HMP 25

13K 1K 64
                                    


Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Setelah seharian tadi Gulf menghabiskan waktu bersama New, Gun dan Arm. Kini Gulf tengah duduk di kursi balkon apartemen Arm sendirian.

Gun dan New sudah pulang sejak tadi. New menawarkan diri untuk mengantarkan Gulf pulang yang langsung Gulf tolak. Dia masih ingin menikmati waktunya dengan Arm, sudah cukup lama mereka tidak berbincang berdua.

"Kenapa enggak masuk?" tanya Arm seraya duduk di sebelah Gulf dan menyimpan segelas susu coklat panas.

"Aku masih ingin di sini, Phi."

"Mau cerita?"

Gulf terdiam, kemudian mengangguk. "Phi Arm sudah tahu Phi Kao kemarin datang kepadaku?"

"Sudah. Mew memberitahu Phi."

"Phi Mew?" tanya Gulf sembari menolehkan kepalanya ke arah Arm. Arm mengangguk sebagai jawaban.

"Phi berharap Mew benar-benar sudah berubah. Terlebih setelah mengetahui tadi kamu berciuman dengannya," kata Arm.

Ah Gulf jadi teringat respon teman-temannya tadi setelah Gulf memberi tahu perihal ciuman. Gun dan New dengan keponya langsung menanyai Gulf banyak hal, seperti ;

Phi Mew tidak memaksa, 'kan?

Bukan kamu yang memulai, 'kan?

Atau, CEO itu sedang tidak membayangkan orang lain saat menciummu, 'kan?

Yang langsung Gulf jawab tidak dengan tegas. Gulf juga sudah menceritakan tentang perubahan dalam diri Mew yang membuat Gulf bahagia. Mew yang menjadi lembut, Mew yang menjadi perhatian, semua Gulf ceritakan dengan mata berbinar. Gun, New dan Arm yang melihat itu pun ikut bahagia. Dan mereka berharap senyum bahagia itu akan terus terukir di wajah manis Gulf.

"Kana?" panggil Arm.

"Ya Phi?"

"Mau cerita? Phi tahu walaupun kamu bahagia, tapi sorot matamu enggak bisa bohong. Pasti ada yang kamu pikirkan."

Gulf menghela nafasnya sebelum mulai menceritakan awal pertemuannya kembali dengan Kao. Tentang kejadian di Villa, tentang keresahan dan kecemasan Gulf setelah pulang dari sana.

"Kao melakukan itu semua? Sorry, maksud Phi, Kao benar-benar bertingkah seolah sengaja memperlihatkan hal yang membuatmu trauma?"

"Iya Phi, aku, aku jadi takut," ujar Gulf murung.

Arm menghela nafas lalu beranjak dan membawa Gulf ke dalam pelukannya. Dia menjadi khawatir trauma yang Gulf alami akan semakin parah, terlebih setelah kejadian Pavel waktu itu. Arm juga tahu, terkadang Gulf mengalami delusi yang berakhir dia menyakiti dirinya sendiri.

Walaupun sudah ada Mew yang bisa menjaga Gulf, Arm belum bisa percaya sepenuh itu. Mengingat butuh waktu lama untuk Gulf berjuang.

"Kana tidak usah khawatir ya, Phi akan selalu menjaga kamu. Kalau kamu takut, langsung hubungi Phi. Jangan ragu ya?"

Dalam pelukan Arm, Gulf mengangguk meng-iyakan. "Iya Phi, terima kasih selalu menjagaku," ucap Gulf pelan.

"Tidak masalah, kamu itu sudah Phi anggap sebagai Adik."

Gulf melepaskan pelukannya lalu bertanya. "Phi, kabar Ayah bagaimana? Aku sudah lama tidak menghubunginya, Phi Mew bilang Ayah sedang pergi ke luar negeri."

"Iya Kana, Ayahmu sedang sibuk. Tidak usah khawatir ya? Ayahmu pasti baik-baik saja dan juga pasti merindukan kamu."

"Iya Phi. Kalau gitu aku pulang sekarang ya."

Hug Me Please [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang