PART 6 RUMOR

192 12 0
                                    

Ting.

"Selamat datang." Seorang wanita cantik menyambut pelanggannya yang baru datang.

"Hay, Jean, kulihat kafemu tetap ramai seperti biasa." Ucap pelanggan yang baru tiba itu.

"Apa yang kau lakukan di sini ? kami tidak menerima tamu yang hanya duduk tanpa memesan makanan." Kata Jean sinis pada pelanggannya, Shin.

"Haha, jangan sinis begitu. Aku datang hanya untuk menanyakan beberapa hal saja. Dan tenang saja, aku akan memesan kok." Katanya tertawa dan duduk di sudut ruangan, dan Jean mengikutinya. Seorang pelayan datang, dan Shin memesan sebuah minuman.

"Kenapa bukan Key saja yang datang kemari, sih. Tapi malah kau yang datang" Jean cemberut mengucapkannya.

"Dia orangnya sibuk kau tahukan, sebentar lagi acara peresmiannya menjadi penerus."

"Aku tahu. Dan kau, bukankah kau sama saja."

"Aku punya orang yang bisa menanganinya. Lagipula peresmianku masih lama, jadi yah, tenang saja." Ucapnya dengan santai

"Apa yang kau ingin tanyakan ?" Jean memulai pembicaraan utamanya.

"Oh, itu, apa kau sudah mencarinya ? kau bilang dia anak sini kan ? dan pasti ada data mengenai gadis bernama Roxy itu." Tanya Shin serius

"Tidak. Dia bukan pekerja tetap, hanya bekerja part time di sini."

"Lalu ? apa kau tahu hal lainnya, misalnya dia tinggal di mana, teman atau apapun itu."

"Tidak ada. Selama dia bekerja di sini, dia tidak pernah mengajak temannya, dan dia anaknya lumayan penutup."

"Begitu." Pelayan datang dengan membawa pesanannya, dan Shin meminumya.

"Kau ? apa kau sudah menemukan tentangnya juga ?"

"Tidak. Aku sudah mencarinya, tapi tetap tak dapat apapun. Tapi aku menyewa seseorang untuk mencarinya, mungkin saja dia dapat menemukan sesuatu. Aku jadi penasaran seperti apa gadis itu sebenarnya,"

"Kurasa tidak ada yang sepesial, dia anaknya ramah dan pendiam, dan banyak yang menyukainya, terutama orang tua. Dia melayani mereka dengan baik, seperti seorang gadis pelayan yang profesional." Jean menjelaskan dan mengingat tentang Roxy.

Mereka berdua terdiam, setelah itu mereka tidak lagi membahasnya dan hanya membicarakan hal lain.

***

"Tuan Aircal sudah tiba, Putri." Sisilia memberitahukan kedatangan Airchal pada Roxy.

Sisilia dan Roxy pergi menuju ruang belajar. Setelah tiba di sana, terlihat Airchal sudah berada diruangan. Roxy duduk ditempatnya biasa dan sisilia berdiri sedikit jauh di belakangnya.

"Baiklah. Sekarang kita akan memulai pelajarannya. Pelajaran hari ini adalah tentang—" Ucap Airchal membuka pelajaran. Namun, mata Rosa tertuju pada sebuah buku yang berada tidak jauh dari tangan Airchal dan sedikit tertutupi oleh buku-buku lainnya.

'Sepertinya aku pernah melihat buku itu... di mana ?' Roxy tampak berpikir, dan itu tidak lepas dari penglihatan Airchal. Airchal kemudian mengikuti arah yang yang dilihat oleh Roxy dan mendapati kalau yang dilihat Roxy adalah buku-buku miliknya.

"Apakah Tuan Putri tertarik untuk belajar tentang sejarah ?" Tanya Airchal yang membuyarkan pikiran Roxy. Lalu Roxy menatapnya dan mengangguk ragu. Sebenarnya dia sudah bosan mendengar ocehan Airchal yang mengajarinya. Tapi, dia terpaksa.

Airchal menyambutnya dengan tersenyum, meski seharusnya yang dipelajarinya sekarang bukan tentang sejarah, tapi kalau itu bisa membuat Putrinya ingin belajar, maka bukan masalah.

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang