Penikmat keuwuan silahkan menyingkir karena tidak ada uwu dipart ini.
Maafkan typo, bahasa belibet. Jangan lupa vote comment dan see yoo
***
'Prill lo dimana?'
'Gue lagi di rs ketemu sama Ali'
'Gue ada di cafe depan rs, lo cepet kesini,'
'Ngapain?'
'Udah gk usah byk bcod lo cepetan!'
Prilly memutar bola matanya jengah ketika menerima pesan dari Zao, sang sopir pribadi. Emang Prilly sebagai artis kadang tidak ada harga dirinya.
"Li,"
"Hem," Prilly membuka sedikit masker yang ia gunakan untuk berbicara dengan Ali.
"Aku ada perlu sama Zao, aku balik duluan ya,"
"Katanya mau ketemu Vika? Penting banget?"
"Iya ini Zao tadi chat katanya di cafe depan mau ada yang diomongin, kayaknya soal kerjaan,"
Ali tersenyum mengusap puncak kepala Prilly dengan lembut "Yasudah lain kali ketemu Vika, kamu jangan capek capek,"
Prilly mengangguk paham kemudian berlalu sebelum itu ia juga melambaikan tangan pada Ali.
Setelah memastikan Prilly masuk kedalam taxi, Ali kemudian berlalu untuk memeriksa keadaan Vika. Sampai disana keadaan Vika masih sama, gadis kecil itu masih meringkuk dibawah selimut sementara Ibunya tengah menangis tersedu karena putrinya tak ingin dirawat.
Ali melihat buku yang ada dimeja disamping tempat Vika berbaring, buku itu memiliki sampul yang terdapat foto seorang gadis cantik berambut panjang yang sangat familiar bagi Ali.
"Bu ini buku Vika?" tanya Ali pada Ibu Vika.
Wanita itu melihat buku yang dipegang Ali "Iya itu buku Vika,"
"Dan foto gadis ini?"
"Dia idola Vika, putri saya sangat menyukai artis itu, namanya Pril.."
"Prilly Tsabina?"
Wanita itu mengusap wajahnya pelan "Iya dia artis Prilly Tsabina, Vika sangat mengidolakan dia, semua buku yang dia punya, bahkan setiap barang yang ia beli selalu ada foto artis itu,"
Tak berapa lama pintu ruangan Vika terbuka, terlihat dokter Derby masuk membawa obat dan makanan untuk Vika.
Ali mendekati ranjang gadis kecil itu, duduk disampingnya "Vika, kalau dokter boleh tau dia siapa ya?" tanya Ali menunjuk foto Prilly pada buku itu.
Vika yang tadinya diam seketika tersenyum "Dia kak Prilly Tsabina," ucap Vika.
"Vika ngefans sama dia?" tanya Ali lagi.
Vika mengangguk "Aku punya banyak banget foto kak Prilly,"
"Oh iya? Dokter boleh lihat gak?"
Dengan semangatnya Vika mengambil buku buku dbawah bantal dan memberikannya pada Ali "Wah cantik banget,"
"Iya dok, kak Prilly cantik banget, terus dia juga baik banget,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...