PART 27 JENDRAL LAMAR, KEBENARAN, DAN PERPISAHAN-END

203 8 11
                                    

Yosh, ini part terakhir dari She is Princess. Dan menjadi part dengan cerita terpanjang. Hehe

Semoga kalian suka dan senang...

Happy reading..

***

Tubuh Roxy terhempas keras ke dinding beton istana. Dia mencoba bangkit tepat saat Lamar akan menghunuskan kembali pedangnya. Beruntung, tubuhnya sedikit oleng dan tubuh kecilnya dapat menghindari serangan itu. Sayangnya itu tidak berlangsung lama. Lamar menendang perut Roxy dan kembali menghempaskannya ke lantai istana yang dingin dan berdebu. Lamar berjalan perlahan ke arah Roxy yang sedang berusaha bangkit dengan tubuh yang sudah terasa kaku dan sakit.

"Kurasa ini adalah akhirnya." Lamar berlari cepat dengan pedang yang menghunus kedepan mengarah ke Roxy. Roxy yang merasa nyawanya terancam bergerak dengan berguling ke kanan menghindar dari tajamnya pedang Lamar. Pedang tersebut tertancap ke lantai dan menimbulkan efek seperti retakan. Lamar menarik pedangnya dan melompat menjauh. Tak lama, lantai tersebut ambruk ke bawah membuat Roxy ikut terjatuh ke lantai bawah.

***

Pangeran Archiles melihat ke atas saat mendengar suara retakkan kasar. Seketika langit-langit yang dilihatnya ambruk ke lantai dasar. Semua orang terkejut dengan hal itu. Beberapa prajurit menghindar dari area puing-puing dari lantai ambruk itu. Debu yang dihasilkan lumayan banyak membuat penglihatan mereka tertutup oleh debu yang bertebaran.

Perlahan, mereka bisa melihat ada seseorang yang membelakangi terduduk dengan posisi memegang pedangnya sebagai tumpuan. Lalu, dari arah jatuhnya puing-puing runtuhan itu, muncul seseorang yang beberapa waktu lalu mereka temui, jendral Lamar, dari arah sampingnya.

"Kau lumayan juga untuk seukuran gadis kecil yang tidak bisa apa-apa dan sok kuat dengan mencoba mengalahkanku sendiri." Ucap Lamar pada sosok yang masih tidak jelas dilihat oleh mereka karena dia membelakangi dan menebak siapa orang dibalik reruntuhan itu.

"Heh, benarkah ? Bukannya kau kewalahan menghadapi gadis sepertiku ini." Balas sosok itu dan mulai berdiri dengan bertumpu pada pedangnya. Dia menghadap ke Lamar yang berjalan mengarah padanya.

"Rosa..." Ucap raja Rhien terkejut. Walaupun dia tidak jelas melihat wajahnya, tapi suaranya sudah dapat mewakili rasa penasarannya.

"Putri !!" Teriak Nyg saat melihat Roxy. Dia mencoba berlari mendekati Roxy tapi lengannya ditahan oleh Akari.

"Gadis itu, apa yang sedang dilakukannya." Baron menatapnya khawatir. Dia bisa melihat kondisi Roxy yang jauh dari kata baik.

"Kurasa, disini, kaulah yang akan kalah, Jendral." Tambah Roxy dengan senyum meremehkan seakan menantang Lamar. Hal itu membuat Lamar geram dan kembali menyerang Roxy dengan pedangnya. Roxy menahan serangan itu. Lalu...

Trangg

Sebuah pedang terlepas dan terhempas ke lantai.

"Apa ?! Bagaimana bisa ?!!" Jendral Lamar terkejut dan terlihat geram pada gadis di depannya.

"Tentu saja itu bisa terjadi. Sudah kukatakan, bukan. Kalau kaulah yang akan kalah dan aku keluar sebagai pemenangnya, Jendral." Roxy mengangkat pedangnya dan mengacungkannya pada Lamar yang masih terpaku.

"KAU !!! A-apa ini..." Lamar yang berencana menyerang Roxy dengan tangan kosong dan ingin mengeluarkan sesuatu ditangannya terhenti karena tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan terjatuh berlutut.

"Aku lupa bilang, kalau sebelumnya aku sudah mengolesi racun dan pelumpuh syaraf pada pedangku." Ucap Roxy sambil menggoyangkan pedangnya.

" Jangan menganggapku curang, karena tidak ada peraturan yang berlaku di sini yang tidak memperbolehkan pemainnya tidak menggunakan racun atau apapun, dan aku boleh melakukan apapun pada pedangku. Lagipula, kalau aku tidak melakukan itu, mungkin sekarang aku akan mati oleh serangan tangan kosongmu itu." Roxy menjelaskan semuanya dan masih berkilah.

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang