempuannya.

"Arghh!" Seru Rose dan Eser terkejut.

"Kenapa kau justru berada di hadapanku?!" Rose kesal.

Eser mendelik. "Kau ini kenapa?" tanya Eser, lalu tatapannya beralih menatap Ethan dan Adam yang masih terduduk. "Kalian ini juga kenapa?" tanyanya lagi.

Impostor In Paradox TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang