P R O L O G

148 27 24
                                    

A science-fiction story by racra_aul

from the past for the future, and turnover

***

Los Angeles, 18 Februari 2022

Bhumm ...

Seorang remaja, membanting sebuah pintu kayu yang rapuh dengan keras hingga menimbulkan suara debuman. Netra coklatnya menatap liar sebuah ruangan minimalis dengan sebuah single sofa berada di pojok ruangan, jangan lupakan sebuah shotgun berada dikedua genggaman tangannya.

"See? Hanya terdapat barang-barang sampah milik Ilmuan," decak pemuda tersebut seraya menedang beberapa kertas dan tabung kimia yang tidak berisi.

"Hentikan acara mengobrak-abrik barang sialan tersebut, bodoh!" seru pemuda dengan rambut hitam kebiruannya.

Pemuda dengan netra coklat pekatnya tersebut mendelik tajam. "Namaku Eser, bisa berhenti memanggilku bodoh, Adam?" tanya lelaki bernama Eser tersebut.

Adam merotasikan bola matanya malas. "Ya, ya, ya," sahut Adam lempeng.

"Kurasa ruangan ini masih dihuni oleh seseorang, setidaknya masih terdapat barang yang bisa digunakan untuk mengupgrade 51-TM," celetuk Thanesa seraya berkeliling dalam ruangan minimalis tersebut.

Thanesa benar, untuk saat ini mereka berlima harus menyelamatkan dirinya masing-masing dengan mengupgrade mesin waktu buatan mereka sendiri, 51-TM. Ruangan yang penuh dengan debu, serta pencahayaan yang kurang membuat kelima remaja tersebut harus memutar otak untuk mencari barang yang berguna.

"Apa disini tidak ada stopcontac?" tanya Ethan, pemuda dengan kulit putih pucatnya.

"Jam tangan hologramku tiba-tiba mati, apa kita tidak membawa cadangan listrik sebelumnya?" lanjut Ethan kembali bertanya.

"Entahlah Ethan, sekarang kita sedang  terdampar di tahun 2022, 51-TM membuat kita kesulitan untuk pulang. Aku hanya berharap setidaknya ada seseorang yang menolong kita," sahut Rose, gadis dengan rambut blonde panjangnya.

Eser yang mendengar hal tersebut langsung mendecak malas, pemuda itu sedang bingung sendiri dengan mesin ciptaannya. Netra coklatnya menatap sebuah pintu baja yang tertutup rapat, dengan perasaan ingin tahunya lelaki tersebut mendekatinya lalu mengetuk dengan perlahan pintu baja tersebut.

Netra coklat Eser terlihat bercahaya. "Woah, kukira tahun 2022 masih belum mengenal teknologi secanggih ini. Lihatlah guys, pintu baja ini terbuat dari Alumunium langka yang hanya terdapat di salah satu roket Rusia," pekik Eser riang.

Adam, Rose, Thanesa, dan Ethan menghampiri teman mereka yang sedang menatap kagum pintu baja tersebut.

"Aku hampir tidak percaya ini," gumam Ethan seraya mengelus pintu baja tersebut.

"Kalian harus percaya!"

Kelima remaja tersebut terkejut saat sebuah suara bariton menyahuti ucapan Ethan, dengan bersamaan pintu baja yang terbuka menampilkan seorang pria dengan jas putihnya.

"Astaga, kukira robot para Ilmuan bodoh," cetus Adam saat melihat wajah datar pria paruh baya didepannya tersebut. Pria tersebut menaikkan satu alisnya, lalu terkekeh pelan membuat kelima remaja tersebut bergidik ngeri.

Impostor In Paradox TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang