"Jadi apa rencanamu sekarang ? Bukankah kau mendapat informasi dari gadis kecil itu tadi ?" Tanya Grey yang memperhatikan Roxy sedang membaca bukunya di kursi santai taman Monokrom.
"Tunggulah. aku masih memikirkannya." Balas Roxy tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya, membuat Grey bersunggut.
"Lagi-lagi kau bilang begitu. Kita tidak punya waktu untuk bersantai. Mungkin saja sekarang mereka sudah bersiap-"
"Belum.." potong Roxy, 'Tap', "...orang itu tidak akan bertindak dalam beberapa waktu ini." Tambahnya sambil menengadahkan kepalanya.
"Itu tidak akan cukup untuk menyusun rencana. Kau bahkan belum memikirkan apapun." Ujar Grey protes.
"Ck. Aku bukannya tidak memiliki rencana, aku hanya belum menyusunnya seperti yang kuinginkan. Masih ada yang kurang..." Gumam Roxy
"Ha?"
"Sudahlah, kau pergi saja jangan menggangguku. Kau punya tugas yang mesti kau lakukan bukan ? Sana pergi." Roxy mengibaskan tangannya mengusir Grey.
"Tapi," Roxy menggerakkan tangannya di depan Grey, tanda bahwa tidak ada kata 'tapi'.
"Iya, iya, aku tahu. Satu hal lagi, kalau bisa kau lakukan secepatnya. Kalau tidak-" Lagi-lagi ucapannya dipotong.
"Aku tahu. Tidak perlu kau beritahupun aku sudah tahu. Sana cepat, hush..."
Grey pergi meninggalkan Roxy dengan kesal.
'Kenapa kau belum mengatakannya ?' Tanya Rosa tiba-tiba setelah Grey keluar dari taman.
"Sudah kubilang masih ada yang kurang, kan." Jawab Roxy malas.
"Tapi, itu bisa kau lakukan nanti. Kalau tidak kau beritahu rencananya pada mereka. Semua yang kulakukan sia-sia. dan aku akan menyalahkanmu seumur hidupku."
Roxy mendengus, "Sabarlah. Aku juga ingin ini berlalu cepat."
***
Tok tok tok
"Masuk." Ucap sebuah suara dari dalam ruangan itu.
Pintu terbuka oleh si pengetuk pintu. Dia masuk ke ruangan itu dan berdiri di depan meja kerja pria didepannya, menunggu.
"Ada apa ?" Tanyanya datar setelah menatap siapa yang bertamu diruangannya, yang ternyata adiknya yang suka membuat masalah.
"Ada yang ingin kutanyakan. Apa kau punya waktu ?" Tanya Roxy.
Pangeran Archie menatapnya dengan mengangkat salah satu alisnya yang tebal. Dia menopang dagunya pada kedua tangannya di atas meja.
"Kau berniat membuat masalah apalagi ?"
"Aku benar-benar ingin bicara denganmu. Itupun kalau kau punya waktu luang untuk menjawab semua pertanyaanku." UcapRoxy.
"Katakan. Akan kujawab sesuai dengan pertanyaan apa yang ingin kau tanya. Aku tidak berjanji akan menjawab semuanya."
"Tidak masalah."
***
Seekor merpati bertengger di balkon kamar Roxy. Roxy keluar dari kamarnya dan berjalan keluar balkon. Sebuah kertas terikat di kaki merpati itu. Roxy mengambilnya dan menerbangkan kembali merpati itu.
'Pesan dari Nyg ? apa isinya ?'
Roxy tersenyum membaca tulisan yang ada di kertas itu.
"Semuanya sudah lengkap. Sekarang tinggal mengumpulkan mereka semua untuk membahasnya."
***
"Putri, anda yakin mau melakukan rencana ini lagi." Kata Fujiki takut. Karena sebelumnya dia harus menerima hukuman akibat perbuatan mereka-tepatnya hanya mereka berdua yang dihukum-.

KAMU SEDANG MEMBACA
she is princess
FantasySebuah tragedi terjadi, membuat seorang putri kecil kehilangan wanita cantik yang sangat disayanginya, bundanya. Dia benar-benar shok dan marah, terlebih dia melihat siapa orang yang sudah menghunuskan pedang pada bundanya, yang membuatnya memiliki...