Mew baru saja merebahkan tubuhnya di kasur kamar tamu di rumah Art. Setelah menonton tadi, Mew dan Art langsung pulang karena waktu sudah mulai larut malam. Mew merasa tubuhnya sangat lelah dan juga ia merasa ada yang terlupakan olehnya."Apa ya?" gumamanya dengan mata yang tertutup.
Mew mencoba mengingat hal apa yang terlupakan oleh dia. Mew terdiam begitu ingat apa yang dia lupakan.
Gulf.
Ya, pacarnya. Mew lupa tidak mengecek kursi belakang. Karena begitu film selesai, Mew dan Art bergegas pulang.
Dengan tergesa Mew mengambil ponselnya kemudian mencoba menghubungi Gulf. Ini hal langka, serius. Ditambah wajah Mew yang kentara sekali bahwa dia sedang khawatir.
Karena Gulf tidak suka kegelapan dan kesunyian. Faktanya memang seperti itu dan Mew memang tahu.
"Ah sial," umpatnya saat nomor telfon Gulf tidak aktif.
Saat akan menghubungi Gulf lagi, Mew terdiam. Untuk apa dia seperti ini? Mew sudah berjanji tidak akan berperilaku baik kepada Gulf.
"Apa yang terjadi denganku?" Mew menggerutu. "Sial."
Ponselnya berbunyi menunjukkan notifikasi telfon. Buru-buru Mew melihatnya errrr sedikit berharap bahwa itu telfon dari Gulf. Tapi ternyata bukan, melainkan dari Off, sahabat sekaligus rekan kerjanya.
"Halo," sapanya.
"Bar Klasik bro, sekarang," ujar Off di seberang sana.
Mew melirik jam tangannya kemudian menjawab, "Skip, saya baru pulang dari mall."
"Cie nge date nii sama baby Kana," goda Off.
"Ck, nggak. Kalau tidak ada yang penting lagi, saya matiin telfonnya."
"Come on lah bro, hiburan di sini. Udah lama ga ketemu kita." Off masih memaksa supaya Mew datang ke Bar Klasik.
"Tidak."
Lalu Mew memutuskan panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Off. Karena saat ini moodnya sedang kurang baik. Jadi dia lebih memilih untuk bersitirahat.
Sedikit penjelasan, Off itu teman satu angkatannya dulu. Mereka sudah kenal sejak zaman seragam putih biru. Selain menjadi teman sekelas, bahkan teman sebangku faktor lain yang membuat mereka berdua dekat itu karena rumahnya yang berhadapan.
Off juga memiliki teman dekat selain Mew yang membuat teman dekat Off menjadi teman dekat Mew juga. Tawan atau biasa dipanggil Tay juga berteman dengan Mew karena saat di dunia perkuliahan dulu Tay satu fakultas dengan Off. Bahkan sampai saat ini mereka bertiga sudah seperti saudara.
"Lebih baik aku mandi."
Mew pergi ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya.
---
Pukul dua malam Mew terbangun karena suara notifikasi di ponselnya. Siapa yang berani menelfon nya tengah malam seperti ini?
"Apasih saya lagi tidur," tembaknya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Sorry, lo bisa ke sini? Pacar lo mabuk parah, udah tepar malah."
Mew melihat ponselnya, Off yang menelfon. Dan apa katanya, Gulf ada di sana? Itu hal yang sangat tidak mungkin. Seseorang yang polos dan manja seperti Gulf tidak akan mungkin pergi ke bar apalagi sampai mabuk seperti itu.
"Ga usah nyari alesan supaya saya pergi ke sana. Ini pukul dua dan besok saya ada jadwal meeting," ucapnya.
Tidak ada jawaban. Hanya terdengar suara musik yang berdentum. Saat Mew hendak menutup panggilannya, suara seseorang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please [END]
FanfictionGulf mencintai Mew. Sedangkan Mew masih mencintai masa lalunya. Mulutnya memang berkata tidak apa-apa, namun hati Gulf sangat terluka. Jika mencintai Mew ternyata akan se-menyakitkan ini, dari awal Gulf tidak akan pernah menerima. --- Enjoy with...