"Prill kaki lo gak papa? Heelsnya ketinggian kan?"
"Lumayan sih,"
"Gue bilang sama fotografernya buat lo ganti heels ya?"
"Gak usah Lin, gak papa,"
"Prill.."
"Gue cuma pake heels doang, lo lihat dong crew yang lain panas panasan," ucap Prilly dengan tersenyum.
Linyi menghela nafas kasar, wanita itu sedikit meringis melihat high heels yang dipakai Prilly. Menurutnya itu terlalu tinggi dan sangat tidak nyaman. Linyi sudah mengingatkan beberapa kali pada Prilly, tapi gadis itu masih keukeuh tetap memakainya.
'Prill kita istirahat sebentar, terlalu panas,' pekik seorang crew.
"Iya Kak," jawab Prilly.
Hari ini Prilly memiliki pemotretan untuk sebuah majalah fashion edisi 2020 dengan tema glamour, maka dari itu semua yang dipakai Prilly begitu mewah bahkan heelsnya terbilang cukup tinggi.
Beberapa kali Prilly meringis pelan, dilihatnya tumit kakinya yang ternyata tergores hingga sedikit berdarah.
Linyi yang melihat itu segera melepas heels yang dipakai Prilly "Kan gue bilang apa, kita ganti heels, lo jangan keras kepala deh. Nanti sore kita juga ada fanmeet buat brand Natural public," gerutu Linyi.
"Yah gak bisa dong Lin, kalau gue ganti heels nanti gak sama dengan foto gue sebelumnya, lo mah ngada ngada," ucap Prilly kemudian memakai heelsnya lagi.
Gadis itu membenarkan tatanan rambutnya sebentar sebelum kembali menjalani pemotretan untuk sesi foto terakhir.
Hanya butuh waktu singat untuk Prilly menyelesaikan semuanya, "Prill ponsel lo bunyi nih," ucap Linyi menyerahkan ponsel gadis itu pada pemiliknya.
Prilly mengernyit untuk apa ibu dari Ali menelfonnya "Halo tante Wendy?"
"Kamu sibuk Prill?"
"Gak juga tante, baru aja Prilly selesai pemotretan, kenapa tante?"
"Tante boleh minta tolong gak, ini ada berkas milik Ali yang ketinggalan dirumah, sebenarnya mau tante anterin tapi tante ada kerjaan, dirumah juga udah gak ada orang, kamu bisa anterin gak?"
"Oh Prilly bisa kok tante, nanti Prilly kerumah tante ambil berkasnya, Prilly anterin ke rumah sakit kan?"
"Iya, makasih Prill, maaf tante ngerepotin kamu,"
"Santai aja tante, sama sama,"
"Bye Prill,"
"Bye tante," Prilly kemudian menutup telfonnya dan meletakkan benda pipih itu kedalam tas.
"Mau kemana lo?" tanya Linyi.
Gadis itu malah tersenyum dengan menaik turunkan kedua alisnya "Mau ketemu calon suami,"
"Sekarang?"
"Iyalah kapan lagi,"
"Prill kan gue bilang, kita ada fanmeet, lo terlambat nanti, gimana sih," gerutu Linyi.
"Sebentar doang,"
"Sebentar apaan, lo kalau terlambat apalagi gak datang ke acara itu, gue gak ngerti lagi, gue gak bisa bantu lo tau gak, lo tau kan itu fanmeet penting bahkan mereka udah gaji lo tinggi banget," gerutu Linyi.
"Iya gue paham kok Linyi sayang, santai aja, gue gak lama oke?"
"Lo jatuh cinta beneran sama dokter itu deh Prill,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...