Empatbelas

199 39 0
                                    

Seorang gadis memasuki rumah megahnya dengan raut yang tak ceria tadi.

"Mina, abis dari mana kamu??"seorang wanita cukup berpakaian mewah dengan majalah ditangannya.

"Omah... Mina... Abis belajar bareng sama temen temen mina omah."

Raut oma dari terlihat datar, menatap cucunya dengan pandangan tak suka dengan jawaban cucunya itu.

"Dan kamu ngajarin mereka dengan gratis?!"

Mina menunduk takut untuk menatap omahnya, memang omahnya  terlalu keras untuk mendidiknya.

"Mina.... Mina cuman ngajarin sedikit doang kok omah, mereka semua pinter omah."mina terbata.

Omah bangun dari duduknya dan menaruh majalahnya itu. Omah mendekat kearah mina yang sedang menundukkan kepalanya.

"Omah bayar les kamu mahal dan kamu ngajarin mereka gratis?! Kamu kira uang omah itu dari mereka semua?! Jangan pernah kamu ngajarin orang lain dengan gratis mina! Mereka bakal manfaatin kamu nanti."

Mina menelan selivanya susah payah, dia bahkan menahan air matanya agar tidak keluar. Mina menatap omahnya yang berada didepannya

"Temen mina kali ini beda omah, mereka semua baik sama mina."

"Mereka semua sama! Mereka selalu memanfaatin orang pinter buat tutor mereka dengan embel embel temen. Kamu jangan lugu mina, buat apa omah ngeluarin uang banyak kalo kamu dengan gampang nerangin ke mereka dengan gratis?!"

"Omah gak mau tau! Kamu harus tetep dapet rengking satu sesekolah!"

"Om--"

"Omah bilang harus dan akan harus! Sekarang kamu berani melawan omah??"raut wajah omah berubah menjadi kesal.

"Gara gara mereka semua, kamu jadi berani melawan omah."lanjut kembali omah.

Mina meremat ponsel ditangannya. Tiba tiba saja telpon itu berdering membuat mina menghembuskan napasnya pelan.

Kling.... Kling..... Calling....~

Nada telpon dari mina terdengar membuat omah menatap ponsel itu dan merebutnya.

"Mingyu?? Kamu punya pacar?!"

Mina menggeleng dengan cepat"engga omah! Itu.... Itu temen mina!"

Omah memandang tak percaya kepada mina. Omah mengangkatnya kemudian melocspeakerkan sambungan telpon itu.

"Hallo bidadari pemilik hatiku?!! Gimana udah balik dengan selamat kan??"

"Baru aja ketemu sama lo na tapi gue udah kangen lagi nih..."

"Lo juga rindu kan sama gue? Hehehe"

"Mina?? Lo---"

Tut

"Ini yang kamu maksud dengan engga pacaran??"Tanya omah dengan ponsel  ditangannya.

"Omaah... Mina beneran gak pacaran omah!"seru mina.

"Berani sekarang pake nada tinggi sama omah?!"

Mina mengepal tangannya kuat-kuat. Dia menatap omahnya dengan tatapan tak biasanya yang teduh berubah mwnjadi tatapan kesal yang mina rasakan.

"Kalo memang temen atau pacar mina apa urusannya sama omah?! Ini hidup mina omah!! Stop! Stop terus buat mina paling tinggi omah! Mina capek terus terusan jadi yang tertinggi!! Omah buat mina dan mas minhyun sebagai alat omah biar jadi terpandang! Omah haus akan pujian!! Omah haus akan pandangan orang yang terus menatap keluarga kita keren! Tapi omah gak pernah natap kita yang sangat sangat lelah omah!! OMAH STOP BUAT KITA JADI PELIHARAAN OMAH UNTUK DAPET PUJIAN ORANG LAIN!!!"

PLAK

Mina terdiam dengan tangan memegang pipinya yabg terasa panas. Mina tidak bisa membendungnya lagi, mina menangis. Dia baru kali ini menerima tamparan dari omahnya

"BERANI KAMU SEKARANG NASEHATIN OMAH?! BERANI SEKARANG KAMU BILANG OMAH HAUS PUJIAN?! MEMANG SIAPA YANG SELAMA INI KASIH KAMU MAKAN SELAIN OMAH?!"

"ORANG TUA KAMU MEMANG PERNAH SEBAIK OMAH?! OMAH KASIH KAMU DAN MINHYUN TEMPAT TINGGAL, SEKOLAH, MAKAN. KAMU BILANG OMAH JADIIN KAMU PRLIHARAAN??? KAMU MEMANG SAMA SEPERTI IBUMU! TIDAK PERNAH BERTERIMA KASIH PADA SAYA."

"masuk kedalam dan belajar. Omah akan pegang handphone kamu untuk seminggu kedepan."

Mina menatap kesal, marah ke omahnya itu kemudian langsung bergegas berlari menaiki tangga untuk menuju kamarnya.






••••




"Makasih, gue beneran ganti nanti, woo."ujar eunha dengan menatap eunwoo dan berjalan pelan untuk menikmati semilir angin.

"Gak perlu."

Eunha berdecih pelan"oh ya gue lupa, gue lagi bareng sama keluarga kaya di indonesia."

Eunwoo tertawa"Keluarga gue, bukan gue."

"Lo juga bagian keluarga leovan malendric jadi gak mungkin lo gak kaya."

"Oke gue skak."eunha tertawa membuat eunwoo juga tertawa.

Mereka kembali berjalan dengan dengan obrolan ringan. Namun suara lapar dari perut eunha membuat mereka berhenti.

Krukkkk...

"Pfft.."

Eunha memejamkan matanya dengan amat malu, karna itu adalah suara perutnya yang lapar. Bahkan eunwoo menahan tawanya.

"Lo laper?? Pantes rese."

"Siapa yang rese?! Gue sama sekali gak rese yah!. Lo belum makan malem kan?? Gimana kalo makan dulu?? Gue traktir deh."kata eunha

"Beneran traktir gue??"goda eunwoo.

"Kok lo yang sekarang rese?! Gue beneran tratir lo!"

Eunwoo mengangguk angguk mengerti"oke, oke. Mau traktir gue dimana??"

"Traktir lo yang gak makan duit banyak. Tapi sebelum itu gue mau ngambil uang diminimarket."eunha melangkahkan kakinya namun eunwoo menahan tangannya.

Eunwoo membuka jaketnya kemudian menaruh dipundak eunha yang kecil itu"udah malem, lo makin sakit nanti."

Eunha tersenyum"makasih, woo."setelahnya mereka kembali berjalan menuju minimarket. Untuk mengambil uang 57 ribu direkening banknya

 Untuk mengambil uang 57 ribu direkening banknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
i'm not a famous girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang