PART 19 PENGAKUAN DAN PERTEMUAN

122 8 0
                                    

Sebuah rumah kecil sederhana di ruang tengah terdapat meja berbentuk persegi dengan empat kursi yang saling bersebrangan. Roxy dan Nyg duduk berdampingan di depannya Fujiki dan Baron duduk berdampingan.

"Hmm... rumah kecil dan sederhana untuk dua orang yang sedang dihukum lumayan bagus. Kupikir kalian akan tidur di sebuah kandang bersama hewan ternak warga." Komentar Roxy pedas saat dirinya selesai meneliti tempat tinggal sementara kedua pengawalnya.

"Lalu, bagaimana tuan putri bisa kemari ? Bukankah seharusnya tuan putri berada di istana ? Tuan putri baru saja sembuh." Tanya Fujiki mengabaikan komentar Roxy.

"Kau kabur lagi, ya." Tebak Baron.

"Begitulah." Tanggap Roxy.

"Heeh !"

"Dan, ada hal yang ingin ku katakan. Tapi, sebelum itu, aku ingin mendengar jawaban dari kalian."

"Apa ?" ucap kedua pria di depan Roxy bersamaan.

"Aku tidak tahu apakah hal ini mengejutkan kalian atau tidak. Tapi, aku ingin mengatakannya pada kalian, dan aku minta jawabannya, ini juga berlaku untukmu Nyg. Apakah kalian bersedia membantuku untuk sebuah tugas yang mungkin akan mempertaruhkan nyawa kalian sebagai gantinya ?" Tanya Roxy pada ketiga orang yang berada dimeja tersebut.

"Apa maksudmu ?" Tanya Baron bingung, begitu pula Fujiki dan Nyg.

"Ya atau tidak." Tekan Roxy.

"Itu..." Fujiki ingin menjawab tapi sepertinya dia ragu dengan jawabannya sendiri.

"Tentu. Apapun itu aku pasti akan melakukannya." Jawab Nyg tanpa ragu. Membuat kedua pria yang berada di depannya menoleh pada Nyg.

"Baiklah. Aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan. Tapi, sebagai pengawal, mau tidak mau aku harus bilang 'ya' kan. Terlebih aku tidak suka kalau aku mengatakan 'tidak' di saat seorang gadis tengik sepertinya mengatakan 'ya'." Tunjuk Baron pada Nyg.

"Itu karena kau mantan perampok yang pengecut dan punya gengsi yang tinggi." Balas Nyg setelah mendengar ucapan Baron. Mereka saling tatap dan seakan ada sengatan listrik diantaranya.

"Aku juga. Aku adalah pengawal pribadi putri. Jadi, apapun itu aku pasti akan mengikuti putri." Kata Fujiki.

Setelah yakin mereka bertiga setuju Roxy mulai bicara.

"Baiklah. Karena semuanya setuju. Maka dengarkan aku baik-baik, tidak ada pengulangan."

-

Hening

Satu kata setelah Roxy menceritakan semuanya.

Bukan, bukan, mereka bukan terkejut dengan cerita Roxy. Tapi, pada siapa yang akan nantinya mereka berurusan.

"P-putri yakin ?" Tanya Fujiki ragu.

"Ya. Jadi, bersiaplah karena kalian sudah setuju akan membantuku kan." Jawab Roxy tersenyum.

"Seharusnya aku sudah tahu, kalau akan jadi begini mengingat kata 'mempertaruhkan nyawa' dari mulut putri sepertimu." Keluh Baron.

"Aku baru tahu kalau putri punya masalah dengan pria seperti itu. Tapi, apakah memang benar kalau dia, putri ?" tanggap Nyg.

"Terserah kalian mau percaya atau tidak." Roxy menyesap teh yang dibuat Fujiki sebelumnya.

"Baiklah, baiklah. Jadi, apa rencanamu ? tidak mungkin kita bisa melakukannya dalam waktu dekat ini kan ?" Tanya Baron.

"Karena itulah aku menceritakannya pada kalian. Aku ingin kalian mencari tahu tentang mereka dan pergerakkan apa saja yang akan mereka lakukan dalam waktu dekat ini. Aku punya firasat kalau sebentar lagi mereka akan bergerak." Jelas Roxy.

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang