Bayangkan jika Ali dan Prilly disatukan dalam sebuah sinetron dengan peran Ali sebagai dokter dan Prilly sebagai aktris uchh pasti bagus, atau gak Ali dokter fix author rela pura pura flu setiap hari biar lihat dokternya ucchh.
Disini author akan mencoba memaksa, baru di lanjut.
Vote 250
Comment 50Maafkan typo dan bahasa belibet, see yoo.
Gimana new story ini? Apa membosankan?
***
"And cut!" ketika sutradara mengatakan hal itu semuanya langsung berhenti bekerja.
"Terimakasih atas kerja keras kalian," ucap sang sutradara diiringi dengan tepuk tangan seluruh kru yang telah bekerja keras.
"Ini kak,"
"Makasih Sit," ucap Prilly ketika Siti--asst pribadinya memberikan handuk karena scene terakhir tadi Prilly harus berakting dibawah guyuran hujan buatan.
Gadis itu segera berlalu ke kamar mandi bersama Linyi untuk berganti pakaian sementara Siti membereskan barang bawaan mereka.
"Capek," keluhnya lalu masuk kedalam mobil setelah berganti pakaian.
"Lo tau, abang lo selalu telfon gue dari kemarin, cepet pulang gih,"
"Malas ah," ucap Prilly menyandarkan kepalanya.
"Heh panjul, lo gak kasihan sama gue apalagi abang lo,"
"Lagian yang dibahas abang gue itu selalu pertemuan, pertemuan, pertemuan, dan pertemuan dikira lagu roma irama apa,"
Linyi menggeleng pelan "Lo itu cuma punya abang doang, gak kasihan apa sama dia, udah ngebesarin lo dari kecil, lo cuma disuruh pulang doang susah amat," gerutu Linyi.
Prilly menghela nafas "Zao kerumah abang!" titah Prilly pada sopir pribadinya. Linyi tersenyum.
"Sit nanti lo turun di kantor aja ya, bilang sama Kak Dion gue langsung pulang, bisa kan?" tanya Prilly.
"Iya kak,"
"Lo bisa kan pulang sendiri?"
"Bisa lah kak," ucap Siti.
Tak berapa lama mobil yang ditumpangi mereka berhenti disebuah gedung besar, Siti langsung turun kemudian mobil pergi begitu saja.
Didalam mobil Prilly terus menghela nafas kasar "Kenapa sih lo? Kerjaan cuma ngeluh terus!" ucap Linyi.
"Gue ganti asst aja kali ya," ucap Prilly.
"Kenapa?"
"Lo tau gak Siti itu sering sakit takutnya dia gak bisa mengimbangi kerjaan gue, tapi gue juga kasihan terus nanti dia kerja apaan dong,"
"Ah tau lah, cermin gue mana" ucap Prilly akhirnya.
Linyi menyerahkannya "Uchh wajah gue yang mirip barbie kayaknya mau pudar deh,"
"Heh,"
"Iya soalnya bentar lagi jam 12 malam," ucap Prilly.
"Lo kira apaan, serius lo kok bisa jadi artis sih, fans lo tau kelakuan lo yang absurd pasti pada ilfeel,"
"Enak aja, mereka malah suka sama kelakuan gue, wajah mirip barbie, imut, mungil, sexy, bohay dan aduhay," ucap Prilly, hal itu membuat Zao yang sedang menyetir terkekeh.
"Eh eh ngapa lo ikutan ketawa, siapa yang nyuruh!"
"Ampun kak ampun,"
"Bilang aja lo terpesona sama gue, jangan sampai hati lo juga jedag jedug karena gue ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...