DTC #18

4.7K 493 61
                                    

Maafkan typo, next lama, bahasa belibet. Jangan lupa follow, vote, comment , dont plagiat! And see yoo.

***

"Kamu pemeran utama di film ini Prill?" tanya tante Wendy.

Prilly tersenyum dan menggeleng "Gak tante, Prilly cuma peran pendamping, Audi yang peran utamanya,"

Wanita itu terkekeh kemudian tersenyum membuat kedua matanya sedikit menyipit "Sampai kapan mau panggil calon mama mertua kamu ini tante?" tanya wanita itu.

Prilly menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Terus Prilly harus panggil apa tante?"

"Tuh kan tante lagi, mulai hari ini kamu harus panggil tante ini Mama, gimana?"

Prilly mengangguk "Mama Wendy?"

"Iya sayang," ucapnya dengan mengusap pipi kanan Prilly.

Jujur saja Prilly masih agak canggung, tapi bagaimanapun kedepannya ia akan tetap memanggil nyonya Wendy dengan panggilan Mama.

Keduanya berjalan menuju mobil tepatnya Prilly mengantar Mama Wendy "Mama sebenarnya mau ajak kamu buat ketemu teman teman arisan Mama, tapi sayang kamu masih ada shooting,"

"Lain kali pasti Prilly ikut Mama,"

"Benar ya?"

"Iya Ma,"

"Prill," panggil Mama Wendy.

"Kenapa Ma?"

Wanita itu tampak menghela nafas kasar "Mama mau minta maaf sama kamu,"

"Minta maaf soal apa Ma?"

"Mama tau kamu mempublikasikan hubungan kamu dan Ali karena dengar semua ucapan Nayla dan Mama kan?"

Prilly tersenyum "Gak kok Ma, emang gak selamanya hubungan Prilly dan Ali harus ditutupi kan,"

"Tapi karena ucapan Mama, karier kamu ja.."

"Ma, sama sekali bukan salah Mama atau kak Nayla, emang ini pekerjaan Prilly dan konsekuensinya, disini Prilly yang merasa bersalah sama Ali, mungkin privasi Ali sedikit terganggu," ucap Prilly menggenggam kedua tangan wanita itu erat.

"Rencana Tuhan memang yang terbaik Prill, awalnya Mama gak yakin bahwa perjodohan ini akan berjalan lancar, tapi melihat kalian bersama Mama bahagia," ucap wanita itu kemudian memeluk Prilly.

Gadis itu mengusap air matanya yang tiba tiba mengalir dikedua pipinya, entah kenapa dipeluk oleh sosok ibu seperti Mama Wendy membuat perasaannya campur aduk, ia juga merindukan ibu kandungnya.

"Jiayi ayo," panggil Mama Wendy. Gadis remaja itu menggeleng pelan.

"Ma, Jiayi mau disini aja ikut Kak Prilly,"

"Ji..."

"Kalau Jiayi mau disini gak papa Ma temenin Prilly,"

"Tapi Prill nanti dia ngrepotin kamu lho,"

Prilly tersenyum "Ya gak lah Ma, emang Jiayi anak kecil apa," celetuk Jiayi.

Mama Wendy mengangguk paham kemudian masuk kedalam mobil dan berlalu.

Keduanya kemudian masuk kedalam kantor, Jiayi tersenyum kearah Prilly.

"Kenapa Ji?"

"Kak,"

"Hemm, kenapa Ji?"

Jiayi memilin jari jarinya "Rasya lagi cari assistant ya Kak?"

Prilly mengernyit "Kamu kok tau? Emang kenapa Ji?"

 Love Beat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang