63. mulai benci dengan gadis itu

118 26 56
                                    

A/n : diatas reaction para readers ngamuk sama saya:))


Mengapa tak sesuai ekspetasinya? Memang mereka semua membenci eunha namun younghoon tidak, kenapa cowo itu tidak benci dengan eunha.

Mina, gadis itu menitikan air matanya dan berganti dengan derasnya air matanya yang keluar. Sakit saat younghoon menatap eunha begitu sendu saat eunwoo membawa eunha begitu saja. Mina liat kalo younghoon datang ke uks eunha, cowo itu terlihat jelas khawatir pada gadis itu.

"KENAPA GAK ADA YANG BENCI SAMA LO?! LO NGAMBIL SEMUANYA DARI GUE!!"

"SEHARUSNYA GUE YANG DISUKA SAMA YOUNGHOON! SEHARUSNYA YOUNGHOON JADI MILIK GUE!! KENAPA LO NGAMBIL SEGALANYA DARI GUE?! KASIH SATU YOUNGHOON BUAT GUE EUNHA!!"

mina bagai orang tak waras saat ini, ia melempar beberapa bantal kesembarang arah, nafasnya begitu memburu dikala ia melihat wajah eunha dan younghoon saling bahagia satu sama lain.

Seharusnya ia tak baik pada eunha, seharusnya ia tidak percaya janji eunha yang akan mendukungnya. Banyak lagi harus ia ucapkan dengan kata seharusnya.

Mina menangis dengan deruan nafas tak teratur dan bahu yang naik turun berima bersama isakan tangisnya.

Tok.. Tok..

Suara ketukan membuat mina membergmhentikan kegiatannya dan derai air mata mina ikut terhenti. Mina mngelap air matanya dengan cepat dan menstabilkan suaranya yang terdengar sumbang.

"Ada apa?"

"Maaf, menganggu nona mina. Nyonya memanggil nona untuk datang keruangannya sekarang."

Mina menatap pintu kamarnya bewarna putih miliknya, mengapa omah memanggil dirinya?

"iya nanti aku kesana."balas mina

"Baik. Saya permisi nona"

Suara tidak terdengar kembali dari balik pintu, pekerja itu sudah pergi dari kamar mina.

Namun mengapa nyonya jovancca ingin bertemu dengannya? Ada apa? Dirinya tidak membuat kesalahan sama sekali hari ini.

Mina memejamkan matanya kemudian membukanya kembali. Dari pada dirinya dibuat penasaran mengapa dirinya tidak langsung menghadap omahnya?

Mina melangkahkan kakiny keluar dari kamarnya menuju ruangan kerja omahnya yang berada dibawah. Namun sebelumnya dirinya sudah membasuh wajahnya dan menggunakan make up natural agar wajahnya tidak terlihat seperti baru menangis.

Sampai pada pintu berwarna coklat yang begitu mengkilap, mina memegang knop pintu dengan helaan nafasnya. Mina kemudian mendorong pintu itu dan masuk kedalam ruangan milik omahnya.

"Omah, omah cari mina?"

Dengan kaca mata yang menghiasi wajah wajah yang mulai keriput itu, nyonya jovancca mendongak menatap cucu nya dengan senyumannya yang belum mina lihat. Senyuman cantik diwajah omahnya.

"Mina, aah akhirnya kamu sudah datang. Kemari."

Nyonya jovancca itu menaruh kacamatanya ditempat kacamata berwarna hitam miliknya. Mina mendekat kearah meja besar milik sang nenek.

"Ada apa omah?"

Nyonya jovancca tersenyum, senyuman yang tidak pernah diliat oleh mina sejauh ini menjadi cucu dari pengusaha jovancca.

Nyonya jovancca bangkit dari singgasananya kemudian melangkahkan kakinya berbalut hak tinggi membuat suara ketukan terdengar lembut dipendengarannya.

Nyonya jovancca memeluk mina dengan mina yang terdiam dengan perlakuan sang nenek.

"Terima kasih membuat perusahaan omah bekerja sama dengan aldinanta."

"Maksud omah?"

"Kamu akan dijodohkan dengan anak dari pak minho dan perusahaan omah dan pak minho akan bekerja sama penuh."

"Mak-maksud omah? Mi-mina gak ngerti."

Nyonya jovancca memegang kedua bahu mina kemudian tersenyum dengan senyuman cantik diwajahnya yang mulai keriput.

"Kamu akan dijodohkan dengan younghoon, temanmu. Omah harap kamu bakal terima demi perusahaan dan martabat omah."

"Young-younghoon? Younghoon aldinanta?"

Nyonya jovancca mengangguk. Ada apa ini? Apa ini sebuah mimpi? Mimpi yang membuat mina tidak mau terbangun kembali.

"Mina lagi mimpi yah omah?"

Mina tak mampu menahan senyumannya, dirinya memeluk sang nenek dengan begitu erat membuat sang nenek mengeryit bingung dengan cucunya yang cantik didepannya ini.

"Makasih omah. Makasih."

Nyonya jovancca tertawa dengan mina yang terlihat begitu senang"kenapa kamu terlihat senang? Apakah kali ini bahagia cucu omah benar-benar nyata atau hanya pura-pura?"

Mina menggelengkan kepalanya"engga omah, mina bener-bener bahagia. Makasih omah. Mina akan terima perjodohan dan akan menjaga martabat omah. Mina janji."

Nyonya jovancca tersenyum"apakah cucu omah kali ini menyukai anak dari pak minho?"

Mina yang mendengar pertanyaan sang nenek hanya bisa bersemu, omah tertawa melihat sang cucu kali ini sangat menggemaskan.

"Bagus, kamu menyukai laki-laki yang tepat, mina. Kamu harus menyukai laki-laki yang memiliki martabat dan kekuasaan yang tinggi dengan begitu hidup kamu bahagia. Omah bangga karna kamu tidak salah memilih laki-laki pilihan kamu."

Mina bahkan memeluk sang omah begitu erat dan melupakan hal tadi yang bahkan ia menangis beberapa kali. Bagai tidak terjadi sama sekali kalo beberapa menit yang lalu mina seperti orang gila.

°°°°
Pagi cerah menyambut dengan eunha yang sudah duduk dibangkunya saat ini. Dengan duduk sendiri saat ini, eunha hanya bisa menghela nafasnya dikarenakan sahabat-sahabatnya kini hanya membuang muka terhadapnya bahkan seperti tak mengenalnya.

Walaupun begitu eunha terus saja menjalani sekolahnya seperti biasanya, jangan sampai hanya gara-gara ini eunha tidak lulus sekolahnya. Dia ingin lanjut ke universitas yang ia impikan, sungguh.

Seorang pemuda duduk disampingnya membuat eunha kembali sadar akan lamunanya, cowo itu tersenyum membuat eunha ikut tersenyum.

"Ngelamun terus ha, mikir apa? Gue yah?"tanyanya.

"Kepedean!"eunwoo ikut tertawa gemas disaat eunha tertawa.

"Sebentar lagi kita ulangan terakhir, sekolah kita ngadain party buat kelulusan nanti. Lo ikut?"

Eunha tertawa"gue? Engga deh, woo. Gue gak pantes disana."

"Emang sih lo gak pantes.."eunha langsung menoleh ke arah eunwoo.

"Coba deh berangkatnya sama gue, lo pasti pantes bangeet."eunha tertawa, sungguh eunwoo sekarang tingkat pedenya melampui batas.

"Loh katawa sih? Gue ngasih saran nih. Lo kalo bareng gue ke party kelulusan pasti lo bakal cocok banget diparty itu. Kan disampingnya ada gue."

"Ya, iya tuan muda leovan malendric yang tingkat pedeee tinggiiii banget. Liat aja nanti yah, lagian masih lama juga kan? Mikirin ulangan dulu aja deh yang didepan mata. Lebih gampang."

"Gue? Gue didepan mata lo sekarang. Lo gak mikirin juga?"tanya eunwoo. Eunha diam menatap eunwoo yang sekarang menatapnya.

Sungguh, eunha belum bisa menerima cowo didepannya saat ini, dirinya masih menggantungkan perasaan eunwoo yang jelas-jelas baik padanya bahkan masih berada disampingnya saat ini. Namun terdengar suata tawa, eunha yang melamun tersadar akan tawa eunwoo. Eunha mengeryit heran kepada pemuda leovan malendric ini.

"Bercanda, ha. Serius banget sih? Kalo lo belum buka hati buat gue, gapapa. Gue bakal berjuang, ha. Jangan merasa bersalah yah?"eunwoo mengusak rambut eunha. Eunha tersenyum, dirinya tidak mau terus seperti ini, dirinya terus menerus menyakiti eunwoo dirinya merasa manusia paling buruk karna telah menyakiti eunwoo yang baik padanya.

Apakah ini akhirnya? Younghoon harus melepaskan eunha dan menerima perjodohannya dengan mina?

°°°°°

A/n : iya aku double up:))

|Kamis, 12-agutus-2021

i'm not a famous girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang