"Makasih Jasmine.." cicit Dito tersenyum kalem.
Jasmine mengibaskan kedua tangannya dengan gelengan. "Yaampun Dit gitu doang, iya sama-sama."
"Kalau gitu.. aku duluan." Pamit Dito memasuki gang rumahnya, iya jadi Dito minta diturunin didepan gang aja jangan sampe masuk.
Jasmine mengangguk dan melambaikan kedua tangannya. "Dadah! See u next time Dito!" Seru Jasmine girang yang disambut senyuman samar.
Seperginya Dito, Jasmine pun berbalik dan terperanjat kala melihat Radja yang tengah bersandar dibadan mobil dengan kedua tangan disilangkan didada.
"Kenapa lo masih disini?"
"Gak boleh?"
"Dih? Engga gitu maksud gue, lo gak dicariin gitu sama orang rumah? Nyari buku lama banget pasti dimarahin." Cetus Jasmine yang disetujui oleh Radja.
Ini udah lewat dari satu jam dan Radja ngelanggar omongan papa nya karena Jasmine doang. Tapi gapapa sih, kan Jasmine juga bukan orang lain.
"Yaudah ayo gue anterin."
"Gue gak pulang sekarang Radja, nyokap gue ngasih waktu sampe jam 9. Yakali gue langsung balik." Balas Jasmine.
Jasmine pun mendekat kearah Radja, menatap cowo itu lamat yang membuat orang yang ditatap jadi gugup sendiri. "Apa?"
Senyum Jasmine merekah, dia pun mengangkat tangannya menuju puncak kepala Radja dan mengusapnya teratur. "Makasih Radja. Semangat belajarnya, kalau pulang langsung istirahat dan jangan begadang buat belajar ya? Ntar lo sakit." Tutur Jasmine halus yang membuat Radja mengerjap beberapa kali.
Jasmine pun menjauhkan tangannya dan menepuk pipi Radja dua kali. "Gue duluan."
Radja menatap kepergian Jasmine dalam diam, dia tau kalau udah sampe rumah pasti langsung dimarahin sama Darsa karena melanggar dari jam yang ditentukan, tapi ngebiarin Jasmine sendirian malem-malem kayaknya gak bakal dia biarin. Maka dari itu, Radja pun berjalam cepat menuju Jasmine dan menariknya menuju mobil mengabaikan suara gadis itu.
"Radja! Yaampun gamau banget apa ya pisah sama gue?" Goda Jasmine.
Radja melirik. "Lo mau kemana?"
"Gue? Ya.. kemana kek yang penting gak pulang kerumah. Kenapa?"
"Gue temenin."
"Heh?!"
Untuk kali ini, Radja mau berontak sedikit buat diri dia sendiri.
***
"Buka gak mulutnya! Makan Radja, lo sendiri tadi yang bilang belom makan." Kesal Jasmine menyodorkan burger kemulut Radja tapi ditolak mentah-mentah.
"Lo aja,"
"Gue mah ada nih, inikan buat lo. Makan cepet!"
Radja menggeleng, nyatanya mereka berdua cuma jalan buat nyari makanan. Abis itu dengan sedikit paksaan Radja, dia pun nganterin Jasmine pulang karena ini udah mau jam 9.
Jasmine mendengus, dia pun mengigit burger itu dengan besar, bodo amat dibilang jadi cewe mangap nya gede banget, dia laper. Lagian, mau gimana pun Jasmine tetep cantik kok.
Radja melirik Jasmine dengan ekor mata, pipinya menggembung lucu karena penuh dengan burger membuat Radja menghembuskan nafas pelan, menahan senyuman gemas.
"Mana?" Jasmine menoleh, mengeryit kala suara Radja mengintrupsi. "Apanya yang mana? Rumah gue? Masih jauh."
Radja berdecak, memanfaatkan pemberhentikan lampu merah untuk menarik tangan kanan Jasmine yang memegang burger dan melahap nya dalam gigitan besar, dibekas gigitan Jasmine.
"Anjrit bekas gue!" Jerit Jasmine gak habis pikir.
Radja menggidikkan bahunya acuh, mengusap ujung bibir yang terkena saus. "Gak beracun juga kan?"
"Udah gue kasih racun sih.."
"Racun apa?" Jasmine terkekeh karena Radja malah menyahuti.
"Racun cinta Jasmine untuk Radja! Uwu!"
Udah Radja duga, Jasmine dan gombal adalah satu kesatuan yang gak bisa dipisahin. Anehnya, dia sama sekali gak ilfeel sama semua tingkah Jasmine yang gaj tau malu malahan dia ngerasa itu jadi ciri khas Jasmine. Radja malahan bakal ngerasa aneh kalau misalkan Jasmine jadi diem dan berhenti ngegombal.
"Gak cape aja Ja belajar mulu?" Tanya Jasmine kembali melahap burgernya, melirik Radja dan menawarkan burger lagi yang diterima oleh cowo itu.
Satu burger, bagi dua.
"Cape."
"Terus kenapa gak istirahat? Dikelas juga buku mulu makanan lo."
"Karena disaat-saat begini belajar itu prioritas."
"Gak mau nambah prioritas apa Ja? Gue aja punya tiga prioritas hidup."
Radja mengangkat kedua alisnya. "Apa?"
"Mama, papa, dan sahabat."
"Oh." Balas Radja kemudian, sahabat? Setau Radja, sahabat Jasmine itu cuma dua yaitu Naya dan Rion. Beruntung banget Rion jadi cowo yang diprioritasin. "Mikir apa gue anjing?" Gumam Radja tanpa sadar.
"Hayolo mikir apa!" Sembur Jasmine.
"Tugas kimia."
"Ih kimia susah tau, gue aja mau nyalin punya Naya besok."
"Belajar Jasmine."
"Udah. Gue gatau ini gue yang salah masuk jurusan ke ipa atau emang gue nya yang tolol?" Radja gak bisa nahan kekehannya mendengar pertanyaan Jasmine, kenapa pasrah banget sih?
"Jangan nyalin punya Naya, kasian dia udah ngerjain."
"Terus gimana-"
"Punya gue, besok dateng lebih pagi. Ok?"
"Baik banget, jadi makin sayang. Ok!"
Tbc.
.
.
.
100 komen untuk membuka chapter selanjutnya ~ ! ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] HELLO R!
Teen Fiction𝐓𝐀𝐄𝐇𝐘𝐔𝐍𝐆, 𝐉𝐈𝐒𝐎𝐎 Jasmine Clarabelle Illeona, gadis primadona yang bahkan disukai oleh semua kaum baik adam maupun hawa. Bertemu dengan pemuda pindahan bernama Radja, membuat Jasmine merasakan love at first sight dan berusaha untuk mendob...