PART 16 NYG SI INFORMAN

98 8 0
                                    

Sosok yang memiliki mata violet tajam dengan tubuh berbalut bulu putih-perak, berwajah menakutkan. Dengan wajah terangkat angkuh dan tubuh tegap, dia berdiri didepan seorang gadis yang mengenakan gaun berwarna pastel dengan pita panjang dipinggangnya, rambutnya diikat satu tinggi menampilkan wajahnya yang tegas, kedua tangannya bersedekap didadanya dan matanya yang hitam menatap sosok didepannya.

"Sejak kapan hewan peliharaan bisa seenaknya keluyuran tanpa diketahui majikannya." Kata Roxy sesinis-sinisnya

'Sejak kapan juga seorang gadis kecil mengaku dirinya adalah majikan dari makhluk hebat sepertiku.' Balas Shiro tidak kalah sinis lewat pikirannya.

Keduanya saling menatap dengan mata tertajam, terkejam, terbengis-intinya saling mengintimidasi satu sama lain hingga salah satunya mau mengaku kalah-

Orang-orang yang melihat kejadian itu hanya mundur atau menjaga jarak agar tidak merasakan hawa negative yang dikeluarkan oleh dua makhluk beda ras itu

Sampai akhirnya suara tegas namun bergetar terdengar oleh keduanya. Baron yang bertubuh tinggi tegap dan gagah, tidak membuatnya merasa hebat didepan dua makhluk tersebut. Tapi, dia tetap mencoba karena tidak merasa nyaman dengan keduanya yang menarik perhatian para pelayan, prajurit dan lainnya.

"Apa yang tuan putri lakukan disini ? kalau anda ingin bertarung dengan serigala ini lebih baik ditempat lain, kalau bisa di tempat tertutup, karena hanya akan menarik perhatian orang lain saja." Seru Baron dan mendekati keduanya.

Seketika Roxy dan Shiro saling buang muka, lebih tepatnya merasa terganggu oleh suara Baron yang seperti tupai yang ingin melahirkan (maaf, Mai juga tidak pernah tahu dan dengar seperti apa suaranya) dan terdengar seperti 'lebih baik saling bunuh ditempat sepi agar tidak merepotkan orang lain.' Menjengkelkan. Padahal Baron tidak bermaksud begitu.

"Kau menggangguku." Sentak Roxy pada Baron kesal.

"K-Putri tidak seharusnya melakukan hal memalukan yang menarik perhatian orang lain disini." Ujar Baron. Sebenarnya dia masih canggung memanggil Roxy dengan sebutan Putri, itu dia lakukan karena dia tidak ingin mengalami kejadian yang sama dari sebelumnya yang membuatnya harus berpikir dua kali sebelum dia harus mati konyol dengan bodohnya.

"Memalukan ? kau bilang ! Memangnya salah siapa yang seenaknya melakukan sesuatu tanpa ijin dariku, hah !" balas Roxy lantang.

"Tapi bukan berarti Putri juga harus menarik perhatian seluruh penghuni istana dengan marah-marah pada Shiro-yang notabene nya memang menjengkelkan dan bikin emosi naik- tetap saja putri harus tahu tempat untuk bicara pada Shiro. Putri mau dibilang gila karena bicara dan marah-marah pada serigala bertampang menakutkan dengan geramannya itu. Tidak kan. Jadi berhentilah marah-marah." Kata Baron panjang lebar seperti menasehati gadis kecil.

'Dia pikir dia siapa ? seenaknya menghina orang.' Ucap Shiro yang terdengar oleh Roxy. Hubungan telepatinya belum putus.

'Heh, bukankah memang kenyataannya begitu. Kau hanya serigala besar menjengkelkan yang bisanya cuman bikin orang emosi.' Hina Roxy

'Benarkah ? bukannya kau juga dibilang 'gila' oleh pengawalmu itu.' Balas Shiro. Bukannya damai, sekarang tensinya malah bertambah. Dan Baron menjadi sasaran kedua oleh Roxy karena baru menyadari ucapan Baron yang juga menghinanya.

"Bagaimana denganmu ? apakah pengawal memiliki hak untuk menghina putrinya sendiri." Roxy menatap Baron tajam. Baron yang sudah terbiasa sepanjang hidupnya melihat tatapan tajam, tidak membuatnya takut. Hanya saja dia masih waras dengan kondisinya.

"Maaf, bukannya saya menghina tuan putri. Tapi, bisakah kita hentikan semua ini ? saya hanya tidak ingin anda menjadi objek gossip di istana dan...mungkin seluruh kerajaan." Baron masih saja membujuk Roxy agar berdamai.

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang