Ini part 20 nya. Semoga readers suka ceritanya.
Selamat membaca...
***
Setelah kejadian di mana kerajaan Southernest berkunjung dan Roxy yang kelepasan bicara, esok harinya keluarga kerajaan itu kembali ke kerajaan mereka, kecuali pangeran Feist. Hari itu juga Roxy harus menerima kalau kepalanya dipenuhi dengan omelan dari Rosa, bagi yang melihat Roxy mungkin mereka berpikir kalau Roxy sedang sakit karena Roxy terus memegang kepalanya yang terasa pusing dengan serentetan kata-kata di kepalanya.
Sudah 3 hari berlalu, Rosa tetap mengomelinya walau intensitasnya berkurang setengah.
"Tidak bisakah kamu berhenti bicara dengan berbagai macam bahasa. Kenapa tidak kau gunakan kesempatan bicaramu itu untuk berpikir membuat rencana selanjutnya ? Kau membuatku pusing." Ucap Roxy pelan. Saat ini dia sedang menikmati pemandangan dari taman monokrom yang terbilang kecil dari taman di istana lainnya.
'Eh, benar juga. Kalau dipikir, sudah seminggu ini kamu tidak ke kota, kan ?' Ucapnya tersadarkan.
'Memangnya siapa yang membuatku tidak bisa keluar dari istana.' Batin Roxy.
'Aku mendengarnya. Sekarang bagaimana ? Apakah ada informasi dari Nyg ?'
'Tidak ada. Kalaupun ada, pastinya hanya hal biasa. Jadi, dia tidak memberitahukannya.'
'Ugh. Sekarang bukan waktunya bersantai. Aku harus ke ruang belajar. Sudah lama juga tidak menemui guru privatmu itu.' Ujar Roxy. Roxy bangkit dan pergi diiringi Sisilia dan Yasmine di belakangnya.
'Oh, jadi kau merindukannya ?' Goda Rosa.
'Jangan salah paham. Bukankah biasanya dia selalu ada di istana kalaupun tidak ada jadwal mengajar. Tapi, akhir-akhir ini dia hanya datang saat mengajar, kan ?' Kilah Roxy.
'Iya juga. Tapi itu bukan masalahku.'
'Karena kamu tidak pernah mau peduli dan mengurusinya.'
'Ah, ya. Apakah Sisilia dan gurumu itu ada hubungan ?' Tanya Roxy sambil melirik Sisilia yang berjalan disamping kanan belakangnya.
'Eh, tahu darimana ?' Tanya Rosa heran.
'Jadi, benar, ya ?'
'Lebih tepatnya kalau Sisilia lah yang menyukai Airchal. Aku tidak tahu apakah Airchal punya perasaan yang sama dengan Sisilia.' Jelas Rosa.
'Ho, bertepuk sebelah tangan rupanya.' Simpul Roxy sendiri.
'Kuberitahu saja. Airchal juga salah satu kelompok yang sama dengan Charles dan sebangsanya. Mungkin dia tidak terlalu mencolok. Tapi, dia memiliki syarat untuk di katakan sebagai salah satu pria idaman wanita di kerajaan. Wajah tampan, otak cerdas, jenius, muda, tubuh yang tegak dan tinggi, dan dari kalangan bangsawan. Apa yang kurang ? Pastinya para wanita menyukainya.' Ucap Rosa menggambarkan tentang Airchal.
'Kecuali aku,' Sambung Roxy.
'Begitupun aku.' Balas Rosa.
'Jadi, kau punya guru yang menjadi incaran wanita termasuk pelayanmu. Menarik.'
'Kamu merencanakan hal buruk lagi, kan.' Duga Rosa.
'Siapa yang tahu.'
'Dasar.'
***
Sekarang, entah bagaimana ceritanya, terdapat sebuah meja dengan 4 kursi yang saling berhadapan. Roxy duduk dengan Airchal disampingnya, di seberangnya Sisilia dan Yasmine duduk berdampingan, dan Sisilia duduk di depan Airchal dan Yasmine duduk di depannya. Sejak mereka berempat duduk dengan urutan seperti itu, Sisilia terus saja menunduk melihat kebawah seperti menunggu semut lewat.

KAMU SEDANG MEMBACA
she is princess
FantasySebuah tragedi terjadi, membuat seorang putri kecil kehilangan wanita cantik yang sangat disayanginya, bundanya. Dia benar-benar shok dan marah, terlebih dia melihat siapa orang yang sudah menghunuskan pedang pada bundanya, yang membuatnya memiliki...