PART 1 KECELAKAAN

433 16 0
                                    

Tubuhnya terasa sangat lelah seharian ini. Setelah pulang sekolah, dia harus melanjutkannya dengan bekerja sebagai pelayan di café Amoura. Beruntung sekarang jam kerjanya selesai, sehingga dia bisa beristirahat dengan tenang dirumahnya dan terlelap tidur di kasurnya.

"Roxy, ini untukmu." Roxy yang tadinya sudah bersiap melangkah keluar dari café itu tertahan karena sebuah panggilan dari belakangnya.

"Ah, Jean, terimakasih. Kau selalu saja memberiku makanan." Ucap Roxy dan menerima kantong berisi makanan di café itu dari tangan Jean-pemilik café.

"Tidak perlu. Lagipula kau juga bekerja keras dan makanan itu memang lebih baik dibawa pulang. Sayangkan, klo tidak dimakan. Aku tidak mungkin bisa menghabiskannya sendiri." Ucap Jean tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu, aku pulang dulu. Bye."

"Ya, bye. Berhati-hatilah di jalan." Roxy hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Kemudian pergi menuju arah jalan kerumahnya.

'Hm,, Jean orang yang baik'. Pikir Roxy saat melihat kantong makanan itu.

Saat ini, dia sedang berdiri menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki bersama dengan orang-orang yang juga ingin menyeberang jalan. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya lampu hjau yang ditunggu menyala. Dengan santai Roxy berjalan menyeberangi jalan itu. Ketika dia sudah berada diseberang jalan, lampu merah menyala bagi pejalan kaki dan lampu hijau bagi pengendara. Begitu dia ingin melanjutkan jalannya. Tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang yang membuatnya berbalik lagi. Dilihatnya seorang anak kecil sedang berlari mengejar bola yang menggelinding di tengah jalan raya, begitu pandangannya beralih kesamping kanan, dilihatnya sebuah mobil sport merah melaju dengan sangat cepat menuju dimana anak kecil itu berada. Refleks. Roxy langsung berlari menuju anak kecil itu dan menangkap memeluknya, tanpa sempat menoleh, mobil itu sudah menabraknya dan orang-orang pun berlarian dan berteriak kaget akan hal itu. Kemudian, orang-orang berkumpul, ibu dari anak kecil itu histeris di tempatnya setelah melihat kecelakaan itu. Tak lama, terdengar suara tangisan dari pelukan Roxy, dan orang-orang langsung memeriksanya dan mengambil anak kecil itu kemudian menyerahkannya kepada ibu anak kecil itu. Sedangkan Roxy, dia tidak sadarkan diri dan bersimbah darah yang berasal dari kepalanya. Polisi tiba entah darimana dan mengamankan pria yang mengemudi mobil sport merah yang menabrak pagar pembatas tadi, dan membubarkan orang-orang di jalan agar tidak menghambat lalu lintas lebih lama lagi dan mengevakuasi mobil sport itu dengan Derek. Lalu, tiba-tiba 2 orang pemuda menerobos kerumunan orang-orang tersebut. Kemudian, mengangkat tubuh Roxy dan membawanya.

"Biar kami yang mengurus gadis ini." Ucap pemuda yang membawa Roxy dan membawanya ke mobilnya, melaju dengan cepat, meninggalkan tempat.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Roxy dan 2 pemuda tiba di rumah sakit. Mereka disambut dengan cepat bersama kasur dorong dan membawa Roxy ke ruangan UGD. Mereka berdua menunggu di ruang tunggu selama Roxy ditangani.

"Kuharap dia baik-baik saja Shin." ucapnya dengan menghela napas panjang dan kedua tangannya menangkup wajahnya frustasi. Kemejanyapun penuh dengan darah dari Roxy.

"Iya. Semoga dia baik-baik saja. Kuharap mereka punya darah yang cukup untuk gadis itu." Ucap Shin tidak kalah cemasnya dengan Key, temannya.

"Aku benar-benar tidak percaya bahwa gadis itu masih hidup setelah orang gila yang mencuri mobilmu itu menabraknya dengan sangat cepat, bahkan kau lihat sendiri orang itu dengan tenangnya tanpa merasa bersalah." Tambah Shin geram. Key hanya mengangguk menanggapinya. Mereka berdua tenggelam dengan pikiran kalut mereka masing-masing. Mereka tersadar ketika mendengar bunyi dentingan dari ruangan UGD dan dokter keluar bersama seorang perawat di belakangnya.

"Bagaimana keadaan gadis itu dr.Trans ?" Tanya Key.

***

Terdengar ketukan dari arah pintu, tidak lama muncul seorang pemuda bersama seorang wanita dibelakangnya.

"Hey, Key." Ucap mereka berdua bersamaan.

"Bagaimana keadaannya ?" Tanya pemuda tersebut yang ternyata Shin. Rey hanya menggeleng pelan.

"Kuharap dia segera siuman dari komanya. Sudah 3 hari sejak hari itu, dia masih tetap bertahan dengan keadaannya." Ucap Shin prihatin dan mendekat.

"Kau benar. Kuharap dia segera bangun dari tidurnya."

"Apa kalian masih belum mengetahui identitas gadis itu ?" Tanya wanita yang datang bersama Shin.

"Belum, Yuu. Tak ada petunjuk. Dia bahkan tidak membawa barang yang bisa dijadikan petunjuk." Jawab Key.

Tak lama terdengar suara ketukan dari arah pintu lagi dan pintu terbuka memunculkan 2 wanita muda yang sepertinya seumuran.

"Hai, maaf lama. Tadi ada hal yang perlu dilakukan dulu." Ucap wanita yang rambutnya diikiat tinggi.

"Tidak apa-apa. Apa kau membawakan pesanan kami, Rin ?" Tanya Yuu

"Tentu !" jawab Rin dan mengangkat makanan yang dibawanya.

"Haa~ aku jadi kangen dengan anak itu kalau masalah makanan." Ucap teman Rin.

"Kau benar. Entah apa yang terjadi, dia tidak masuk kerja beberapa hari ini dan tidak memberi kabar seperti biasanya."

"Memangnya siapa ?" Tanya Shin penasaran, Yuu mengambil makanan dari Rin dan menaruhnya di meja.

"Oh, dia salah satu dari pegawai kafe A-" ucapan Rin terpotong karena temannya berteriak, dan membuat semua orang kaget.

"Hey, Jean. Kau piker ini tempat apa, hah." Temannya tidak menghiraukan ucapan Rin, bahkan dia masih terpaku dengan mulut terbuka.

"Ada apa si~~ R,Roxy !" kali ini Rin yang tidak bisa menutup mulutnya.

"Hey kalian. Jangan berteriak di dekat orang sakit." Seru Yuu

"Tapi, ini.... Ini tidak mungkin." Ucap Jean terbata

"Kalian mengenalnya ?" Tanya Key hati-hati. Jean dan Rin hanya mengangguk.

"Siapa dia ?" Tanyanya lagi

"Roxy","Anak kafe Amoura" jawab jean dan Rin beriringan.

***

she is princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang