PART 22 TERBONGKAR

113 6 0
                                    

Ekhm... sebelumnya Mai minta maaf karena ingkar janji. Kemaren Mai bilang akan posting partnya minggu lalu, tapi sekarang sudah lewat dari seminggu...hehe..

Tapi, jangan salahkan Mai, salahkan badai angin+hujan+geledek+petir yang merobohkan tower+tiang listrik milik PLN dalam jumlah besar-besaran dan menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran pastinya sekota. Bahkan sempat selama dua hari listrik di rumah Mai padam, dan sayangnya Mai tidak punya genset. Tapi sekarang sudah mendingan. Nah, saat Mai mau update ini part, eh, wattpadnya malah error mulu di tempat Mai, jadi baru bisa munculin part cerita ini sekarang. Lalu, seperti biasa, walau kali bikin partnya udah dari beberapa hari lalu, tapi tidak pernah dicek ulang. So, maklumin ya kalau ceritanya makin gak jelas dan makin absurd..Mai juga langsung posting partnya lebih dari satu. Soalnya nggak tahu kapan bisa update lagi, sekalian, Mai juga ingin cerita ini cepat selesai, sebentar lagi bulan Desember, dan harus siapkan otak dengan berbagai hapalan dan rumus buat ngerjai soal. So, Mai nggak mau nanti pikirannya terpecah. Soalnya Mai bukan tipe orang yang bisa fokus pada beberapa hal.

Dan untuk kalian, Selamat membaca...

###

"Lama tidak bertemu denganmu, aku mendengar kabar kalau kau berulah dan membuat pengawal barumu mendapatkan hukuman." Grey muncul disamping bangku yang Roxy duduki. Saat ini Roxy sedang bersantai di taman utama istana ditemani beberapa buku, teh, kue, dan pelayan serta pengawal.

"Bukan salahku kalau mereka dihukum. Aku tidak tahu aku akan terluka malam itu. Bagaimana denganmu ? aku jarang melihatmu diistana." Grey sudah duduk didepannya dan meminum teh yang Yasmine tuangkan.

"Aku mendapatkan tugas dari raja ke perbatasan, memeriksa pertahanan kita dan mengoreksi kalau ada yang kurang."

"Lagi-lagi kau mendapat tugas mengawas." Roxy menutup bukunya dan menaruhnya dimeja.

"Jangan bicara begitu. Lagipula raja yang meminta, aku hanya melakukan tugasku." Ucap Grey

"Kalau begitu pilihlah tugas yang lebih baik. Mungkin seperti jendral Lamar, kudengar dia mendapatkan tugas sulit dari ayah, dan baru kembali setelah satu tahun ini." Ucap Roxy dan menopang dagunya.

"Jendral Lamar, ya. Jendral Lamar sangat hebat dan kuat, kalau dibandingkan dengan orang sepertinya, kemampuanku masih jauh di bawahnya. Kalau jendral sudah kembali itu artinya tugasnya sudah selesai, ya." Grey mengambil kue di piring yang disediakan untuk Roxy.

"Sepertinya. Pangeran Yuji juga bilang begitu. Memangnya tugas apa yang diterimanya ?" tanya Roxy penasaran.

"Entahlah, aku tidak tahu. Katanya itu misi rahasia, jendral juga ditemani 3 letnan yang hebat. Mungkin itulah yang membuatnya dapat menyelesaikannya. Orang-orang terbaik istana." Grey menggedikkan bahunya.

"Sepertinya rahasia sekali. Lalu...apa yang kau lakukan di sini ? memakan habis kueku." Tanya Roxy jengkel melihat Grey yang terus mengambil kuenya dan tertinggal setengahnya.

"Kau putri yang tidak ada manisnya. Aku ingin bertemu dengan teman lama yang lama tidak kulihat, tapi sepertinya aku tidak dihargai." Ucap Grey dengan tangan yang masih mengambil kue dan memasukkannya ke mulutnya.

"Terserah kau lah." Ucap Roxy pasrah dan melanjutkan bacaannya.

"Hey, Ros. Apa kau punya masalah yang tidak kau katakan padaku ?" tanya Grey tiba-tiba, Roxy menghentikan bacaannya.

"Benar,kan ? aku sering melihatmu seperti punya banyak pikiran yang kau pikiran. Seperti sekarang, kamu memang membaca bukumu, tapi aku bisa melihat ada kerutan di dahimu yang terlihat sangat keras sampai buku tidak dapat mengalihkan perhatianmu." Lanjut Grey. Roxy menatap Grey.

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang