Brak
Bunyi meja yang dipukul keras membuat Prilly yang tengah bermain game online terjangkit kaget.
"Linyi! Elah Lo kenapa sih!" pekik Prilly yang tak terima hal yang disukainya diganggu.
Linyi menggeram kesal dan memutar laptop untuk dilihat gadis itu "Lo lihat berita di komunitas artis, Lo lihat dong,"
"Kenapa?" tanya Prilly santai.
Linyi berdecak "Ck, Lo tanya kenapa? Emang sengklek otak Lo Prill,"
"Rumor Lo putus sama dokter Linger ada disana,"
"Hemm,"
"Udah ada 500 ribu like tau gak sih,"
"Yah terus?" tanya Prilly santai.
"Terus? Terus maksud Lo apa santai gitu hah!" hardik Linyi kesal. Pasalnya gadis itu begitu santai tak ada rasa khawatir sama sekali.
"Yah gue harus gimana dong? Nangis? Teriak teriak gak jelas? Marah? Gak ada gunanya tau gak,"
Linyi memijit pelipisnya pelan, kepalanya terasa akan pecah karena akhir akhir ini banyak sekali berita negatif yang menimpa Prilly.
Prilly bangun dari duduknya dan meneguk sebotol air mineral "Lo tau kan industri hiburan sekarang itu aneh, mereka semua yang cuma modal bacot, sensasi gak ada prestasi sama sekali lebih cepat viral, asal viral mereka semua jadi artis, padahal mereka gak tau apa arti dari kata Artis itu sendiri, asal dapat duit ya udah,"
Linyi mengangguk membenarkan atas perkataan Prilly "Artis itu dari kata Art artinya seni, kalau otak Lo encer Lo pasti paham, gak perlu marah marah kek gitu," lanjut Prilly.
"Gue gak paham," ucap Linyi dengan malasnya.
Prilly tersenyum tipis "Ini contoh contoh orang yang viral doang tapi gak ada prestasi, gue orang yang menghargai Artis, mereka yang kerja untuk tujuan seni yang dia punya, meskipun ada berita negatif tentang gue, gue gak akan peduli karena gue kerja atas tujuan seni gue, bukan untuk tujuan viral itu, gue akan bangga kalau mereka menghargai seni gue bukan konsumsi pribadi gue," jelas Prilly.
Linyi tersenyum, setidaknya dia tau kalau gadis disampingnya ini adalah orang yang tepat untuk dijadikan idola. Tak salah bagaimana mereka mengidolakan Prilly, alasan kenapa kariernya tetap bertahan sampai sejauh ini meskipun banyak sekali cobaan yang menimpa gadis itu.
"Terus hubungan Lo sama dokter Linger gimana?"
Prilly kembali mengambil ponselnya untuk melanjutkan game yang sempat ditundanya, gadis itu mengendurkan bahunya tak tau "Maksud Lo?"
"Ya gitu deh,"
"Gitu gimana maksud Lo? Kok gak jelas gitu sih!"
"Yaudah biarin aja sih,"
Linyi memutar bola matanya jengah dengan jawaban Prilly, yang setiap ditanya selalu menjawab dengan hal yang sama.
"Oh iya jadwal gue besok apa?"
"Besok Lo ada jadwal buat tampil jadi bintang tamu diacara kesehatan, keknya sih gak jauh jauh sama kesehatan kulit, cara merawat diri seorang artis sih," jelas Linyi.
"Siapin baju gue deh yang santai aja gitu," Linyi mengangguk atas permintaan Prilly.
***
"Sendirian aja Lo Li, makan gak ajak ajak," celetuk Derby yang kemudian duduk disamping Ali yang tengah makan siang dikantin.
"Ngapain gue makan ajak ajak orang, ajak orang atau gak sama aja, perut perut diri sendiri,"
"Santai lah, gak usah ngegas gitu, efek putus cinta ya gini," celetuk Derby lagi yang mendapat tatapan tajam dari Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...