Dua tahun sudah berlalu.Setelah dimana kebenaran terungkap, Mew masih berada dalam kubangan penyesalan. Gulf menghilang bersamaan dengan Arm. Mew mendapat kabar bahwa Gulf sudah meninggal, tapi Mew tidak ingin percaya. Dia masih percaya bahwa Gulf masih ada.
Kao dan Bunda Gulf sudah Mew jebloskan ke dalam penjara satu tahun yang lalu. Mew dengan mudah mendapatkan semua bukti-bukti kejahatan Kao.
Mew benar-benar tidak percaya dengan semua kejahatan yang sudah Kao lakukan. Penculikan, narkoba, percobaan pembunuhan bahkan Kao sudah melakukan pemerkosaan.
Pavel pun sama, dia mengamuk kepada Kao karena telah menyakiti Gulf. Dalam perjanjian mereka, Gulf tidak akan dibuat terluka. Tapi nyatanya, Gulf bahkan sudah tidak ada.
"Mew lo jangan terlalu keras bekerja," peringat Off membuat lamunan Mew buyar.
Off menatap miris kepada sahabatnya. Mew seperti orang yang tidak terurus. Berat badannya bahkan menurun dengan drastis. Mew benar-benar kehilangan separuh kehidupannya.
Dua tahun yang lalu Mew mendatangi rumah Gulf dan dia harus kembali merasa sesak saat rumah itu sudah hancur tidak tersisa.
"Kana baik-baik aja, 'kan Off?"
"Off jawab gue!"
Mew mengguncangkan badan Off saat melihat rumah di hadapannya. Rumah itu benar-benar hancur. Tapi Mew berharap Gulf masih bisa diselamatkan.
Setelah mencari-cari Gulf yang tetap tidak ditemukan, Mew segera menuju ke apartemen Arm. Sesampainya di sana, Mew menggedor pintu apartemennya tapi tidak ada jawaban.
"ARM BUKA PINTUNYA!"
"ARM!"
Off menghentikan Mew saat dirasa Mew mulai menggila. Mew benar-benar menangis sekarang, dia takut tidak bisa bertemu lagi dengan Gulf.
"Mew lo harus tenang dulu!"
"Lo pikir gue bisa tenang disaat semua masalah yang terjadi itu penyebabnya gue hah?" sentaknya.
"Tapi kalau lo gini, lo hanya menunjukkan kekalahan!"
Tubuh Mew merosot ke bawah matanya yang tadi memerah kini berganti menjadi menangis. "Gue emang kalah Off," lirihnya.
Off menghela nafas dan membiarkan Mew menangis dengan segala penyesalannya. Dia memang sempat kesal kepada Mew tentang bagaimana perlakuannya kepada Gulf. Tapi, bagaimana pun juga Mew sudah dianggap seperti saudara olehnya dan dia tentunya tidak akan diam saja.
"Lo harus pulang dulu. Ini udah hampir pagi dan lo belum tidur sama sekali. Kita bisa lanjutin mencari Gulf nanti," ujar Off.
"Gue pengen ketemu dia sekarang."
"Percaya sama gue, lo enggak bakal dapet titik terang tentang Gulf kalau perasaan lo masih kacau seperti sekarang."
Akhirnya Mew bangkit dan menuruti apa kata Off. Sekarang dia pulang ke apartemennya, di sana dia kembali menangis kala mengingat bagaimana suasana ketika Gulf menginap bersamanya.
"Lo duduk aja, gue udah suruh Tay ke sini."
Mew mengangguk dengan wajah yang sendu. "Lo mau kemana?"
"Tanya Gun."
Tanpa menunggu respon Mew, Off segera keluar dari apartemen Mew dan melakukan panggilan kepada Gun.
"Halo Gun."
"Ya Papi kenapa?" tanyanya dengan suara serak.
"Kamu, tahu dimana Gulf?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please [END]
FanfictionGulf mencintai Mew. Sedangkan Mew masih mencintai masa lalunya. Mulutnya memang berkata tidak apa-apa, namun hati Gulf sangat terluka. Jika mencintai Mew ternyata akan se-menyakitkan ini, dari awal Gulf tidak akan pernah menerima. --- Enjoy with...