Epilog

250 33 23
                                    

Sudah beberapa hari seorang terbaring lemah dengan sebuah infus terpasang ditangannya. Dengan mata yang terus terpejam, tidak ada sama sekali sebuah tanda ia akan membuka matanya perlahan.

"Hhh, kak. Bangun.."lirihnya. Entah puluhan kali ia mengucapkan itu, namun tetap saja, seseorang itu tak mengabulkan ucapannya.

Mengenggam erat lengan sang kakak, umji menangis kembali. Ia tidak menyangka kisah sang kakak akan semengenaskan ini.

Sebuah Pintu terbuka membuat umji yang menunduk, mendongak. Menatap seorang yang membuka pintu.

"Younghoon, belum sadar?"

Dengan gelengan kepala lemah umji membalasnya, beralih menatap kakaknya beberapa detik kemudian menatap seorang tamu itu.

"Belum kak, kak younghoon kayaknya betah banget tidur."

"Kak eunwoo, malem-malem ngapain kesini?"tanya umji.

Eunwoo pun tersenyum perlahan mendekat kearah umji dengan sebuah kantong plastik ia serahkan kepada gadis manis itu.

"Kirain gue, dia udah sadar. Gue buru-buru kesini, ternyata belum."sahut eunwoo lemah.

"Gue bawa ini buat lo, cuman jadi buah tangan aja. Gue tau lo yang jagain younghoon sekarang."

"Duuuh, manis banget sih kak. Nanti gue suka tanggung jawab yah?"

Eunwoo hanya terkekeh kemudian menghampiri seorang younghoon yang sekarang saat ini koma. Youghoon belum sadar dan itu sudah 3 hari. Eunwoo menghembuskan nafasnya menatap younghoon dengan perasaan bersalahnya.

Memang, penyesalan datang belakangan, eunwoo mengalaminya. Seharusnya ia tidak usah berusaha untuk mendapatkan eunha bagaimanapun eunha akan terus suka dengan younghoon.

Eunwoo menatap lekat younghoon dengan beberapa wajah yang terlihat keunguan karna menerima pukulan eunwoo. Iya, terlihat jelas sebuah pukulan eunwoo pada wajah younghoon namun dokter sudah mengobatinya.

"Kak, gue denger.. Mba eunha pergi?"

Eunwoo mengangguk lemah, hatinya merasa sakit saat mendengar nama eunha namun perasaan bersalah semakin menjelajar pada benaknya.

"Kak.. Stop.. Stop kalo kakak salah."

"Kak eunwoo gak salah, semua udah takdir."timpal umji membuat eunwoo mendongak.

Saat pertama younghoon dibawa ke sebuah rumah sakit, umji melihat kalo eunwoo terlihat sangat kacau. Dengan wajah yang memerah dengan rambut yang berantakan, umji lihat jelas.

Saat berada disebuah lorong sepi dirumah sakit, umji mengikutinya. Ia terkejut dikala eunwoo berteriak keras, umji bahkan menoleh kebeberapa arah takut ada seseorang yang menganggu namun umji kembali terkejut. Dikala seorang eunwoo menangis.

Walaupun tidak sepenuhnya ia kenal dengan seorang eunwoo, tetap saja umji bisa menilai wajahnya kalo pemuda itu adalah pemuda yang berpikir kedepan.

"Maaf... Gue buat kalian jauh.."

"Gue minta maaf, gue menyesal.. Maaf younghoon.. Maaf eunha.."

Umji saat itu diam, ia pun menatap eunwoo yang sepertinya tidak ingin diganggu. Umji pun perlahan meninggalkan seorang eunwoo disini sendiri.

"Cukup yah kak, kak eunwoo gak salah. Aku yakin kak younghoon pasti bisa sama mba eunha lagi dan aku yakin kak younghoon bakal sadar dari komanya"

"Emm, ya udah yah kak. Aku keluar sebentar. Makasih buat makanannya."

Eunwoo diam menatap umji yang sudah hilang dibalik pintu, kemudian eunwoo beralih menatap wajah younghoon yang terpejam. Sebuah senyuman namun sebuah senyuman yang tidak ada kata sebuah kebahagiaan.

i'm not a famous girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang