DTC #21

1.8K 264 39
                                    

Ali tersenyum lebar dengan mata yang terus menatap kotak cincin ditangannya. Matanya terus berbinar cerah ketika membayangkan dirinya akan melamar sang kekasih.

Bayangan bagaimana dirinya ketika melamar bahkan bagaimana ketika dirinya akan membina rumah tangga dan memiliki bayi yang begitu lucu terus berputar diotaknya.

Dorr

Ali terperanjat kaget ketika tiba tiba saja Derby masuk kedalam ruangannya dan mengagetkan dirinya.

"Bisa ketuk pintu terlebih dahulu?" tanya Ali dengan wajah datarnya, meskipun ia benar benar kaget saat rekannya itu mengagetkan dirinya.

Ali memasukkan kotak cincin itu kedalam laci mejanya, tentu saja hal itu diketahui oleh Derby "Kotak apaan tuh? Sampai dilihatin terus, mana bibir lo senyum terus lagi,"

"Bukan apa apa,"

Derby berdecak kesal "Ck, lo sama sahabat sendiri pelit, gak mau kasih tau atau curhat curhat gitu sama gue kalau ada apa apa," gerutu Derby.

Ali akan beranjak dari duduknya melihat Derby sekilas "Kenapa harus curhat sama lo? Gak ada hubungannya,"

"Nih ya Li, gue kalau ada apa apa selalu curhat sama lo, ngapa sih lo gak pernah gitu cerita sama gue,"

Ali menggeleng "Lo tau kan gue adalah orang yang gak bisa percaya sama orang lain?"

"Sama gue ini?"

"Karena menurut gue, gak ada yang namanya sahabat didunia ini," ucap Ali.

Jujur saja bagi siapapun yang mendengar itu pasti akan sedikit tersinggung, tapi Derby sudah lebih dari tau sejak dirinya berteman dengan Ali, bahwa laki laki itu tidak pernah percaya terhadap orang lain, so tidak ada yang dapat Derby lakukan kecuali diam saja.

"Ya ya ya udah tau gue," ucap Derby akhirnya. Tapi bagaimanapun Derby tau Ali lah orang pertama yang akan mengulurkan tangannya ketika dirinya benar benar kesulitan atau membutuhkan bantuan.

"Itu udah tau,"

"Sekali aja lah Li,"

"Lo tau apa yang paling menakutkan di dunia ini?" tanya Ali.

"Hantu," jawab Derby asal.

"Miskin?"

"Manusia," ucap Ali kemudian berlalu.

Derby terdiam beberapa saat, entah kenapa hari ini Derby merasa sahabatnya itu tengah bermulut pedas?.

"Li tungguin kek," ucap Derby cukup keras mengikuti Ali yang sudah berjalan cukup jauh. Laki laki itu sedikit berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Ali.

"Mulut lo kenapa pedes banget sih hari ini?" tanya Derby ketika langkahnya sudah tepat disamping Ali.

Kedunya menyusuri lorong rumah sakit menuju salah satu ruangan pasien.

"Lagi datang bulan lo? Perasaan rumah tangga lo baik baik aja deh,"

"Oh ya Li, gue kangen sama LinLin gue deh,"

"Gak nyangka gue bisa jatuh cinta sama manager pacar lo, artinya kita gak cuma akan jadi sahabat doang tapi bakal jadi twins juga, secara gitu Prilly sama Linyi aja bisa jadi twins, kenapa kita gak?"

Ali menghela nafas kasar, memang benar perkataan Albert Einsten Orang lemah akan balas dendam, Orang kuat akan memaafkan, dan Orang Cerdas akan mengabaikan. Mungkin hari ini Ali harus menjadi Orang Cerdas yang dikatakan Albert Einsten, untuk mengabaikan segala perkataan Derby.

"Oh iya Li, gue mau cerita," ucap Derby.

Ali menghela nafas, setaunya Derby tidak perlu mengatakan kalau ingin bercerita karena sedari tadi laki laki itu sudah berceloteh tanpa permisi.

 Love Beat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang