"Jadi, apa aku sudah melewatkan sesuatu ?"
"Ya...dan sepertinya ada masalah serius."
"Begitu. Lalu apakah kau sudah bertemu dengannya ?"
"Bisa dibilang begitu. Kau tenang saja, aku sudah bilang kan, aku akan melakukannya"
***
Disebuah ruangan besar yang ditengahnya terdapat meja panjang dan besar beserta dengan beberapa kursi yang mengelilinginya, beberapa pelayan bolak-balik membawakan beberapa makanan mewah yang menggiurkan bagi yang melihatnya, disediakan untuk memenuhi meja besar itu karena sekarang sudah waktunya makan malam. Setelah beberapa saat lamanya, beberapa kursi sudah diisi masing-masing, tapi ada satu tempat kosong yang seharusnya diisi oleh seorang gadis.
"Di mana Rosa ?" Tanya pangeran Yuji entah ditujukan pada siapa.
"Seperti biasa. Paling dia berada dikamarnya." Jawab seorang gadis yang duduk diurutan kedua dari sebelah kiri meja, putri Calista, putri kedua.
Mendengar perkataan putri Calista, raja Rhien memerintahkan seorang pelayan untuk menjemput Rosa "Pergilah ke kamarnya Putri Rosalina. Dan suruh dia kemari" setelah mendapatkan perintah, pelayan tersebut membungkuk memberi hormat dan pergi.
-
"Ukh, kenapa lama sekali. Aku sudah lapar." Putri Cali menggerutu karena perutnya sudah meminta untuk diisi dan pelayan tadi tidak kunjung datang.
Setelah beberapa saat menunggu, pelayan tersebut kembali lagi.
"Mana Rosalina ?" Tanya Raja Rhien langsung pada pelayan tersebut karena dia tidak melihat putrinya itu muncul.
"Maaf Yang Mulia. Hamba tidak menemukan putri Rosalina di manapun." Jawab pelayan itu menundukkan kepalanya tidak berani melihat Rhien.
"Apalagi sekarang." Ucap putri Lucy kesal karena saudari bungsunya itu tidak pernah membuat orang tidak memikirkan kelakuannya.
***
"Uh~ akhirnya dia pergi juga." Roxy menghela napas saat seorang pelayan keluar dari perpustakaan itu. Setelah bersembunyi di balik rak-rak buku tinggi dari para pelayan yang mencarinya, Roxy akhirnya keluar dengan seluruh tubuh pegal karena terlalu lama bersembunyi di tempat sempit. Dia menepuk gaunnya yang kotor sesekali dan menghela napas lega karena berhasil lolos.
"Apa yang anda lakukan di sini, tuan putri." Tiba-tiba suara pria yang terdengar berat muncul di depan Roxy, membuat gadis itu berjengkit dari tempatnya dan kepalanya membentur rak yang berada persis di belakangnya.
BUkk !!
"Aww !! ...sakit..." Roxy meringis kesakitan dan membungkuk dengan kedua tangannya diletakkannya di kepalanya yang terasa sakit, mengusapnya. Pemuda itu terkekeh saat melihat kejadian yang menimpa Roxy.
"Kenapa kau tiba-tiba berada di situ, sih. Kau ingin aku mati muda, huh." Kata Roxy kesal sambil masih mengusap kepalanya. Setelah rasa sakit yang di kepalanya mereda sedikit. Hanya sedikit. Roxy dan pemuda itu duduk saling berhadapan disalah satu meja di ruang perpustakaan itu dan memulai bicara.
"Bagaimana dengan putri ? bukankah seharusnya putri sekarang berada di ruang makan bersama raja Rhien dan lainnya juga ?" balas pemuda tersebut tanpa menjawab pertanyaan untuknya.
"Ck, aku tidak mau. Malas." Balas Roxy cuek.
"Hahaha... anda benar-benar tidak berubah sejak dulu." Pemuda itu tergelak setelah mendengar ucapan Roxy. Roxy mencebikkan bibirnya mendengar tawa pemuda itu.
***
"Setahuku bukankah kau sedang di tugaskan ke perbatasan, Grey ?" Tanya Roxy pada pemuda yang dipanggil Grey yang duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
she is princess
FantasySebuah tragedi terjadi, membuat seorang putri kecil kehilangan wanita cantik yang sangat disayanginya, bundanya. Dia benar-benar shok dan marah, terlebih dia melihat siapa orang yang sudah menghunuskan pedang pada bundanya, yang membuatnya memiliki...