PART 17 NIGHTMARE dan WHITE ROSE

111 10 0
                                    

"Di mana shiro ?" Tanya Roxy pada Fujiki yang berada didepan pintu kamarnya.

"Saya tadi melihatnya pergi ke arah aula utama istana." Jawab Fujiki.

"Dasar, baru kemarin datang, sekarang hilang lagi. Lalu, mana Baron ?" Tanyanya lagi sambil berjalan. Fujiki mengikutnya dibelakang.

"Baron sedang bersama Sisilia. Dia menemani Sisilia pergi ke kota. Katanya itu karena putri yang menyuruhnya."

"Ya. Aku memang menyuruh Sisilia, tapi tidak dengan Baron. Kalau dipikir-pikir, sepertinya mereka sekarang lebih dekat. Apa mereka menjalin suatu hubungan ?"

"Saya tidak tahu. Mungkin saja itu terjadi, tapi mungkin dia hanya memenuhi perjanjiannya dengan putri."

Roxy berhenti, membuat Fujiki juga ikut berhenti.

"Bagaimana denganmu ?" tanyanya menatap Fujiki

"Ya ?" ucap Fujiki bingung.

"Ck. Jangan sok polos. Kau pasti mengerti maksudku. Baron dan Sisilia mungkin saja terjadi sesuatu pada mereka. Lalu, kau, apa kau tidak memiliki wanita yang kau suka ? kau kan sudah cukup umur untuk punya wanita. Bagaimana dengan Jasmine atau Ruri ?"

"Eh, i-itu sih... saya, saya tidak tahu. Saya tidak pernah memikirkan hal itu." Jawab Fujiki gugup. Dia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu.

"Kalau kau mau. Aku bisa mencarikan seorang gadis cantik untukmu." Kata Roxy sedikit bercanda. Tapi, tidak dengan Fujiki, dia menanggapi perkataan Roxy dengan serius.

"Tuan putri tidak perlu melakukan hal itu. Lagipula saat ini prioritas saya adalah menjadi pengawal pribadi putri yang dapat diandalkan. Saya memang tidak sehebat Baron dalam bertarung. Tidak sehebat para pengawal putri Calista dan putri Lucyana yang sudah professional dalam menjalani tugasnya. Tapi, saya akan berusaha menjadi pengawal putri yang hebat yang tidak membuat putri malu karena memiliki pengawal lemah seperti saya." Roxy sedikit tersentuh dengan keseriusan Fujiki. Padahal dia menjadikan Fujiki sebagai pengawalnya hanya sekedar keisengan belaka dan tidak mempermasalahkan seperti apa Fujiki. Namun, Fujiki sepertinya sangat serius dengan hal tersebut.

'Benar-benar polos.' Ucap Rosa dan Roxy bersamaan.

***

"Nyg ?" Roxy melihat Nyg yang berdiri di depan pintu aula istana. Merasa namanya dipanggil, Nyg menoleh dan menemui wajah putri Rosa yang disukainya. Nyg mendekat pada Roxy dan berhenti tepat dua meter didepan Roxy.

"Aku menggunakan lencana yang putri berikan padaku. Seperti putri bilang, mereka membiarkanku masuk ke istana." Kata Nyg senang sambil memamerkan lencana yang dimaksud dan menyimpannya kembali.

Roxy memang menberikannya lencana kerajaan pada Nyg karena Nyg akan menjadi informannya dan Nyg akan lebih sering ke istana. Dia tidak ingin setiap Nyg datang, Nyg dan para prajurit akan menimbulkan keributan seperti biasanya. Pastinya dia yang akan menerima getah setelahnya.

"Putri, ada yang ingin kukatakan pada putri." Ucap Nyg langsung.

"Kemarilah." Roxy mengajaknya pergi dari aula istana. Tapi, sepertinya Nyg masih bertahan pada posisinya, sehingga Roxy berhenti dan berbalik menghadap Nyg.

"Ada apa ?" tanyanya.

"Dia ?" tunjuk Nyg pada Fujiki yang berada di samping Roxy. Merasa paham dengan maksud Nyg, dia menjawab ucapan Nyg.

"Tenang saja. Dia pengawal pribadiku. Dan mungkin dia juga akan ikut dengan kita." Katanya menenangkan Nyg.

"Baiklah." Nyg mendekat dan mengikuti langkah Roxy yang membuatnya pergi menuju taman bunga istana.

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang