"Kamu pacaran sama putri kandung Braha?"
Radja menghentikan langkah nya dianak tangga pertama saat akan melangkah kekamarnya. Radja membalikkan tubuhnya menatap Darsa dengan tatapan rumit sebelum mengangguk membenarkan, ia pun berjalan mengambil duduk disofa bersebrangan dengan sang papa.
"Putus. Kamu bukan untuk Jasmine, malam ini kita bertemu dengan keluarga Braha. Jasmine sudah bukan bagian dari sana, Jesslyn adalah pasangan yang cocok untuk kamu."
Tangan Radja mencengkram lebih kuat pada almameter yang ada ditangannya, menahan emosi yang kapan aja bisa meledak. "Kehidupan saya itu urusan saya, papa gak berhak untuk mengurusi hubungan yang saya miliki. Cukup dengan menekan saya dengan belajar." Lugas Radja tenang.
Darsa melepaskan kacamatanya dengan kasar, menunjuk anak tunggalnya itu dengan kacamata yang ia pegang.
"Saya tidak butuh penolakan kamu. Lagipula, Jesslyn lebih baik dari Jasmine. Dia pindahan dari sekolah ternama dari Singapure apa yang kamu harapkan juga dari Jasmine? Jesslyn memberi tahu kalau anak itu menganggu kamu disekolah. Benar?"
Kening Radja mengerut tidak suka. Siapapun boleh menganggunya, namun tidak boleh ada yang boleh mengusik gadisnya, Jasmine nya.
"Dan papa percaya pada orang yang bahkan belum papa temui? Papa pernah bertemu Jesslyn atau bahkan Jasmine? Saya yang tau Jasmine bagaimana, dan Jesslyn bukan lah orang yang mengenal Jasmine seperti saya." Tekan Radja menggertakkan giginya geram.
Darsa menggebrak meja dengan kerasnya dan menujuk Radja tepat dikepala pemuda itu. "Apa karena gadis itu juga kamu jadi sering memberontak?! Waktu yang harusnya kamu gunakan untuk belajar malah kamu gunakan bersama Jasmine, iya?!"
Radja menepis kasar tangan Darsa dan berdiri, menatap tajam pada sosok yang mengaku sebagai papa nya itu. "Jangan membawa Jasmine dalam sikap berontak yang saya punya. Keras kepala, berontak dan pembatah itu memang dari papa sendiri kan-"
Plak!
Wajah Radja memanas akibat tamparan yang Darsa layangkan. "Jaga ucapan kamu Radja! Saya orang tua kamu disini!"
"Semua sudah saya lakuin untuk papa! Semenjak bunda meninggal, saya digeret paksa keluar negri padahal saya gak mau! Saya dipaksa dewasa diwaktu yang tidak seharusnya! Harusnya papa malu, mengaku sebagai orangtua tapi tidak bisa mengerti apa yang anak papa mau."
"Saya cuma mau Jasmine, dan akan selalu begitu. Silahkan paksa saya untuk belajar, tapi untuk berpisah dari Jasmine?" Radja terkekeh sinis lalu menatap tajam tepat pada manik Darsa. "Sampai kapan pun itu gak bakal terjadi."
Radja pun pergi menuju kamarnya, mengabaikan teriakan murka Darsa diruang tengah. "Jangan kurang ajar hanya karena satu gadis Jonathan Radja!"
Sesampainya dikamar, Radja langsung mengeluarkan ponselnya guna menghubungi Jasmine namun kalah cepat saat Darsa malah menyusul dan merenggut ponselnya dengan kasar.
"Benda ini, saya sita."
Mata Radja sedikit melebar saat Darsa melepas kunci kamarnya dan mengunci Radja dari luar. "Pa! Buka!"
"BRENGSEK!" Amuk Radja menendang pintu seperti orang kesetanan.
***
Astrid menyisir rambut Jesslyn lembut, sudah hampir waktunya untuk pergi menuju restoran yang sudah dipesankan khusus oleh Braha malam ini untuk membicarakan perjodohan antara keduanya.
Senyum Jesslyn senantiasa terpasang manis diwajah cantiknya, malam ini ia terlihat cantik dengan dress putih yang melekat ditubuhnya. Make-up tipis yang membuat Jesslyn tampak dua kali lebih cantik dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] HELLO R!
Teen Fiction𝐓𝐀𝐄𝐇𝐘𝐔𝐍𝐆, 𝐉𝐈𝐒𝐎𝐎 Jasmine Clarabelle Illeona, gadis primadona yang bahkan disukai oleh semua kaum baik adam maupun hawa. Bertemu dengan pemuda pindahan bernama Radja, membuat Jasmine merasakan love at first sight dan berusaha untuk mendob...