tigapuluhtiga

130 30 0
                                    

Seorang gadis mengerjab-ngerjab kedua matanya sesekali menguap terdengar dimulutnya.

Eunha gadis itu menduduki dirinya. Dia baru saja bangun kemudian merenggangkan badannya dengan tangan yang direntangkan keatas kemudian menatap jendela yang sudah menyilau, kayaknya sudah pagi. Akhirnya eunha mengambil ponselnya disamping nakasnya kemudian mencabut ponselnya yang sudah penuh terisi.

"Baru jam 9 ternyata..."eunha bangkit dari duduk diranjang kemudian berjalan kearah ruang makan yang tak jauh dari ranjangnya.

Eunha memompa dispensernya namun air sama sekali tidak keluar, eunha menghela napas beratnya, dia lupa untuk mengisi galon air.

"Ah, males banget pagi-pagi ke warung. Tapi gue haus."

Saat eunha sedang frustasi dengan galonnya tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetuk pintu biru milik eunha, eunha menoleh dan menatap kesal kearah pintu itu. Kenapa pagi-pagi gini seseorang dateng bertamu sih. Akhirnya eunha dengan malas menghampiri pintu itu.

"Iya sebentar."sahut eunha agar seseorang yang mengetuk pintu miliknya memberhentikan ketukannya.

"Ck! Sebentar! Jejeng! Gak usah ngeselin pagi-pagi ya----"

Bukan jejeng temen bancinya tapi pemuda tampan didepannya adalah seorang eunwoo, seorang eunwoo leovan malendric dateng jam 9 pagi kerumah sederhana milik eunha.

"Pagi ha."

"Pagi, lo ngapain pagi-pagi kesini?"

Eunwoo tersenyum kemudian menggoyangkan kedua plastik berisi makanan dan minuman dikedua tangannya, eunha mengeryit.

"Buat?"

Eunwoo menghela napasnya dikala eunha tidak peka akan hal itu"gue bawa makanan buat lo. Gue sekalian mau numpang makan disini, boleh kan?"

Eunha yang mendengar penuturan eunwoo malah terkekeh"dirumah lo yang besar udah gak nyedian makanan woo? Sampe-sampe lo bawa bubur kesini."

Eunwoo mengidik bahunya kemudian mengalihkan plastik ditangan kanan  kekiri kemudian mengambil tangan eunha agar terulur dan memberi eunha plastik berisikan makanan dan minuman. Eunwoo mengangguk senang kemudian masuk kedalam rumah sederhana eunha sebelumnya mengusak rambut eunha dengan gemas.

"Silahkan masuk tuan muda leovan!"sindir eunha namun bukannya merasa tersindiri, eunwoo malah tersenyum tampan kearah eunha dan duduk dimeja makan.







"CEUNAH!!!!"pekik seseorang tiba-tiba saja menggebrak pintu biru eunha.

Eunha menatap tajam seorang pelaku tersebut yang tak lain adalah jejeng melehong."jeng??? Gue kan udah bilang..... Ketok dulu. KOK LO NGEYEL SIH??? NANTI RUSAK GIMANA???"tanya eunha dengan sangat amat gemas. Nada yang tadinya lembut tapi mematikan berubah menjadi amarah yang juga sama-sama mematikan sedangkan jejeng melehong, sang pelaku hanya cengengesan andalannya.

"Maaf iiih, yah eyke kan forget. Kapan-kapan eyke inget kok!"

"Kok lo udah makan ceunha???? Padahal gue bawa nasi uduk mantap betul!"seru jejeng dengan kesal namun menatap seseorang pemuda yang nampak tak asing baginya.

"MAS TAMPAN????"

Eunwoo yang berusaha tak terlihat dan hanya terdiam mendengar perdebatan eunha dan jejeng melehong tadi akhirnya menghela napasnya pasrah. Dia kira dia tak bakal kelihatan sama banci itu. Padahal pelajaran dia jago tapi masa iya badan segede dia gak keliatan?? Ck, ck kasian dirimu eunwoo.

"Jeng... Jangan genit kayak gitu. Lo makan aja sama jowi, jowi---"

"Iiih! Apa-apaan sih?? Lo kan tau ceunah eyke masih gelay sama dia! Masa iya eyke harus sama si jowi!"

Eunha menghembuskan napasnyanya, entah berapa kali dalan sehari dia menghembuskan napas terus menerus.

"Jeng, gue ngusir lo. Lo kan temenan sama jowi udah lama, cuman masalah siapa yang  paling seksi lo putus hubungan sama jowi?? Jowi sahabat lo, kita kan sahabat? Lupa sama janji lo ke jowi? Gue aja yang jadi sahabat baru lo aja masih inget janji lo ke jowi bahkan sebaliknya kan??"

"Iyaa sih..."jejeng melehong melemaskan bahunya dengan wajah yang ditekuk dan memanyun.

"Kita selalu bersama gak ada yang memisahkan kita walaupun salpol pp sekalipun!"ucap jejeng melehong dengan janjinya dulu kepada jowi bahkan jowi juga mengucapkannga.

Eunha tersenyum bangga dan mengangguk dengan kedua ibu jari yang mengacung.

"Sana geh, pasti jowi nangis-nangis gara-gara gak ada lo."jejeng melehong mengangguk patuh dan melambai-lambaikan tangannya.

"DAdah!! Eyke capcus dulu ye... Mas ganteng, istrimu ini pulang dulu yah... Bye..."

"oh iya buat lo ceunah, masa ada mas ganteng lo belum mandi... Ihhh, mana ada beleknya ih. Gelay eyke"jejeng melehong akhirnya pamit dengan lambaian tangan sebelumnya.

Eunha yang awalnya terkekeh lucu karna kelakuan jejeng melehong yang membuat iman sengsara, terdiam. Dia melebarkan kedua bola matanya disaat sudah mencerna ucapan jejeng melehong.

"Hah???"

Sedangkan eunwoo hanya menatap eunha yang sudah berlari menuju kamar mandi dengan terkekeh gemas. Dia merasa lucu dengan wajah eunha yang sangat menggemaskan disaat terkejut tadi.

"Gimana gue gak suka sama lo ha?? Lo aja semenggemaskan itu."




Eunha keluar dari kamar mandi miliknya dengan wajah yang sudah putih berseri. Dia baru saja cuci mukanya dan sikat gigi. Untung saja dia belum makan bubur pemberian eunwoo.

"Kenapa gak bilang sih woo?"

"Apa?"

Eunha hanya berdecak kemudian menghentakkan kedua kakinya menuju meja makan sederhana. Eunwoo yang melihat itu hanya tersenyum simpul. Jarang eunwoo melihat sifat eunha yang menggemaskan kayak gini.

"Lo tetep cantik ha, gue bahkan gak bisa bedain lo baru bangun tidur apa belum"

Eunha yang menyuapi dirinya, terdiam, menatap pemuda itu dengan jantung yang menebarkan. Eunha belum pernah mendengar pujian cantik kecuali dengan kerabat sodara atau orang tuanya tapi kali ini seorang temen cowo eunha apalagi eunwoo tersenyum sangat amat tampan padahal diam saja wajahnya sudah sangat tampan.

"Oh... Ya udah lo makan bubur lo! Gak usah liatin gue terus!"

|selasa, 8-juni-2021|

i'm not a famous girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang