Maafkan typo, bahasa belibet, next lama. Jangan lupa follow, vote and coment! See you cerita yang lainnya!
***
3 tahun kemudian
Prilly menghela nafas beberapa kali dan tersenyum sembari menepuk pelan dadanya sendiri, seolah sedang menenangkan tubuhnya. Wanita itu memakai celana jeans dipadukan dengan Hoodie oversize, tak lupa menggunakan topi, kacamata hitam dan juga maskernya.
Prilly menyeret koper besar dengan slingbag yang ia bawa, melirik dengan ekor matanya berharap bahwa seakan tak ada satupun manusia didunia ini yang akan mengenali dirinya.
Menghela nafas lega ketika ia sampai tepat didepan mobil hitam yang menjemput dirinya. Tak ingin membuang waktu, Prilly segera masuk kedalam mobil.
"Udah?"
"Udah, ayo jalan," ucapnya dengan menyenderkan kepalanya pada kursi mobil.
"Berasa ingat pertama kali gue jadi sopir lo Prill," Prilly terkekeh dengan celetukan laki laki yang tengah mengemudi itu.
"Jadi sopir lo waktu gue masih bujang, sekarang udah punya anak satu jadi sopir lo lagi,"
"Gak mau lo?"
"Yaelah berjanda kali Prill, butuh duit gue buat beli susu Zayn," ralat laki laki itu.
Prilly mencibir "Bercanda, bukan berjanda, "
"Salah dikit,"
"Iye tau, sekalian nyinyir gue kan lo, mentang mentang gue janda," seloroh Prilly.
Zao terkekeh dengan memberikan dua jarinya membentuk 'peace'. Prilly memutar bola matanya jengah dan memilih menutup matanya untuk tidur.
"Kerumah Bima kan?" baru saja memejamkan mata laki laki itu sudah bertanya lagi. Wanita itu hanya mengangguk memilih melanjutkan tidurnya.
Zao tak bertanya lagi lebih fokus untuk mengemudi mobil, soalnya ia tengah membawa aset negara yang begitu berharga ralat, mesin duitnya. Soalnya kalau Prilly kenapa napa pastinya dia juga yang akan bertanggung jawab dan ia akan kehilangan mata pencaharian, ishh apa yang dibahas author. Lanjut!
Tak butuh waktu lama mobil yang dibawa Zao sudah sampai dihalaman yang terbilang cukup luas, tapi sayang hanya ada beberapa tanaman saja karena pemiliknya kurang bisa merawatnya. Bukan kurang bisa tapi tak ada waktu untuk merawatnya.
"Sampai Prill,"
"Eghhh.."
"Cepetan turun!"
"Iya elah," ucap Prilly kemudian turun dari mobil.
Prilly berlalu begitu saja dengan Zao mengambil barang barang wanita itu dari bagasi.
"Onty Lily" pekik seorang anak kecil yang langsung berlari menghampiri Prilly.
Prilly tersenyum dan membawa anak perempuan itu kedalam pelukannya dan menghujani pipi gembul anak itu "Uchhh Bila, onty kangen"
"Bila uga angen..."
"Onty punya oleh oleh lho," ucap Prilly.
Bila itu anak pertama Bima dan juga Nayla, mungkin baru berusia dua tahun entahlah author tidak tau.
Anak itu seolah bertanya dengan sorot matanya, Zao yang paham kemudian berlalu mengambil oleh oleh dari dalam mobil memberikannya pada Prilly.
Prilly memberikan paper bag itu pada Bila, anak itu tersenyum "Makacih,"
"Sama sama, Ayah sama Bunda mana?"
"Gue pikir gak mau balik ke Indonesia lo Prill, betah banget di Jepang," celetuk seorang wanita dari dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...