Seperti biasa, Roxy-yang sekarang menjadi putri Rosa- melakukan aktivitas paginya tanpa bantuan dari pelayan pribadinya. Rosa sudah memaksanya untuk dilayani oleh para pelayan yang biasa melayaninya melakukan segalanya, sampai Roxy sakit kepala karena mendengar ucapan Rosa yang tidak henti dan habisnya mengucapkan itu semua, namun Roxy selalu menolak dan mengacuhkan Rosa.
Sejak pertama kali Rosa muncul dalam pikirannya, Roxy menyangka kalau itu hanya halusinasinya saja. Tapi, suaranya selalu saja muncul jika Roxy tidak melakukan hal yang seharusnya dilakukan seorang 'Putri Rosalina' lakukan. Semua yang dilakukan Roxy selalu dikomentarinya. Awalnya Roxy tidak mengindahkan suara-suara itu, tapi karena dia sudah tidak tahan lagi sampai akhirnya Roxy menyerah dan mulai berdamai dengan suara gadis asing yang selalu muncul dipikirannya.
"Siapa kau sebenarnya ? kenapa kau selalu menggangguku dengan suara cemprengmu itu di kepalaku." Kata Roxy untuk pertama kalinya dia bicara sendiri di kamarnya.
"Cempreng kau bilang ! Heh, suaraku ini sangat indah bahkan burung dan hewan lainnya akan terkagum-kagum dengan suaraku yang mengalun merdu seperti melodi selembut sutra." Kata suara gadis itu tidak terima
"Baiklah. Terserah kau saja. Langsung saja, siapa kau ?" Roxy tidak peduli dengan ucapan gadis itu mengenai suaranya, dan bertanya lagi.
"Ekhm... perkenalkan, namaku Rosalina Woosleim, putri ketiga kerajaan Woosleim. Kau bisa memanggilku dengan sebutan Putri Rosa. Dan pemilik tubuh yang kini kau tinggali." Gadis itu memperkenalkan nama dirinya dengan percaya diri dan dagu yang terangkat seakan menunjukkan dirinya adalah yang memiliki kuasa, Roxy sendiri tidak tahu darimana dia bisa berpikiran begitu, mengingat dia tidak bisa melihatnya.
"Putri Rosa ? benarkah ? kau pikir aku akan percaya." Ucap Roxy meremehkan, Roxy mengingat kembali apa yang diucapkan gadis itu.
"Tentu saja. Dan kau harus percaya." Kata putri Rosa ngotot.
"Lalu kenapa kau bisa berada di pikiranku sedangkan aku berada dalam tubuhmu. Bukannya itu tidak masuk akal ? kalau memang kau 'putri Rosa' seharusnya kau yang sekarang berada di tempat ini bukannya aku." Jelas Roxy
"Eh, kalau itu aku tidak bisa melakukannya." Setelahnya putri Rosa terdiam, bingung ingin mengatakan apa.
"Artinya kau bukan putri Rosa kan." Sindir Roxy. "Mengaku saja. Aku tidak akan marah. Jadi katakan siapa kau, tidak perlu berbohong." Lanjut Roxy menambahi.
"Aku tidak bohong. Aku memang 'Putri Rosa'. Memang terdengar tidak masuk akal bagi orang asing sepertimu." Roxy mengangkat satu keningnya ketika mendengarnya.
"Dan... mengenai apa yang kau katakan barusan. Ya, aku seharusnya berada di posisimu sekarang. Tapi, aku tidak bisa melakukannya karena ada beberapa hal yang membuatku tidak bisa." Putri Rosa menghela napasnya berat.
"Lalu kenapa aku bisa berada ditubuhmu ?"
"Ceritanya terlalu panjang. Butuh waktu berhari-hari untuk menjelaskannya, tidak cukup satu hari." Katanya dengan wajah didramatisir.
"Buat sesingkat mungkin." Suruh Roxy.
Rosa mengambil napas panjang, seakan bersiap menceritakan hal yang sangat berat baginya.
"Aku melakukan penyelidikan. Lalu dijebak oleh seseorang dan membuatku tidak bisa menggunakan tubuhku sendiri. Kemudian aku menarikmu kemari sebagai penggantiku. Selesai." Ucapnya singkat. Roxy melongo.
'Dia pintar sekali menyingkat cerita yang katanya perlu berhari-hari di ceritakan. Dia pasti tukang bohong.' Roxy bingung mau membalas ucapan Rosa.
"Hey, aku bisa mendengarnya. Bukankah kau sendiri yang meminta ceritanya disingkat."
"Yah, memang. Tapi aku tidak menyangka akan sesingkat itu, bahkan tidak perlu waktu satu menit menjelaskannya." Roxy tidak bisa mengatakan apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
she is princess
FantasySebuah tragedi terjadi, membuat seorang putri kecil kehilangan wanita cantik yang sangat disayanginya, bundanya. Dia benar-benar shok dan marah, terlebih dia melihat siapa orang yang sudah menghunuskan pedang pada bundanya, yang membuatnya memiliki...