PART 3 KEHIDUPAN BARU

231 11 0
                                    

Seorang gadis cantik berambut hitam panjang sepunggung dengan gaun panjang berwarna merah muda dan terdapat beberapa pita di gaunnya, gadis itu melangkah dengan anggun bagaikan putri dari dongeng bersama 2 orang pelayan dan pengawal. Meskipun begitu, dalam hatinya dia masih bingung dengan kejadian yang dia alami sejak beberapa jam yang lalu.

KRIEeeT

 Sebuah pintu besar yang berada di depannya terbuka dan dia masuk menuju sebuah meja besar dan beberapa kursi yang disusun rapi mengelilingi meja tersebut. Di meja sudah ada beberapa kursi yang mengisi.

“Kemarilah.” Ucap pria yang duduk di paling ujung meja yang dikenalnya beberapa saat lalu, raja Rhien. Di kursi utama terdapat raja Rhien, di samping kanan terdapat 3 pangeran, kemudian, di samping kiri terdapat 2 orang putri lainnya, dan sebuah kursi kosong tepat di samping kiri raja Rhien. Gadis itu duduk disamping raja Rhien yang memintanya tadi.

“Senang bisa melihatmu dapat mengikuti makan malam hari ini.” Ucap raja Rhien pada Roxy, yang hanya ditanggapi dengan senyum kecil di bibir Roxy.

‘Sepertinya semua anggota keluarga sudah berkumpul, tapi..’ ucap Roxy dalam hati. Dilihatnya semua yang berada di meja tersebut.

‘Apakah ratu tidak mengikuti acara makan malam hari ini ?’ Tanya Roxy untuk dirinya sendiri

Beberapa pelayan datang dan menyuguhkan makanan utama di meja

“Bagaimana perasaanmu ?” Tanya raja Rhien di sela makannya.

“Aku baik-baik saja.” Jawab Roxy dan memakan makanannya.

“Kau tahu. Aku senang sekali saat tahu kau terbangun, meskipun saat pertama kali aku melihatnya kau tidak berada di kasurmu.” Ucap Raja Rhien. Roxy mengerti apa yang dimaksudkan raja Rhien pada akhir kalimat.

“Benar. Kenapa kau bisa tiba-tiba berada di lantai ? kenapa tidak di jendela sekalian” Ucap seorang gadis ketus yang berada di samping Roxy.

“Tanya, tidak seharusnya kau berkata seperti itu pada Rosa ” tegur raja Rhien, tapi gadis yang dipanggil Tanya itu hanya acuh.

Roxy tidak tahu apa yang membuat gadis itu berkata ketus seperti itu padanya, Roxy tetap menjawab pertanyaan yang ditujukan untuknya.

“Saat aku terbangun, aku merasa haus, dan saat melihat ada segelas air putih di meja samping kasur, aku mencoba untuk mengambilnya, tapi, tubuhku terasa kaku dan akhirnya terjatuh. Kemudian kalian datang.”

“Bhuff……hahaha…” Tanya tertawa saat mendengar jawaban dari Roxy. Pria yang berambut keemasan dan gadis berambut keemasan juga yang berada disamping Roxy bahunya bergetar menahan tawa, sedangkan kedua pangeran lainnya yang berada diseberang meja hanya geleng-geleng dan diam. Bagi mereka yang mendengar penuturan tadi terasa lucu untuk seorang putri Rosalina.

Roxy yang melihat reaksi itu hanya menatap mereka heran, memangnya ada yang lucu, pikirnya.

“Baiklah. Lebih baik sekarang kita selesaikan makannya.” Ucap raja Rhien akhirnya.

***

“Haah~~ aku merindukan keseharian normalku yang sebelumnya.” Roxy menghela napas panjang dan menatap langit hitam yang tidak menampakkan satupun bintang yang ada dilangit.

“Sebenarnya apa yang telah kulakukan hingga aku tersesat di tempat seperti ini. Terutama, kini aku berada ditubuh orang yang belum kukenal.” Kata Roxy sambil menutup matanya dan menengadah ke langit.

***

Kilau matahari yang merasuki kamar itu begitu menyilaukan hingga seorang gadis yang berada dikasurnya yang nyaman terbangun.

Pagi ini seperti biasa Roxy melakukan kesehariannya sebagai “Putri Rosalina” sendiri. Saat pagi hari seorang pelayan sudah berada dikamarnya dan menyiapkan air hangat untuk mandi.

“Benar-benar tidak praktis” itulah yang dikatakan Roxy saat pertama kali mengalaminya. Meskipun sekarang sudah terbiasa dengan kedatangan para pelayan ‘tidak sopan’ ( menurut Roxy) yang melakukan kebiasaan itu, tapi Roxy tetap saja merasa terganggu.

Setelah para pelayan mengisi penuh bak mandinya, para pelayan itu keluar dari kamar Roxy. Tentunya karena Roxy yang membuat mereka pergi, yang seharusnya melayani Roxy sampai dia selesai mandi dan mengganti pakaiannya. Sebelumnya, Roxy yang tidak terbiasa dengan perlakuan ‘putri’, mengusir para pelayan itu keluar dari kamarnya ketika tiba-tiba saja para pelayan itu mengelilinginya dan bersiap melepaskan pakaiannya. Meskipun Roxy sudah mengusirnya, keesokkan harinya mereka melakukannya lagi, dan Roxy mengusirnya lagi. Dan karena itulah Roxy menyebut para pelayan itu pelayan ‘tidak sopan’ yang sembarangan. Hal itu terjadi selama beberapa hari, hingga akhirnya kabar mengenai “putri Rosa yang selalu mengusir pelayannya” terdengar oleh raja Rhien. Saat itu, raja Rhien datang ke kamar Roxy dan berbicara padanya.

“Kudengar kau selalu mengusir para pelayan yang datang ke kamarmu. Apakah itu benar ?” tanya raja Rhien setelah mereka berbicara hal-hal biasa-dan Roxy hanya menanggapi dengan gumamman dan satu-dua kata.

“Bukankah dulu kau sendiri yang ingin dilayani oleh para pelayan itu ? bahkan kau menyeleksi mereka semua sendiri.”

‘Dasar Putri merepotkan.’ Gerutu Roxy dalam hati.

“Aku tidak memerlukan para pelayan itu dan aku tidak suka dilayani oleh orang yang tidak sopan.” Kata Roxy dan pergi meninggalkan raja Rhien sendiri di kamarnya.

***

TEP

Sebuah suara buku yang ditutup terdengar karena pemegangnya telah selesai membacanya.

“Membosankan. Apakah tidak ada yang bisa kulakukan selain membaca buku, tidur, makan, duduk, dan berkeliling istana ? bahkan aku selalu diikuti kemanapun aku pergi meskipun aku sudah menyuruh mereka pergi. Dasar orang-orang keras kepala dan tidak sopan.” Ucap Roxy dalam hati dan melirik ke belakangnya.

‘Kami hanya menjalankan perintah dari baginda Yang Mulia raja, putri.’ jawab salah seorang pelayan bernama Sisilia ketika Roxy menanyakan keberadaan mereka.

Saat ini Roxy sedang berada di taman utama istana menikmati pemandangan dengan beberapa buku dan makanan kecil disampingnya.

---

Roxy dan dua pelayannya yang mengikutinya di belakang berkeliling istana karena tidak ada hal lain lagi yang dilakukan.

TRANGG TRANGG TRANGG

‘Sepertinya ada suara pedang.’ Roxy yang mendengar suara seperti pedang beradu itu berbelok ke arah di mana suara itu berasal.

“Tunggu, Tuan Putri, Anda tidak seharusnya pergi ke sana.” Ucap seorang Pelayan saat Roxy tiba-tiba mengubah arah jalannya. Kedua pelayan yang tadinya mengikuti Roxy, bergegas melangkah mencoba untuk menghentikannya.

Kini Roxy sudah berada di depan pintu besar berwarna coklat gelap dengan ukiran seperti pada pintu umum lainnya.

“Putri, Tunggu-” Roxy tidak menghiraukan teriakkan pelayannya dan membuka pintu itu.

Sekarang, suara yang tadinya hanya samar-samar terdengar olehnya, dapat dia dengar dengan sangat jelas dan melihat pemandangan di mana dugaan dia sebelumnya memang benar adanya.

“Tuan Putri, sebaiknya Anda tidak datang kemari. Lebih baik kita pergi sekarang.” Kata Pelayan lainnya, berusaha membuat Roxy pergi dari tempat pelatihan para prajurit istana.

“Kalau kau ingin pergi, pergi saja, Sil. Aku tetap di sini.” Roxy berjalan mendekati lapangan di mana para prajurit berada. Sisilia dan Yasmine kebingungan karena Roxy tidak juga mau pergi dari tempat itu.

“Bagaimana sekarang ? kalau raja dan para pangeran tahu, kita--”

“Apa yang sedang kalian lakukan di sini ?” Tanya seseorang dari arah belakang mereka.

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang