Lima

262 50 1
                                    

Ibu
Eunha ibu udah tranfer uang di rekening kamu...
Uang 800 ribu cukup kan buat dua bulan??
Ibu sedikit ada masalah keuangan....
Jadi kamu bisa berhemat kan??

Eunha membaca pesan yang masuk dari aplikasi berwarna hijau miliknya atau whatsapp. Eunha yang ingin membalas pesan dari ibunya hanya menghela napasnya dengan sabar karna ponselnya sedang masa lemot karna eunha baru saja menghidupkan sinyal wifi dan terhubung oleh jaringan wifi kafe, entah apa isi ponsel eunha punya sampai-sampai ponselnya sekarang ini lemot.

Eunha mendongak dan menaruh kembali handphonennya saat pelanggan sedang menatap menu dicafe. Eunha urungkan untuk membalas pesan ibunya.

"Mba bisa rekomendasi minumannya gak??"ucap pelanggan itu.

"Semua minuman kami semua sangat rekomen untuk dicoba kok mas. Tapi yang paling sering dipesan oleh pelanggan ice milk latte."

"Hem, ice milk latte yah mba??

"iya mas. Jadi mas mau pesan apa?"

"Pesan itu dua sama cakenya  tiramisunya 2."

"Baik, jadi totalnya 66 ribu."pelanggan itu pun memberikan uang 50 ribu dan 20 ribuan kepada eunha.

Eunha pun memasukinya kedalam kasir itu dan memberikan uang kembalian kepada pelanggan tersebut.



Eunha merenggangkan badannya dan bahkan semua tulang tulang eunha bergemuruh, pasalnya tadi banyak pelanggan yang datang. Padahal sekarang hari senin dan itu gak biasanya.

"Eunha, makasih buat kerja hari ini yah."

"Yah mba sama sama."

"Kamu langsung pulang kan??"

"Engga mba, saya pengen beresin cafe dulu bareng sinbi."

"Aah, ya sudah. Saya balik duluan yah, kunci cafe saya taro deket cucian piring, saya sudah gantung kuncinya disana."

"Baik mba."

"Saya duluan yah eunha, bilang sama sinbi'

Eunha mengangguk"hati hati dijalan mba"








Eunha dan sinbi pun selesai mengemas cafe dengan bersih. Sinbi menghela napasnya dan membersihkan kedua tangannya dengan menepuk nepuk.

"Cape banget yah mba."

"Iya bi, namanya juga kerja. Kalo gk capek namanya nganggur"

"Nganggur juga capek mba, capek diocehan orang tua misalnya"

Eunha tertawa"tau apa lo bi, lo aja masih kelas 1 sma belum tau pengangguran."

"Iya juga sih..."sinb pun yang tadinya duduk dimeja, turun dan melepas topi pegawai cafe milik sowon.

Beberapa menit pun tersita dan mereka sudah berganti pakaian, eunha dengan seragam putih melekat ditubunya dengan jaket tetap melingkar di pinggannya.

Sinbi dan eunha pun berjalan bersama menuju rumah mereka masing masing.

"Enak kali yah mba kalo anak sepantaran kita gak kerja kayak kita ini? Kadang gue iri sama mereka yang bisa jajan dicafe dan gak perlu takut uang habis atau mereka bisa sesuka hati main abis sekolah tanpa ada jadwal kerja part time kayak kita."cerita sinbi.

Eunha memandang sinbi kemudian mengangguk"tapi yah mau gimana lagi bi, masa kita harus pura pura kayak mereka? Ekonomi mereka sama kita beda. Kadang juga gue juga mikir gitu bi. kenapa orang orang bisa beli itu dengan mudah, bisa makan apa aja, dan bisa ngelakuin hal yang gak gk bisa kita lakuin kayak mereka dan mereka gak takut masalah uang mereka habis. Mungkin rencana tuhan berbeda, kita dikasih ujian dengan kukurangan uang supaya kita tau cari uang itu gak mudah."eunha menjeda ucapannya menatap sinbi yang sedang menyimak ucapannya.

"Kita dikasih ujian itu biar gak kaget kalo kita kekurangan uang atau kita bisa lebih enjoy dan santai dengan pekerjaan karna kita pernah ngelakuin itu. Coba anak anak sepantaran kita yang make uang orang tua mereka untuk kesengangan mereka tanpa tau hasil yang susah di setiap lembaran uang yang dihasiliin orang tua mereka atau mereka gugup karna pertama kali terjun ke dunia kerja pas lulus nanti. Tuhan tau kamu bisa ngehadapin ujian yang tuhan kasih kekamu, entah itu dengan rasa kesal, marah dan iri sama orang orang. Mungkin suatu hari nanti kamu bisa lebih diatas mereka mungkin??"

"Mba? Mba kayaknya cocok jadi pembimbing rohani deh."

Eunha tertawa mendengar ucapan sinbi"Apaan sih ngawur!! Bi nanti ke minimarket bentar yah, mau beli sesuatu sekalian mau bales wa bunda gue. Kuota gue abis, mau beli sayang"

"Kenapa gak minta hospot gue??"

"Kenapa gak bilang?!"

"Yah mana gue tau mba! Gue kan bukan peramal kuota abis!"

Eunha mendengus dengan ucapan sinbi karna dia emang gak nanya kalo sinbi ada kuota atau engga.

Sedangkan sekarang eunha dan sinbi duduk didepan minimarket dan minum sebotol teh yang eunha beli buat dia sama sinbi.

Eunha sebenernya kesel sama ponselnya yang sama sekali gak bisa disentuh karna notifikasi terus saja bermunculan tapi karna eunha sudah terbiasa, dia diemin dulu ponselnya dan tunggu ponselnya gak kaget karna baru masuk internet dari hospot.

"Mba, kok mba masih pake baju sekolah??"

i'm not a famous girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang