2) Experiment

63 17 13
                                    

Hari ini tepat pukul 10.00 Waktu USA. Adam dan Ethan mendapat kelas Profesor Richard, mereka dengan baik mengikuti kelas walaupun beberapa kali menanyakan hal yang tidak masuk akal untuk anak jurusan Fisika sendiri.

Satu setengah jam telah berlalu begitu cepat, membuat Profesor Richard segera mengakhiri kelas saat itu juga. Ethan langsung melempar buntalan kertas dari arah pojok belakang, yah tempat ternyaman milik Ethan.

Adam menoleh kearah Ethan lalu berbicara dengan nada berbisik ke arah Ethan, karena Profesor sendiri belum keluar dari kelas.

"Apa?" bisik Adam.

"Rumusnya, bodoh!" pekik Ethan berbisik.

Adam yang teringat sesuatu langsung membuka bibirnya lebar seraya mengeluarkan suara 'Aaa'

Sebelum Profesor Richard beranjak dari kelas, Adam langsung  menghadang Profesor dengan cengiran khas di wajah lelaki tersebut.

Profesor Richard menyerngitkan dahinya. "Ada apa, Adam?" tanya Profesor.

"Penting tidak? Saya sedang buru-buru," lanjut Profesor Richard.

Adam gelagapan, lelaki itu peka jika Profesor Richard sedang tidak ingin di ganggu waktu istirahatnya. Akan tetapi Ethan datang dengan pesonanya sendiri seraya merangkul Adam.

"Ini penting, Prof," celetuk Ethan yang berada di samping Adam seraya tersenyum tipis.

Adam tertawa dalam hati, lelaki tersebut merutuki kebodohannya yang lupa bahwa seluruh Profesor di Universitas ini sangat mengangumi sosok Ethan.

"Tanyakan saja, Ethan. Ada banyak waktu untukmu."

Nah! Benar bukan, Profesor sendiri yang bilang buru-buru, sekarang dapat menyempatkan waktu hanya demi Ethan, perlu di garis bawahi hanya demi Ethan. Lalu untuk apa Adam berada di sini jika Ethan yang menyuruhnya bertemu Profesor dapat berbicara dengan mudah di depan Profesor Richard sendiri.

Adam menatap tajam lelaki yang sedang tersenyum sinis kearah Profesor Richard. Ethan yang merasa di tatap Adam hanya bisa menaikkan satu alisnya seakan bertanya 'Apa?'

Lalu mata Ethan menyiratkan makna 'Aku malas berurusan dengan Profesor, jadi cepat tanyakan pada Profesor bodoh ini.'

Adam mendengus, tapi lelaki tersebut dengan cekatan langsung menuruti perkataan Ethan seraya mengeluarkan kertas tipis yang berisi rumus dari Eser.

Ethan menatap kertas tersebut sejenak lalu langsung merebutnya dan menyerahkannya pada Profesor Richard.

"Saya ingin menanyakan ini, Prof. Mohon koreksinya," ujar Ethan langsung ke pokok pembicaraan.

Profesor Richard mengangguk lalu mengambil kertas tersebut dan menelitinya di balik kaca mata bening yang melorot ke bawah.

Ethan menatap jam tangan hologram miliknya, lalu kembali menatap Profesor dan beralih menatap Adam. Perlu diingatkan sekali lagi, bahwa Ethan merupakan seseorang yang mudah bosan jika tidak melakukan sesuatu hal, walaupun hobi malasnya masih mendarah daging.

"Bagaimana?" tanya Ethan tidak sabaran.

Profesor Richard mengangguk seraya menyerahkan kertas tipis itu kembali.

Impostor In Paradox TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang