Happy Reading
Satu hal yang membuat ke lima mahasiswa itu bingung bukan main adalah, Sejarah leluhur mereka yang misterius, membuatnya harus mengungkap sedikit demi sedikit di tahun ini. Apalagi setelah kejadian di Istana Schönbrunn, semakin menambah pusing. Pengakuan dari Darwin yang berputar-putar, membuat orang-orang waktu itu antara percaya dan tidak percaya. Ilmuan dari Austria itu mengungkapkan kembali bahwa leluhur ke lima mahasiswa itu berasal dari Austria. Tidak masuk akal, sungguh.
Untuk saat ini Ethan berada di penjara bawah tanah, sesuai perintah kakeknya, Mega. Beberapa Profesor harus ikut turun tangan karena masalah ini, beberapa diantaranya terkejut melihat makhluk dari masa depan. Mematahkan presepsi mereka semua bahwa mesin waktu itu tidak ada, hal itu semakin membuat para Profesor yakin untuk terus meneliti hal-hal yang menyalahi aturan atau kodrat alam.
Teman-teman Ethan saat ini berada di ruang khusus, disiapkan agar mereka tidak lari dan kembali membuat ulah lagi. Bahkan sudah tiga hari ini, sejak kejadian itu terjadi tapi tidak juga menemukan siapa pelakunya. Untuk saat ini juga, tunangan Mega—Grace masih aman, belum ada tanda-tanda keganjilan yang dimaksud oleh Darwin.
Saat ini Mega, Darwin, dan beberapa pengawal keluar dari Istana untuk berkunjung di kota-kota, melihat situasi langsung masyrakatnya. Namun sebelum Mega keluar dari Istana, putra mahkota itu berkunjung di ruang khusus.
Ke lima mahasiswa itu menatap satu-satunya putra mahkota di Austria dengan tajam, mengenyahkan sopan-santun di depan Mega.
"Tolong jaga sikap kalian, aku akan meninggalkan Istana sebentar," ujar Mega tegas. Ke lima mahasiswa itu saling lirik, seakan mengisyaratkan sesuatu, tapi hal itu tidak di sadari oleh Mega. Saat Mega sudah ingin beranjak, Eser langsung berdiri dan menghadangnya.
"Boleh aku melihat kalung yang kau buat? Yang sama persis dengan Ethan?" tanya Eser tenang.
Mega menyerngit. "Untuk apa?"
Eser menjawab, "Tidak ada, aku hanya takjub dengan temuan kunomu. Bolehkah aku memodifnya, mungkin kalung itu akan menjadi hal yang paling berharga di Austria?"
Mega diam, matanya menyelidik tepat kearah netra Eser, menyelidik apakah ada kebohongan matanya. Dengan gerakan kaku, Mega menyerahkan kalung miliknya yang barus selesai di buat tiga hari yang lalu.
"Jaga itu! Jika aku kembali mendapati kalung itu rusak, akan kupenggal kepala kalian," sengak Mega tidak berperasaan.
"Sesuai perintahmu, Yang Mulia, Mega." Eser menundukkan setengah badannya, lalu tersenyum tenang.
Mega mendengus lalu berlalu pergi dari ruang khusus itu, diikuti oleh dua pengawalnya. Setelah kepergian Mega, barulah seringai Eser terlihat. Lelaki itu menggoyang-goyangkan kalung Mega, seraya menatap teman-temanya yang sedang duduk santai di sofa. Thanesa terkekeh seraya mengacungkan jempolnya, diikuti Rose dan Adam.
"Ethan, we come," seru Adam seraya beranjak dari sofa dan menghampiri Eser.
"Sekarang?" tanya Thanesa, dan diangguki oleh Eser, Adam, serta Rose.
Ke empat mahasiswa itu keluar dari ruang khusus, mengendap-endap. Hingga Thanesa mengeluarkan kejut listrik, dan langsung mengarahkannya pada kedua pengawal. Tidak lama kemudian pengawal itu mengejang lalu pingsan seketika. Setelah selesai ke empat mahasiwa itu langsung berlari menuju penjara bawah tanah untuk menemui Ethan yang sedang mendekam menyedihkan disana.
***
Ethan mendongak, saat mendengar pengawal membuka kunci gembok penjaranya, dahinya berkerut dan matanya menyipit. Mencoba melihat siapa gerangan yang bisa masuk sesuka hatinya di penjara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impostor In Paradox Time
Fiksi IlmiahSebuah pertanyaan yang membuat satu dunia bertanya-tanya akan kebenarannya. "Apakah masa lalu dapat mempengaruhi masa depan?" Kehidupan manusia sendiri terdiri dari 3 masa. Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan tapi kenapa semua orang justru han...