PART 25 AWAL PENYERANGAN

93 7 1
                                    

"Grey, kau kumpulkan orang-orangmu dan pergilah dari istana sejauh yang kau bisa tapi jangan terlalu jauh karena akan sulit kalau kau kembali, kau dan pasukanmu akan lelah sebelum dimulai." Perintah Roxy.

"Carilah tempat yang cocok yang kemungkinan tidak diketahui jendral Lamar. Ah, tidak, aku punya tempat yang cocok dengan persembunyianmu. Nanti akan kuberikan petanya..." Ucap Roxy yang mengingat tempat dimana sebelumnya pangeran Charles membawanya.

"...Kita harus bisa mengelabuinya dan membuatnya berpikir kalau kita sedang tidak dalam melakukan hal yang mencurigakan. Kau harus melakukannya."

"Tapi-" Grey ingin membantah tapi langsung dipotong Roxy.

"Saat ini hanya itu permintaanku padamu. Nanti aku akan mengirimkanmu surat untuk kembali. Sampai itu tiba, tunggulah di tempat persembunyian."

"Baiklah. Aku akan membawa pasukanku dan pergi dari istana." Grey pasrah dan mengikuti ucapan Roxy

"Terimakasih."

Setelah kepergian Grey dari kamarnya, Roxy mengambil sebuah kertas yang terselip di salah satu buku yang berada di nakasnya.

"Akan kulakukan sebisaku."

***

"Aku akan memberikan kalian masing-masing tugas. Ini.." Roxy memberikan kertas pada mereka bertiga. Dia mengumpulkan mereka bertiga setelah keperrgian Grey sebelumnya.

"Apa yang harus kami lakukan ?" Tanya Fujiki bingung.

"Seperti yang kutulis di sana. Kalian akan melakukan itu semua sampai aku memberikan perintahnya. Sebelum itu, temui aku di taman kota." Jelas Roxy.

Setelah lama memahaminya, mereka serempak menganggukkan kepalanya.

"Kami mengerti."

"Bagus. Seperti yang tertulis di sana, kalian harus menyusup ke istana dan segera bergerak ke masing-masing tujuan kalian."

"Tapi, kenapa kami harus melindungi anggota kerajaan ? Bukankah sudah ada 3 pangeran di sana ? mereka pasti bisa menjaga diri mereka sendiri. Belum lagi para prajurit dan ksatria yang berada di istana" Tanya Nyg bingung dengan salah satu tugas yang harus dilakukannya.

"Meski begitu, mereka tidak tahu siapa yang akan menjadi lawan mereka. Akan lebih baik kalau nanti ada yang membantu mereka sekalipun mereka pangeran dan raja. Kalian tetap lakukan seperti yang kurencanakan. Lalu, jangan pernah sekalipun kalian mencoba untuk bertindak di luar perintahku, mengerti ?"

"Ya."

Fujiki, Baron, dan Nyg keluar dari kamar Roxy dan menutup pintunya pelan. Mereka kembali bekerja seperti biasa agar persiapan selanjutnya tidak ada kesalahan yang fatal.

Kemudian, Roxy mengambil sebuah peti dengan ukuran sedang dari bawah kasur kayunya. Dibukanya peti itu dan terlihat beberapa burung merpati di dalamnya. Dia mengambil beberapa kertas yang sudah digulung dan diikat rapi sebelumnya dan menaruhnya dipunggung merpati tersebut. Lalu, satu persatu merpati itu dilepaskan untuk menyampaikan pesan pada penerimanya.

***

Beberapa hari kemudian...

Setelah Roxy mendapatkan laporan dari Nyg sebelumnya, seperti biasa Roxy segera pergi dari penginapan dan menemui Brown yang sudah siap di tempatnya.

Roxy dan Brown bergerak ke arah hutan, di mana sebelumnya Roxy sudah pernah ke sana untuk memesan sesuatu yang di anggap mitos oleh masyarakat. Tapi, mitos itu akan berubah menjadi nyata setelah peristiwa ini.

Brown berhenti di sebuah rumah tua bergaya eropa klasik. Pagar tinggi yang menjadi gerbang rumah itu terbuka saat Roxy mendekati rumah itu dan menutup kembali saat Roxy sudah berada di halaman rumah itu. Roxy membuka pintu utama perlahan, hal pertama yang dilihatnya adalah penerangan dari lilin besar yang disusun rapi di sepanjang sisi rumah seperti sebelumnya. Ditengahnya terdapat lampu besar yang menggantung tidak dinyalakan. Dia masih berpikir, mengapa tidak menggunakan lampu besar yang menggantung di tengah ruangan itu atau yang lainnya untuk menerangi rumah itu bukannya menggunakan lilin sebagai penerangnya. Memangnya pria itu belum membayar tagihan listrik ?

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang