Duapuluhenam

143 35 1
                                    

Younghoon hanya mampu menghela napasnya dikala sekarang adiknya ikut bergabung dengan taehyung, sang kakak. Adiknya emang lagi ngeselin akhir-akhir ini.

"Ji, keluar geh sana, gue pengen tidur. Lo juga sana geh bang!"seru younghoon mengusir kakak dan adiknya.

"Kenapa sih kak? Orang umji tiduran doang, gak ngapa-ngapain. Lagi pula kakak gak tidur palingan. Paling cuman marah-marah sama tuh kak zahra-zahra itu. Bener kan?"

"Hah? Zahra? Siapa tuh ji?"tanya taehyung menatap adiknya.

Younghoon melototkan matanya kearah umji agar dia tidak menjawab pertanyaan taehyung. Umji sendiri sih tidak takut dengan kakak keduanya itu, karna kakakmya cuman menggertak aja gak bakal ada selanjutnya.

"Masa kak taehyung gak tau sih kak zahra siapa?"balas umji untuk memancing younghoon yang udah natap mereka berdua.

"sumpah gue gak tau ji. Lo tau kan? Kasih tau abang gantengmu ini, ji. Nanti gue traktir lo deh kalo lo kasih tau."

"Ji! Gue traktir lo 3 hari."ucap younghoon juga yang ikut bernegosiasi.

"Dek, nanti kak taehyung traktir seminggu deh, jangan dengerin si younghoon. Buruan kasih tau kakak! Siapa zahra-zahra itu! Cantik gak dek?"

Umji berdecak dikala kakaknya mulai bernegosiasi tentang keuntungan bagi umji. Tapi keuntungan disini beda, umji gak mau ditraktir! Gak tau apa umji akhir-akhir ini diet?! Ah... Kedua kakaknya ini sama sekali tidak peka terhadap anak bungsu keluarga aldinanta.

"Berisik! Umji gak mau traktir!!! Gak tau apa umji lagi diet hah?! Gak peka banget sih! Pantes aja gak ada yang mau sama kak taehyung sama kak younghoon!"

"Ji?? Lo diet?"sahut mereka berdua.

Umji menghela napasnya dengan berat kemudian bangun dari tidurnya menjadi duduk kemudian melipat kakinya dan menatap kedua kakaknya yang menatapnya.

"Iya umji diet! Kenapa?!"

"Lo cantik apa adanya ji, gak usah diet-diet."sahut younghoon fiangguki taehyung.

"Yah walaupun sedikit banyak lemak...."timpal taehyung.

"Nah! Coba lo bayangin kak! Cewe yang lo suka gendut, jelek, gak ada setara cantik kayak mantan-mantannya. Lo pasti malu kan?"

Younghoon berpikir kemudian menggeleng"engga, gue terima dia apa adanya."

"Bullshit kak!"

"Kenapa sih ji? Kayaknya gue perhatiin tensi mulu dah."sahut younghoon diangguki taehyung.

"Ahh... Percuma aja umji cerita sama kak taehyung atau kak younghoon. Nanti kalian paling jawab oh atau gak manggut-manggut."

"Nah, kita disini malah menjadi pendengar yang baik, ji."balas taehyung.

"Bilang aja gak bisa nasehatin! Gitu amat susah."

"Setiap curhat gak selamanya harus dicari solusi ataupun nasehat ji, bisa aja kan si percurhat cuman mau didengerin bukan mau dikasih solusi."

"Tapi umji disini maunya dikasih solusi dan jalan keluar dari masalah umji, bukan cuman jadi pendengar doang."

Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian menyengir dengan gigi putih dan rapih terpampang jelas. Taehyung kalah dengan adiknya ini.

Umji kembali membanting dirinya dikasur kemudian merentangkan kedua tangannya, entah kenapa umji suka banget tiduran dikamar kakak keduanya ini. Kata umji ada magnet yang bikin nyaman sama kasur dari younghoon.

"Kak, gimana sama kak zahra?"

Pertanyaan tiba tiba dari sang adik membuat younghoon yang tadinya bermain dengan pulpen, menoleh ke sang adik.

"Dia tetep nolak gue, ji."

"Lo suka sama orang yang nama zahra-zahra itu?"tanya taehyung.

"Bukan suka lagi kak, dia udah bucin banget sama kak zahra itu. Bahkan roti aja selalu ditaro diloker kak zahra."balas umji dengan santai.

"Adikku.... Kamu sudah berjanji pada kakakmu ini loh..."

"Oh iya, umji lupa kak, sorry hehehe. Gapapa kan? Sama kak taehyung ini, kan keluarga kita juga."

Younghoon mengambil udara sebanyak banyakknya kemudian ia hembuskan, ia harus sabar dengan kelakuan adiknya yang mulai menyebalkan, entah karna siapa, adiknya menjadi seperti ini.

"Dan untuk kak taehyung! Nanti traktir umji selama satu minggu. Awas aja kalo gak nempatin janjinya!"umji berubah pikiran hehehe:D

"Hehehehe, siap ji."

"Jadi udah sampe tahap mana lo sama zahra itu, hoon? Mau gue bantu?"






•••••





Eunha memegang kepalanya yang rasanya berdenyut, eunha kayaknya lagi masuk angin deh. Aaah sangat menyusahkan.

"Eunha, lo istirahat diuks aja sana. Lo pucet banget, sumpah!"sahut lisa yang duduki dibangku eunha.

Mina dan eunha tidak lagi satu bangku, entah kenapa. Tiba-tiba saja mina meminta lisa untuk bertukar bangku--lisa duduk dengan younghoon dan lisa merasa oke-oke aja selagi tidak dudum dengan yuna ataupun dika, mereka berisik banget soalnya.

"Gapapa kok, gue cuman pengen tidur bentaran aja. Nanti kalo ada bu irna bilang yah lis?"lisa mengangguk sebagai jawabannya kemudian  eunha menaruh kepalanya dikedua tangan yang menjadi bantal kemudian memejamkan matanya.

Eunha sudah memejamkan kedua matanya dekitar 10 menit, lisa sendiri sedang bersama dengan jungkook, biasalah masih anget-angetnya hubungan.

Tapi seseorang juga memperhatikan dirinya, dia sebenernya yang mengusir lisa untuk bersama jungkook. Dia sekarang duduk disamping eunha dengan tangan kanan untuk menumpu kepalanya sedangkan tangan kirinya buat menutup cahaya matahari yang mengenai eunha.

Rose memperhatikan orang itu yang duduk disamping eunha, kemudian rose menepuk lengan kekasihnya yang sedang bermain ponsel.

"Kenapa?"

"Kamu ngerasa ada hal aneh gak sih sama eunha, mina sama younghoon, yang?"

June yang sedang bermain dengan ponselnya terhenti kemudian menoleh kearah mina, younghoon dan eunha secara bergantian. Tanpa orang tau junelah orang yang paling peka dengan semua perilaku teman-temannya. Sedikit cerita juga, dulu rose menyukai june saat smp dan itu bisa ditebak june saat sekali tebakam karna saat itu saat june menatap rose, rose langsung tersipu malu dan itu yang membuat june merasa lucu dengan perilaku rose yang menggemaskan baginya.

"Kirain kamu gak peka."balas june. Rose memanyunkan bibirnya kemudian memukul lengan june dengan kesal.

"Kamu kira aku gak pekaan gitu?"june mengangguk dengan santai sedangkan rose hanya menatap kekasihnya dengan kesal.

"Kamu tau gak permasalahannya apa?"

"Aku bukan dukun sayang..."

Rose berhehe dengan wajah bodohnya namun itu menggemaskan bagi june, makanya june mengusak rambut perempuan itu.

"Yah kan kamu tuh peka sama sekitar!  Masa gak tau mereka bertiga kenapa??"

June menghela napasnya"biasa yang, masalah cinta. Tapi bukan tiga orang yang terlibat tapi empat orang. Kita liat aja dari belakang, gak usah ikutan jadi tukung jodoh. Udah puas sama jawaban dari aku, hem?"

"Hehehehe, tapi kok empat orang yang? Terus satunya lagi siapa? Temen kita juga??"

i'm not a famous girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang