"Jadi gimana Prill, soal pertemuan keluarga kemarin?" tanya Linyi pada Prilly.
Wanita itu memberikan sebotol minuman pada Prilly, hari ini gadis itu memiliki jadwal pemotretan untuk salah satu brand yang bekerja sama dengannya.
Prilly duduk "Lancar lah,"
"Hah? Terus gimana? Ini abang lo bisa bisanya hamilin Nayla sementara Rina hamil anak Zao? Serius gue gak ngerti,"
"Yah gitu, gue juga kaget banget dengan apa yang dikatakan bang Bara, sebenarnya bang Bara sama kak Rina udah bercerai begitupun bang Bima dan kak Nayla, bahkan pernikahan bang Bima cuma berjalan satu tahun," jelas Prilly.
"Serius lo? Tapi mereka kelihatan baik baik aja,"
Prilly menghela nafas "Pernikahan bang Bima itu karena kerja sama perusahaan, dan mereka gak ada perasaan apapun,"
Linyi menggeleng "Bisa bisanya semuanya tersembunyi rapi," gumam Linyi.
Prilly mengendikkan bahunya, ia juga tak paham dengan situasi semua ini. Tapi, yang ia tau adalah bagiamanapun perasaan itu tidak bisa dipaksakan.
"Terus abang lo sama Rina?"
"Mereka bercerai dua bulan lalu, lo taulah gue jarang pulang kerumah makanya gak tau kalau abang sama kak Rina udah gak tinggal satu rumah,"
"Oh ya keluarganya dokter Linger gimana?"
Prilly tersenyum tipis "Lucunya lagi mereka semua udah tau, bahkan Jiayi pun juga tau,"
"Bener bener ya, abang lo suka sama Nayla, sementara Nayla yang hampir bikin karier adik kandungnya hancur, bisa bisanya juga Rina sama Zao, selama ini orang yang mau hancurin karier lo adalah orang terdekat lo Prill, parah banget," jelas Linyi.
Prilly menggeleng tak mengerti, ia tak ingin ambil pusing dengan semuanya, menurutnya yang terpenting saat ini adalah abangnya bisa bahagia dengan pilihannya dan tak ada yang disembunyikan lagi darinya.
Jujur saja ia juga merasa sakit dengan semua keadaan ini, tapi mau bagaimana lagi ia harus mencoba untuk ikhlas menerima semuanya.
Prilly tersenyum tipis "Kenapa Prilly?"
"Dan parahnya semua orang sudah tau,"
Linyi mengerjap matanya "Serius lo? Astaga gak habis pikir gue,"
"Pernikahan bang Bima sama kak Nayla itu pernikahan bisnis Lin, so gak kaget lagi sih,"
"Tapi gue benar benar salut sama bang Bima, dia sangat dewasa tau Lin menyikapi semua masalah ini, awalnya sih gue marah banget tapi ketika bang Bima menjelaskan semuanya gue paham kalau perasaan itu tidak bisa dipaksa,"
"Iya Bima benar benar dewasa,"
"Dan gue tau darimana sifat yang dimiliki Ali," ucap Prilly.
Linyi tersenyum, tepat saat itu Prilly menoleh dan mengernyit tak paham. Mengapa wanita disampingnya ini tersenyum sendiri?.
"Lin,"
"Lin,"
"Linyi!"
"Eh iya?"
"Lo kok malah ngelamun senyum senyum sendiri sih?"
"Gak kok,"
Prilly mendekat pada Linyi "Kenapa pipi lo merah? Lo ketebalan pake blush on?" tanya Prilly menggoda.
"Hah gak kok, apaan sih lo, ngapain lo deket deket gue!"
"Lin lo gak sembunyiin apapun kan dari gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...