Author mau bilang jangan ada yang senyum! Wkwk
***
"Siapapun kamu, darimana pun kamu berasal, aku gak peduli, karena aku tetap akan mencintai dan menerima kamu apa adanya,"
Hiks
Hiks
Hiks
"Cut Oke," prok prok prok suara tepuk tangan seluruh crew mendominasi ruangan yang di set sedemikian rupa untuk keperluan shooting.
Linyi menghampiri Prilly kemudian memberikan tisu untuk menyeka air mata gadis itu.
Prilly melihat penampilan wajahnya yang tampak merah karena harus akting menangis "Totalitas banget gue Lin," gumam Prilly, tepatnya memuji dirinya sendiri.
"Minum," ucap Linyi menyerahkan sebotol air mineral dan Prilly meneguknya hingga tandas.
"Ali belum nelfon gue ya?"
"Belum,"
Prilly menghela nafas kasar "Dia marah beneran ya sama gue gara gara gue nolak ajakan dia nikah,"
"..."
"Apa keputusan gue salah ya Lin?" tanya Prilly. Keduanya kemudian berjalan meninggalkan lokasi shooting dan masuk kedalam mobil.
"Gue rasa keputusan lo gak salah sih, cuma.."
Prilly menoleh "Cuma?"
"Setiap laki laki yang ditolak perempuan akan merasa marah, lebih tepatnya dia akan marah sama dirinya sendiri dan pasti akan mencari kekurangan dia," jelas Linyi.
Prilly berdecak "Ck, dia gak ada kekurangan apapun Lin, cuma ya harusnya dia ngerti lah posisi gue,"
"Elah sejak gue keluar rumah sakit dia gak ada hubungin gue sama sekali, shit dokter Linger!" pekik Prilly.
Zao yang menyetir menoleh sebentar pada Prilly "Prill bisa diam gak? Gak lucu kalau kita nabrak, gue belum kawin!" tegas Zao.
"Bodo amat!"
"Kenapa lo gak coba telfon sih Prill, kayak orang susah aja lo," cibir Zao.
Prilly menatap Zao tajam "Gue kan gengsi," cicit Prilly.
Zao yang ada dibalik kemudi menghela nafas "Lo tau sebagian besar laki laki emang menyukai perempuan yang jual mahal karena artinya dia bukan perempuan gampangan, tapi laki laki gak suka kalau perempuan gengsi buat minta maaf apalagi kalau dia salah,"
"Gue kan gak salah,"
"Nah konsep perempuan selalu benar itu juga dibenci laki laki seakan laki laki adalah budak cinta perempuan, padahal setiap hubungan keduanya sama sama saling membutuhkan satu sama lain, gak ada salahnya buat nelfon dan minta maaf duluan,"
"Ck gue kan bilang gue gak salah!"
"Lo emang dalam hal ini gak salah, tapi dokter Linger itu kurang paham dalam dunia entertainment apalagi menyangkut kontrak, dia udah terbiasa dengan segala kemudahan,"
Linyi tersenyum lebar "Zao lo emang tipe gue banget tau gak," ucap Linyi memeluk leher Zao dari belakang.
"Jijik gue Lin lepas gak!"
"Jangan jangan kalian ada something ya?" tanya Prilly dengan tatapan menyelidik.
"Gak ada apa apa antara gue sama Linyi,"
Prilly terdiam beberapa saat "Jadwal gue setelah ini apa Lin?" tanya Prilly.
"Gak ada nanti sore lo ada siaran V live buat produk skincare,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...