Dengan dress selutut tanpa lengan berwarna putih, Prilly tampak cantik, ditambah rambut sebahunya yang ia biarkan tergerai indah. Menatap nanar rumah mewah yang ada didepannya, yang sudah dipenuhi dengan banyak orang. Mobil mobil mewah yang terparkir disana.
Malam ini ia menghadiri acara pernikahan Jiayi dan juga Rasya, memang ijab qobul sudah dilaksanakan siang tadi, namun ia yang tak bisa datang lantaran ada pekerjaan diluar kota, alhasil ia datang pada malam harinya.
"Ayo," ucap Linyi dan juga Derby yang ada disampingnya.
"Lin, gue gak jadi masuk aja ya,"
Linyi mengernyit "Kenapa? Takut ketemu Ali? Prill, kita kesini buat Jiayi dan juga Rasya bukan buat Ali,"
"Tapi Lin," ucap Prilly tergantung dengan memilin jarinya.
Linyi yang melihat itu sedikit khawatir, ia takut nantinya Prilly merasa tertekan disana "Ok, kalau emang lo gak mau datang, kita pulang aja,"
"Prill, kan ada istri gue, ada gue juga, lagian pasti Jiayi berharap lo datang," sahut Derby.
Gadis itu menghela nafas kasar "Bukan gitu, lo tau sendiri kan gimana terakhir kali gue ketemu Ali dirumah sakit, dia menghindar, bahkan buat say hi aja gak mau," jelas Prilly membuat Linyi dan Derby terdiam.
Benar, terakhir kali itu, saat mereka bertemu, hanya ada permintaan maaf dari Prilly tanpa ada balasan atau sepatah kata yang keluar dari bibir laki laki itu. Setelahnya Ali menghindar. Mungkin rasa sakit yang dibuatnya terlalu dalam sampai sangat sulit untuk diobati.
"Ayo," ajak Linyi menggandeng lengan Prilly diikuti Derby dibelakangnya.
Cukup ramai, sampai ia menemukan Jiayi dan juga Rasya yang tengah berbincang dengan seseorang. Prilly juga melihat tante Wendy dan.. Papanya Ali.
"Kak Prilly," pekik Jiayi membuat beberapa orang menoleh. Tentunya tak lupa hal itu digunakan oleh beberapa tamu untuk mengambil gambar gadis itu, bagaimanapun Prilly adalah seorang artis.
"Jiayi pikir kak Prilly gak datang,"
"Maaf tadi siang gak bisa datang karena ada kerjaan diluar kota,"
"Kak," ucap Rasya menghampiri keduanya.
"Selamat ya Ji, Sya, jaga Jiayi baik baik lho Sya," ucap Prilly pada Rasya. Laki laki itu sudah merangkul mesra istrinya dengan sedikit menaik turunkan alisnya. Hal itu membuat Prilly terkekeh.
"Ck, gue tau yang udah halal," cibir Prilly.
Rasya hanya tersenyum malu, bagaimanapun dirinya pernah menaruh hati pada seniornya itu, mungkin rasa kagum yang dulu ia salah artikan sebagai rasa suka.
"Itu Papa kak, baru pulang dari Australia,"
Prilly mengangguk mengikuti Jiayi untuk menyapa Papa dan Mamanya.
Prilly tersenyum kikuk, apalagi disampingnya saat ini ada sosok laki laki yang sangat ia rindukan, Ali.
"Pa, ini kak Prilly,"
Laki laki tinggi yang menggunakan setelan jas hitam dipadukan dengan kemeja putih tak lupa celana yang senada itu menoleh, membenarkan kacamatanya, menatap putrinya dan juga Prilly bersamaan.
"Pa, ini kak Prilly," ucap Jiayi lagi.
"Prilly?"
"Ini Papa kak,"
"Malam om Fenglie,"
"Malam Prilly,"
"Selamat ya Om atas pernikahan putrinya, maaf Prilly tadi siang gak bisa datang ada pekerjaan," ucap Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...