empatpuluhlima

111 31 12
                                    

Siang menjelanh dengan titik matahari berada garis lurus. Gadis dengan ikatan rambut kudanya menatap pantulan dirinya dikaca dengan senyuman yang ia buat.

"Jam 12 lewat ternyata."gumam eunha.

Gadis itu mengambil dompet yang berada dilamari, lemari eunha bukan lemari kayu tapi plastik, kemudian keluar dari kontrakan yang ia tinggalkan menuju pasar yang masih buka dijam-jam segini.

Eunha menaiki sebuah angkutan untuk membawanya ketujuan, dia tidak mau naik ojek karna emang salah satunya mahal. Kalo ada yang murah kenapa harus mahal?

Eunha menatap sekeliling dengan duduk menyamping menghadap kaca angkutan yang terbuka, eunha memang suka duduk didekat jendela angkotan karna bisa mendapatkan angin.

"Kiri bang,"ucap eunha, sopir angkutan itu pun memberhentikan angkutannya.

Eunha turun kemudian membayarnya dan sekarang kakinya melihat-lihat barang yang dijajakan oleh penjual disini.

Eunha menatap baju, sendal, minimarket, tempat perlengkapan bayi, tempat perlengkapan baju sekolah dan banyak yang dipamerkan disini untuk menarik minat pembeli.

Eunha terus memutar didalam pasar modern ini namun tetap saja eunha tidak menemukan barang yang menarik perhatiannya kali ini. Dia bahkan sudah menaiki tangga untuk menuju lantai dua.

Eunha yang tadi melihat ketoko-toko kemudian berhenti pada salah satu toko hias disana. Eunha terpaku pada gelas mug lucu didepannya, sangat menggemaskan.

"Apa younghoon suka gelas yang gue kasih ini?"monolognya saat memegang gelas kaca itu.

"Itu bagus kok mba, banyak yang suka."

Eunha mendongak menatap penjual itu yang sedang merayunya untuk membeli barangnya, eunha hanya membalasnya tersenyum kemudian memasuki toko itu untuk mencari barang yang mungkin pas dimatanya.

"Emm, mba bisa cari kado yang pas untuk umur 17 tahun?"tanya eunha.

Mba penjual itu tentu saja mengangguk kemudian mencari barang yang eunha pinta.

"Ini mba"

Eunha terkejut karna mba itu membawa sebuah boneka, astaga. Apa mba penjual itu menganggap kado untuk perempuan.

"Ehh, maaf mba. Untuk cowo."ucap eunha dengan tidak enak untuk menolak. Mba-mba itu udah bersusah payah padahal.

Saat tak disengaja eunha menatap hal menarik baginya, eunha mendekat dan menatap barang yang begitu lucu dimatanya, gantungan kelinci dan bros yang begitu menggemaskan.

Eunha tersenyum disaat sangat menyukai hiasan yang begitu indah dibros dan gantungan itu dan kemudian dia menelisiknya lebih seksama.

"Dengan kado ini younghoon bisa tau hadiah dari gue kan?"

Eunha kemudian mengambil dua barang imut itu dengan mba penjual hanya menatapnya.

"Mba tolong kadoin gelas itu sama dua ini yah mba."pinta eunha yang langsung diangguki oleh mba penjual itu.

Namun pandangan eunha kembali pada sebuah sticknote yang keliatan menggemaskan baginya, apa eunha akan membelinya juga untuk cowo itu dan menuliskannya.

"Aah, mba. Gak jadi dikadoin deh mba."

Mba penjual itu hanya mampu manahan dirinya terhadap gadis bergigi kelinci ini kemudian membungkusnya pada toteback terbuat dari karton bewarna coklat.

"Totalnya?"

"220 ribu"

Gapapa, hadiah segini tidak sebanding dengan hadiah yang lainnya mungkin jutaan sampe puluha juta?.






•••




Eunha pulang dengan menenteng belanjaannya, niatnya dia emang dihari libur ini untuk membeli kado cowo aldinanta itu untuk besok, agak mepet tapi syukur eunha bisa membelinya.

Eunha masuk demgan salam yang menggema saat memasukinya kemudian eunha langsung menduduki dirinya pada lantai kemudian langsung membuka barang yang ia beli saat ini.

Eunha membeli kertas kado diwarung terdekat kemudian membungkusnya begitu rapi tapi sebelum itu eunha menulis sebuah ucapan selamat dikertas yang begitu menggemaskan yang eunha beli beberapa dan sticknote bebek yang lucu.

Eunha tersenyum dengan hasil kadonya, walaupun eunha tidak membelinya dengan harga mahal tapi eunha berdoa semoga saja younghoon menyukai hadiahnya kali ini.











••••

"Kak!! Jangan kayak orang bego gitu deh lo kak!"kesal seorang perempuan itu.

"Apa sih ji!!"

"Apa! Apa! Gigi mu apa?! Gue yang liat lo dari tadi gigitin kuku kayak orang cacingan, risih tau gak?!"

"Ya udah gak usah liat. Sana hush!"

Umji mendengus kemudian memerostkan badannya disofa itu dengan tangan ia lipat dibawah dadanya.

"Lo mikirin apa sih kak?!"

"Besok."

Umji mengeryit, ia tau kakaknya akan berulang tahun tapi umji bingung aja gitu, kan kakaknya cuman terima beres aja.

"Apa sih kak?! Lo kan cuman terima beres buat acara lo. Kenapa lo mumet kayak orang gak jelas gitu sih."

Younghoon menghela nafasnya panjang dan beralih menatap sang adik dengan raut lemasny

"Gue cuman mikirin, apa besok eunha bakal dateng ke acara gue atau engga, ji. Karna setiap gue ulang tahun gue gak pernah liat dia acara gue."

"Hah? Masa sih???"








•••

A/n : gak kerasa banget udah 45 chapter yg aku buat༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽dan aku gak tau akan ending gimana:(

Kalian tim euneun atau eunhoon? Aku sih tim liskook abadi🤭 canda abadi.

Pas ngetik chapter ini agak ketawa² gaje beneran(TдT) yah karna ngebayangin eunha naik angkutan umum😆

Yang udah setia sama buku ini aku ngucapin makasih yah:))) kalian udah baca cerita awalan gabut dan terinspirasi dari webdrama. Tapi malah gaje gini😭

Ya udahlah sekian dari aku. Dan terima kasih banyak-banyak. Pokonya aku sayang dia, eh sayang kalian🤭

•minggu, 4-juli-2021•

i'm not a famous girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang