"Ketebelan gak?" tanya seorang make up artist pada Prilly.
Gadis yang ditanya melihat wajahnya di cermin dan menggeleng "Gak deh kak, gak ganggu juga,"
"Baju aman?" tanya Lala yang baru saja datang diikuti Puput dibelakangnya, Prilly menggunakan jempolnya tanda baik baik saja karena sekarang ia tengah dioleskan lipstick untuk bibirnya.
Lala tersenyum, menepuk pelan pundak Prilly "Penutup, bagian akhir,"
"Setelah ini semua selesai," ucap Prilly.
"Kata siapa selesai? Ini malah baru awal kehidupan lo sebenarnya, sebagai Prilly Tsabina, tanpa ada kata artis," sahut Linyi yang baru saja datang.
Perut wanita itu sudah membuncit karena memang usia kandungan Linyi sudah memasuki bulan ke 7, membuat Prilly mendekat dan mengusapnya pelan "Duh Lin, ponakan gue kapan lahir sih, gak sabar gue,"
"Hilih, lo dong kawin sono," seloroh Linyi.
Gadis itu mendengus kesal "Ck, bentar lagi,"
"Makanya kalau dilamar ya diterima, gitu doang repot," ucap Linyi.
Prilly gemas sendiri dengan wanita satu ini, memang akhir akhir ini mulut Linyi bertambah pedas saja kalau berucap, entahlah mungkin efek ibu hamil.
"Mulut lo Lin,"
"Kenapa? Dih, emang gue bener kok, coba dulu lo terima langsung dokter Linger pasti udah berojol dua lo, malah ditolak, ya akhirnya gini, nunggu lagi, ibarat kata lo udah muntahin bubur lo jilat lagi,"
Nah kan apa dibilang, mulut Linyi akhir akhir ini memang pedes sekali, apapun yang dikatakan oleh wanita itu harus benar, kalau salah ya balik lagi, harus benar!.
Prilly menahan kesalnya, bagaimana bisa ia disamakan dengan para manusia munafik didunia ini, gadis itu ingin sekali memberikan sianida pada mantan managernya itu, tapi ia ingat bahwa melanggar hukum di negara ini pasti akan mendapat kebebasan, eh maksudnya ganjaran.
Sekitar satu bulan lalu, dirinya dan Ali baru saja melakukan lamaran resmi, dan tepat satu minggu lagi mereka akan melaksanakan ijab qobul untuk menjadi suami istri yang sah. Keduanya sepakat bahwa ingin melakukan pernikahan yang hanya dihadiri oleh orang orang terdekat mereka, tak ada kata pernikahan yang begitu mewah, hanya ingin pernikahan yang sederhana namun khidmat bersama orang terkasih mereka.
Dan tepat hari ini adalah hari dimana Prilly menggelar konser terakhirnya bersama para fansnya, berpamitan untuk hiatus selama waktu yang tidak dapat ditentukannya.
Gadis itu naik ke stage dan melambaikan tangannya "Halo semua..." ucap Prilly.
Yang hadir dikonsernya mungkin hanya sekitar 500-700 orang saja.
Seorang Mc mendekat pada Prilly, berdiri disamping gadis itu "Wah tidak terasa ya udah dipenghujung konser, berarti sebentar lagi kita akan berpisah dengan Prilly,"
Prilly mengangguk menatap lekat mereka semua, tanpa terasa dadanya sesak menahan air matanya "Prilly ada yang ingin disampaikan untuk yang terakhir?"
Gadis itu tersenyum "Duh kayak mau kemana aja gue, sebenarnya banyak banget sih yang ingin diucapkan kalau bisa sih pengen bilang makasih satu persatu ke kalian semua, peluk kalian satu persatu,"
"Duh kalau itu seharian Prilly," canda mc yang dibalas kekehan oleh Prilly.
"Yang pertama terimakasih banget buat kalian semua entah yang ada disini ataupun diluar sana atas support tanpa henti kalian buat aku, ada denganku dari aku senang, bahkan sedih, terimakasih untuk kehadiran kalian, tanpa kalian aku tidak akan pernah ada dititik ini, tanpa kalian tidak akan pernah ada Prilly Tsabina seperti saat ini, terimakasih banyak,
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Beat (End)
FanfictionKehidupan artis memang terlihat begitu mewah, mempunyai banyak penggemar, tapi apa kalian pikir sesederhana dan seenak itu? Tidak! Tuntutan sebuah pekerjaan kadang mengharuskan seorang artis mengorbankan perasaan orang yang dicintainya. Bagaimana j...